Sukses

Deretan Fakta yang Terjadi Pascagempa dan Tsunami Palu

Bencana alam yang melanda kota Palu dan Donggala mengakibatkan berbagai peristiwa baru pascagempa dan tsunami berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan 7.4 skala Richter (SR) mengguncang Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat (28/9/2018). Guncangan gempa yang terjadi kemudian disusul dengan gelombang pasang setinggi 2-6 meter dengan kecepatan 200-400 km/jam.

Berdasarkan laporan terbaru, bencana alam tersebut menelan sebanyak 832 korban jiwa dan masih diperkirakan akan bertambah lagi karena proses evakuasi masih terus berjalan.

Berikut lima peristiwa yang terjadi pascagempa-tsunami terjadi.

1. Ratusan narapidana Kota Palu dan Donggala kabur

Sebanyak 560 narapidana kabur setelah terjadinya gempa dan tsunami di Palu dan sekitarnya. Seluruh bangunan rutan roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,4 yang mengguncang Palu pada Jumat (28/9/2018).

Kepala Lapas Kelas II A Kota Palu, Andhi Yan Ricoh, memberikan keterangan bahwa suasana di lapas menjadi ricuh ditambah aliran listrik mati dan kondisi berubah menjadi gelap gulita, sehingga pihak penjaga lapas tak mampu mencegah para narapidana itu kabur.

Tak hanya itu, para narapidana di Rutan Kelas II B Donggala pun mengamuk dan membakar bangunan rutan ketika tuntutan tidak dipenuhi oleh petugas. Tak sedikit dari mereka akhirnya kabur dari rutan untuk menemui sanak keluarga.

Akibat terputusnya akses informasi di Kota Palu, kondisi yang terjadi di lapas pun belum sampai untuk dilaporkan ke pusat. Pihak lapas masih fokus dan berupaya untuk mengurus narapidana yang menjadi korban gempa.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Warga lakukan ambil barang di SPBU dan minimarket

Setelah gempa dan tsunami terjadi, banyak warga yang sulit mendapatkan akses untuk berkomunikasi dan makan.

Situasi tersebut diperparah dengan kondisi mati listrik total di seluruh kota. Akibatnya, banyak warga berkumpul dan menaiki truk tangki untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menyalurkannya kepada warga lainnya.

Puing-puing bangunan runtuh pun menjadi pemandangan yang tak asing lagi di Palu, menyebabkan mereka kesulitan mencari akses untuk makan dan mendapatkan air bersih.

Hal ini menjadi kesempatan bagi warga untuk mengambil barang beberapa minimarket yang tersebar di Palu agar mendapatkan makanan dan minuman layak konsumsi.

Keputusan pemerintah pun diturunkan dengan mengizinkan warga korban gempatsunami Palu untuk mengambil barang di minimarket yang ada di sana dan barang-barang tersebut akan dibayar oleh pemerintah.

Keputusan ini diambil karena banyak warga kesulitan mendapatkan makanan dan minuman, sedangkan bantuan pun belum banyak datang.

3 dari 5 halaman

3. Jembatan kuning Ponulele, ikon Kota Palu, ambruk

Tak hanya mati listrik, banyak fasilitas publik mengalami kerusakan berat akibat guncangan gempa dan tsunami yang terjadi. Salah satu bangunan yang mengalami rusak parah adalah jembatan kuning Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu.

Jembatan ini terletak di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei 2006. Jembatan yang menghubungkan antara Palu Barat dan Palu Timur kini tidak dapat difungsikan kembali.

4 dari 5 halaman

4. Petugas Airnav Palu meninggal

Sesaat setelah menjalankan tugasnya saat terjadi gempa di Palu, seorang petugas pelayanan navigasi penerbangan, Anthonius Gunawan Agung, meninggal dunia. Pada saat gempa sedang terjadi, Anthonius tetap menjalankan kewajibannya untuk mengontrol Batik Air terbang dengan selamat.

Namun, menara kontrol Bandara Mutiara Sis Al Jufri tiba-tiba ambruk dan Anthonius pun langsung melompat dari menara, mengakibatkan Anthonius kehilangan nyawanya.

Banyak ucapan belasungkawa datang dari warganet. Tagar #RIPAgung pun viral di berbagai media sosial. Mereka menganggap bahwa Anthonius sudah sangat berjasa sampai rela mengorbankan nyawanya demi kepentingan orang banyak.

5 dari 5 halaman

5. Korban gempa-tsunami dimakamkan massal

Korban tewas akibat peristiwa bencana alam ini akan dimakamkan secara massal. Berdasarkan hasil evakuasi yang dilakukan oleh tim Basarnas dan tim SAR gabungan, diperkirakan sebanyak 50 hingga 60 orang tertimbun di Hotel Roa-Roa Kota Palu.

Korban akan segera dimakamkan secara massal setelah dilakukan identifikasi identitas korban dan juga atas pertimbangan kesehatan korban-korban lainnya.

Proses evakuasi dan pencarian korban terbilang masih mengalami banyak kendala karena padamnya listrik dan keterbatasan alat berat yang ada di sana. 

Penulis:

Immanuela Harlita Josephine

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.