Sukses

Kumpulan Hoaks Seputar Vaksin AstraZeneca, dari Cacar Monyet sampai Bikin Anak Meninggal Dunia saat Uji Klinis

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin AstraZeneca.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks seputar vaksin AstraZeneca terus beredar di media sosial, informasi palsu tersebut dibagikan dengan beragam sajian yang dapat menimbulkan kekhawatiran.

Agar tidak menjadi korban hoaks seputar vaksin AstraZeneca, sebaiknya kita memastikan kebenaran informasi yang didapat terlebih dahulu. Sehingga kerugian akbat mempercayai hoaks dapat terhindari.

Untuk memudahkan masyarakat membedakan informasi yang didapat hoaks atau benar, Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar vaksin AstraZeneca.

Berikut kumpulan hoaks seputar vaksin AstraZeneca.

 

1.  Kandungan Adenovirus Simpanse di Vaksin AstraZeneca Sebabkan Cacar Monyet

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim cacar monyet disebabkan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena mengandung adenovirus simpanse. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook pada 11 Juni.

Klaim cacar monyet disebabkan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena mengandung adenovirus simpanse berupa foto tulisan yang mengulas vaksin AstraZeneca dan pada tulisan "chimpanzee adenovirus" ditandai dengan lingkaran merah.

Unggahan foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Mengingat cacar monyet, orang-orang ingat bahwa va*sin anti-coronavirus AstroZeneca mengandung adenovirus simpanse"

Benarkah klaim cacar monyet disebabkan vaksin Covid-19 AstraZeneca karena mengandung adenovirus simpanse? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Justin Bieber Menyesal Divaksin Akan Menuntut Astrazeneca dan Pfizer

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pernyataan Justin Bieber  menyesal divaksin dan akan menuntut Astrazeneca dan Pfizer. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 21 Juni 2022.

Unggahan klaim Justin Bieber menyesal divaksin dan akan menuntut Astrazeneca dan Pfizer berupa tangkapan layar unggahan Twitter yang terdapat tulisan sebagai berikut.

"Yuhuuyyy Justin Beiber menyesal suntik micin Pfizer dan dia mau menuntut Pfizer"

Dalam tanggakapan layar tersebut juga terdapat tangkapan layar artikel BeritaSubang.com berjudul "Cek Fakta, Justin Bieber Sebut Kelumpuhan Wajah Akibat Vaksin Covid-19".

Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Sudah Tidak Terhitung lagi Korban dari Vaksin Setan itu.Tapi kali ini yang jadi Korbannya adalah Artis Dunia, Justin Bieber.Justin Bieber mengatakan "Menyesal Menerima Vaksin, dan akan Menuntut Perusahaan Astrazeneca"."

Benarkah klaim Justin Bieber menyesal divaksin dan akan menuntut Astrazeneca dan Pfizer? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini.

3 dari 4 halaman

Hoaks Berikutnya

3. Vaksin Covid-19 AstraZeneca Dibuat Sejak Tahun 2018

Beredar di media sosial postingan berisi gambar kardus kemasan vaksin covid-19 buatan AstraZeneca yang diklaim sudah dibuat pada tahun 2018. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Hurshida Yuldasheva. Dia mengunggahnya di Facebook pada 29 Juli 2021.

Dalam postingannya terdapat gambar kardus kemasan vaksin covid-19 AstraZeneca. Di sisi kardus kemasan itu terdapat tulisan "2018.07.15"

akun tersebut menambahkan narasi:

"Kotak vaksin AstraZeneca Covid-19 tanggal rilis 15/07/2018. Covid-19 diluncurkan pada akhir 2019.

Vaksin AstraZeneca Covid-19, box isi 10 botol. Bagi yang tidak bisa melihatnya, tanggal produksinya adalah 15/7/2018 (15 Juli 2018)."

Lalu benarkah postingan gambar yang mengklaim vaksin covid-19 AstraZeneca dibuat pada 15 Juli 2018? Simak dalam artikel berikut ini...

 

4. AstraZeneca Hentikan Uji Klinis Vaksin Covid-19 karena Ada Anak yang Meninggal Dunia

Beredar di media sosial postingan terkait AstraZeneca yang menghentikan uji klinis vaksin covid-19 karena ada anak yang meninggal dunia. Postingan itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu akun yang mempostingnya bernama Kylie Downing. Dia mempostingnya di Facebook pada 12 April 2021.

Dalam postingannya terdapat cuplikan artikel berjudul "Children in Oxford died after AstraZeneca administration" atau dalam Bahasa Indonesia "Anak-anak di Oxford meninggal setelah administrasi AstraZeneca"

Selain itu terdapat juga narasi: "In Oxford, researchers have started testing the AstraZeneca vaccine in children…Those experiments with children have now stopped. There have been severe side effects...such as SIDS...Some children have died."

atau dalam Bahasa Indonesia "Di Oxford, para peneliti telah mulai menguji vaksin AstraZeneca pada anak-anak ... Eksperimen terhadap anak-anak itu sekarang telah berhenti. Ada efek samping yang parah ... seperti SIDS ... Beberapa anak telah meninggal."

Lalu benarkah AstraZeneca menghentikan uji klinis vaksin covid-19 karena ada anak-anak yang meninggal dunia? Simak dalam artikel berikut ini...

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.