Sukses

6 Pahlawan Indonesia yang Hilang dan Keberadaan Jasadnya Masih Misterius

Dalam nama tokoh-tokoh penting yang ikut serta dan berperan dalam perjuangan bangsa Indonesia, terselip beberapa tokoh dan pahlawan yang hilang secara misterius.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sejarah bangsa Indonesia, terdapat nama tokoh-tokoh penting yang ikut serta dan berperan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Dari nama-nama itu terselip beberapa tokoh dan pahlawan Indonesia yang hilang secara misterius.

Dilansir dari Museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, Kamis (10/11/2022), sebagian dari nama-nama ini diketahui telah tewas dalam pertempuran, namun makamnya tak diketahui di mana. Sementara itu, sebagian yang lainnya benar-benar menghilang tanpa jejak seperti ditelan Bumi.

Oleh karena itu, ketahui nama-nama pahlawan yang hilang atau jasadnya belum ditemukan.

1. Otto Iskandar dinata                       

Otto Iskandar Dinata adalah salah satu pahlawan Indonesia, yang ikut serta dan terlibat dalam pembentukan panitian persiapan kemerdekaan Indonesia.

Pahlawan bergelar si Jalak Harupat ini merupakan anggota BPUPKI dan menjadi salah satu menteri negara pertama yang dimiliki oleh Indonesia, bersama dengan nama-nama seperti Wahid Hasyim dan A.A Maramis. 

Nahas, setelah menjabat menteri negara yang mengurusi badan keamanan rakyat pada Kabinet Pertama Presiden Soekarno, Otto Iskandardinata diculik.

Diperkirakan pada 20 Desember 1945, Otto Iskandardinata dihabisi di Pantai Mauk, Banten oleh Laskar Hitam yang tak puas dengan kebijakan penyatuan mantan anggota Peta bentukan Jepang dengan bekas prajurit KNIL bentukan Belanda.

2. Moewardi

Dr. Moewardi adalah salah seorang tokoh perjuangan kemerdekaan yang juga turut serta dalam persiapan pembacaan teks Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dr. Moewardi dilahirkan di Jawa Tengah tahun 1907. Dalam kariernya, ia mendirikan sekolah kedokteran dan membantu rakyat dalam perjuangan melawan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang merupakan front yang menjadi underbow Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pada peristiwa Madiun, Dr. Moewardi dikabarkan diculik saat sedang menjalankan tugasnya sebagai dokter di Rumah Sakit Jebres, Solo, pada 13 Sepetember 1948. Sejak saat itu Dr. Moewardi dinyatakan menghilang. Tak ada yang tahu apa yang terjadi pada Dr. Moewardi, bahkan jasadnya tak pernah ditemukan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Soeprijadi

Soeprijadi berpangkat Sodancho atau komandan platon merupakan pahlawan nasional yang dikenal karena keterlibatannya pada pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap kependudukan Jepang di Blitar. 

Melihat penderitaan para pekerja di bawah sistem kerja paksa yang tak manusiawi, mendorong Soeprijadi memimpin pasukan untuk melakukan pemberontakan. Peristiwa itu pun terjadi pada 14 Februari 1945. Namun, malangnya pemberontakan itu berhasil digagalkan Jepang yang segera menghukum mati sekitar 8 orang pentolannya. Namun Soeprijadi dikabarkan selamat dan berhasil melarikan diri.

Pada 6 Oktober 1945, Soeprijadi ditunjuk sebagai menteri keamanan rakyat, namun ia tak pernah muncul. Ia menghilang begitu saja dan keberadaannya masih menyimpan misteri hingga kini. Pada 9 Agustus 1975, namanya resmi dicatat sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.

3 dari 4 halaman

4. Laksamana Madya TNI (Ant) Yosaphat Soedarso

Namanya lebih dikenal sebagai Komodor Yos Sudarso, yang gugur bersama KRI Macan Tutul dalam peristiwa pertempuran Laut Aru pada 15 Januari 1962, setelah ditembak kapal patrol Hr Ms Eversten milik Belanda pada masa kampanye Trikora.

Namun, jasad Kepala Staf Angkatan Laut TNI kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, 24 November 1925 ini tidak pernah lagi ditemukan. Kini namanya diabadikan menjadi nama KRI dan pulau, selain pahlawan nasional.

5. Wikana

Wikana boleh jadi adalah salah satu tokoh yang seringkali terlupakan. Padahal dirinya adalah salah satu tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia. Wikana adalah tokoh pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta pada peristiwa Rengasdengklok untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dirinya adalah orang yang mengatur pembacaan teks proklamasi di Pegangsaan.

Setelah kemerdekaan, ia aktif dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), tetapi dalam pemerintahan ia menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada kabinet Amir Sjarifuddin. Pada peristiwa Madiun 1948 setelah lengser dari jabatan menteri, ia dianggap melakukan pembrontakan dan menjadi kejaran tentara. 

Pada akhir September 1965, di mana terjadi pembunuhan perwira Angkatan Darat, nasib Wikana tak pernah terdengar lagi. Ia menghilang begitu saja dan nasibnya tak diketahui.

4 dari 4 halaman

6. Pattimura

Orang-orang lebih mengenalnya dengan panggilan Pattimura, namun nama sebenarnya adalah Thomas Matulessy. Pattimura adalah salah satu pahlawan yang diabadikan dalam salah satu mata uang Republik Indonesia, dia menjadi ikon di uang seribu rupiah. Gelar Kapitan itu bukan gelar ketentaraan tapi gelar di dalam tatanan pemerintahan raja di Maluku.

Pattimura dilahirkan di pulau Saparua, Maluku, pada 8 Juni 1783. Saat ia berusia 34 tahun ia menjadi panglima perang untuk mengusir Belanda, yang masuk kembali menjajah tanah Maluku.

Pada tahun 1816, Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda, lalu Belanda dengan VOC-nya kemudian berlaku semena-mena kepada rakyat Maluku. Rakyat Maluku pun melawan penjajah itu di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.

Pertempuran pun terjadi sepanjang tahun 1817, namun pada akhirnya Pattimura ditangkap dan digantung di Ambon pada 16 Desember 1817. Hingga kini tidak ada yang tahu di mana Kapitan asal Maluku ini dimakamkan.

Ada beberapa sumber yang menyebutkan Pattimura meninggal terus jasadnya memang dibuang ke sebuah tempat pengasingan di Maluku dan digantung di Benteng Victoria. Dia, dibuang ke daerah Pulau Buru atau Pulau Tiga. Jadi jasadnya kemungkinan besar ada di sana. Pulau Buru ini memang jadi favorit Belanda untuk membuang orang-orang Indonesia yang "memberontak."

Pattimura itu bukanlah orang biasa. Banyak yang menyangka dia orang biasa yang hanya jago perang. Sebetulnya, ketika Inggris berkuasa, Pattimura sudah masuk militer. Pangkat terakhir Pattimura sebelum sebelum gugur adalah mayor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.