Sukses

Catat, 10 Panduan Cegah Misinformasi dengan Teknik Prebunking

Mencegah, bukan mengobati, mungkin merupakan cara yang lebih efektif untuk memerangi misinformasi agar tidak menyebar sama sekali daripada mencoba menyanggahnya ketika sudah tersebar.

Liputan6.com, Jakarta - Mencegah, bukan mengobati, mungkin merupakan cara yang lebih efektif untuk memerangi misinformasi agar tidak menyebar sama sekali daripada mencoba menyanggahnya ketika sudah tersebar.

Penyanggahan misinformasi (debunking) tidak dapat menyebar secepat dan seluas misinformasi. Penelitian menunjukkan, misinformasi dapat memengaruhi pemikiran seseorang.

Jadi ketika seseorang menerima sebuah misinformasi, biasanya akan kesulitan menghapus informasi tersebut dan memperdebatkannya di dalam otak. Bahkan ketika telah diberitahu fakta sebenarnya dari informasi yang salah tersebut.

Jadi, ada baiknya kita belajar dari dunia kedokteran yang memiliki prinsip mencegah lebih baik dari pada mengobati, karena mungkin menjadi cara yang lebih efektif untuk memerangi misinformasi. Hal ini disebut dengan teknik prebunking.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Bagaimana Prebunking Bekerja?

Sama seperti vaksin yang melatih respons kekebalan tubuh terhadap virus, maka seseorang perlu mengetahui lebih banyak misinformasi agar dapat membantu menepisnya ketika melihat dan mendapatkan informasi yang serupa.

Ini dapat dijadikan gagasan untuk menginokulasi atau menyuntikkan misinformasi pada masyarakat, sehingga mereka akan lebih siap untuk mengenali dan mempertayakan kebenaran informasi tersebut.

Pengenalan misinformasi dapat dilakukan dengan cara-cara yang seru, seperti news game “Go Viral” yang menempatkan pemain pada posisi pelaku kejahatan.

Menurut studi yang dilakukan oleh Jon Roozenbeek & Sander van der Linden, ditemukan bahwa fake news game (permainan berita palsu) memberikan perlawanan psikologis terhadap misinformasi di dunia maya. Misalnya bermain “Go Viral” selama lima menit, maka dapat mengurangi kerentanan terhadap misinformasi hingga tiga bulan.

3 dari 5 halaman

Bagaimana Cara Melakukan Prebunking?

Prebunking merupakan proses menyanggah kebohongan, taktik, atau sumber sebelum menyerang. Teknik ini bisa dilakukan dengan cepat dan murah oleh reporter, pemeriksa fakta, pemerintah, dan pihak lainnya.

Prebunking bukan sekedar mengoreksi sebuah fakta, namun bersifat memberdayakan yang intinya adalah membangun kepercayaan masyarakat. Prebunking yang baik, akan menjawab kekhawatiran masyarakat dengan membicarakan suatu pengalaman dan mendorong mereka untuk membagikan pengetahuan tersebut. 

Ada tiga jenis prebunking yang utama:

  • Berbasis fakta: mengoreksi klaim atau narasi yang salah secara spesifik
  • Berbasis logika: menjelaskan taktik yang digunakan untuk memanipulasi
  • Berbasis sumber: menunjukkan sumber informasi yang buruk

Prebunking yang ideal akan menggabungkan "fakta dan logika sehingga orang dapat memahami fakta, tetapi juga dapat melihat upaya untuk memutarbalikkan fakta."

Penelitian yang dilakukan oleh Stephan Lewandowsky, Ullrich KH Ecker pada tahun 2017 lalu, telah menunjukkan bahwa pendekatan berbasis logika memiliki manfaat yang luas. Jika seseorang mengajari orang lain untuk mengenali taktik misinformasi, mereka dapat menemukannya lebih sering daripada klaim individu.

4 dari 5 halaman

10 Panduan Prebunking

Dilansir dari Fistdraftnews.com, terdapat 10 panduan atau tips untuk melakukan prebuking, yaitu:

  • Cari tahu informasi apa yang dibutuhkan orang: Kita perlu mengantisipasi pertanyaan masyarakat. Jangan disamakan dengan pertanyaan kita, tapi gunakanlah alat google trends untuk mencari tahu pertanyaan atau isu apa yang sedang tren.
  • Pilihlah contoh dengan hati-hati: Beberapa rumor muncul lagi dan lagi, dan pasti akan muncul kembali. Maka dari itu, fokuslah pada 2 hal, yaitu: 1) fokus pada sebuah klaim ketika ada kemungkinan ada kerentanan utama, seperti tepat sebelum pemilihan umum; 2) Fokus pada taktik jika Anda ingin membangun ketahanan yang lebih umum terhadap disinformasi. Misalnya taktik berupa penggunaan “pakar/ahli” palsu untuk mendukung kebohongan atau penggunaan bahasa emosional untuk memanipulasi masyarakat.
  • Wrap it in truth: Memprioritaskan kebenaran. Jelaskan fakta-fakta atau peringatan yang jelas bagaimana sebuah informasi dimanipulasi. Truth sandwich dapat dilakukan dalam hal ini. Berikut ini ilustrasi dari truth sandwich:
  • Peringatkan audiens: Sebelum mengulangi mitos tersebut, peringatkan audiens bahwa orang-orang mencoba memanipulasi kita dan mengapa. Hal ini akan meningkatkan kewaspadaan orang-orang, meningkatkan ketahanan mental mereka terhadap informasi yang salah.
  • Tambahkan beberapa detail: Sampaikan beberapa alasan mengapa sesuatu itu salah. Hal ini membantu meningkatkan kepercayaan, dan membekali orang-orang dengan argumen tandingan yang dapat mereka gunakan untuk menyanggah klaim ketika mereka menemukannya.
  • Jelaskan taktik yang sering dimainkan: Jika mengoreksi klaim yang salah, ingatkan audiens bahwa taktik ini tidak hanya berlaku untuk contoh ini. Gunakan klaim palsu sebagai contoh pengajaran untuk membantu audiens mengenali taktik atau strategi yang digunakan untuk memanipulasi.
  • Jelaskan bagaimana, apa yang diketahui dan yang belum: Menjelaskan bagaimana informasi tersebut didapatkan dan apa yang diketahui sehingga membangun kepercayaan. Selain itu juga membantu menyelesaikan konflik antara fakta dan mitos dan memberikan alat kepada audiens untuk menolak klaim di masa depan. Menjelaskan apa yang belum kita ketahui akan membantu memperingatkan audiens bahwa fakta-fakta yang ada bisa saja berubah seiring dengan perkembangannya. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan fokus pada konsensus: Ingatkan orang-orang tentang apa yang disepakati oleh para ahli dan alasannya.
  • Keep it simple: informasi prebunking yang ingin disebarkan perlu dikemas sederhana agar mudah dibaca dan diingat oleh audiens, salah satunya bisa dalam bentuk infografis.
  • Make them shareable: Buatlah konten prebunking yang “shareable” agar banyak yang dapat mengakses dan mendapatkan informasi tersebut.
  • Cari audiens dan Publikasikan: Prebunking yang sukses akan bergabung dan terintegrasi dalam ruang dan platform online di mana audiens Anda sudah menghabiskan waktu.
5 dari 5 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini