Sukses

Epidemiolog Sebut Perlu Strategi Komunikasi untuk Tangani Hoaks Covid-19

Strategi penanganan hoaks Covid-19 perlu dilakukan bersama

Liputan6.com, Jakarta- Membanjirnya informasi seputar Covid-19 di tengah pandemi atau infodemi menjadi salah satu masalah penanganan penyakit yang diakibatkan virus SARS-CoV-19 tersebut, sebab tidak semua kabar yang beredar tersebut benar.

Kondisi tersebut pun bisa menyulitkan penangan pandemi Covid-19, sebab masyarakat bisa tersesat oleh informasi yang salah sehingga dapat merugikan.

Epidemiolog Griffith University Australia dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH mengatakan, WHO telah menyatakan untuk pertama kalinya infodemi Covid-19 merupakan musuh bersama yang harus dilawan.

"Pertama kali dalam pandemi WHO menyatakan infodemi sebagai musuh bersama," kata Dicky, dalam Virtual Class Cek Fakta Liputan6.com, Jumat (22/4/2022).

Dicky melanjutkan, pada pandemi Covid-19 ini merupakan perwabahan pertama yang diwarnai dengan hoaks beragam dan teori komunikasi. Dia menyebutkan contoh yang terjadi, seperti pada vaksin Covid-19, sebelum vaksin muncul hoaks seputar vaksin sudah tersebar lebih dahulu.

"Vaksin pertama kalinya untuk penyakit menular vaksinnya banyak, dulu polio hanya polio, sekarang banyak vaksinnya, ini pertamakalinya di perwabahan muncul hoaks, infodemi teori komunikasi," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Strategi Penanganan Hoaks

Menurut Dicky, infodemi khususnya hoaks seputar Covid-19 harus diatasi dengan menerapkan strategi risiko komunikasi, berupa memperbaiki komunikasi seputar penanganan pandemi Covid-19.

"Salah satu juga di riset saya namanya risk communication strategy, risk communication strategy senjata melawan ini," ujarnya.

Dicky mengungkapkan, permasalahan hoaks seputar Covid-19 masih bisa diperbaiki,untuk mengatasi informasi seputar penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut dibutuhkan peran banyak pihak meberikan penjelasan dengan informasi yang benar.

"Ini yang harus kita perbaiki saat ini belum terlambat, adaya dr Dirga (vaksinolog), kita juga perlu banyak orang dari pihak masyarakat," tuturnya.

 

3 dari 4 halaman

Tips Mendeteksi Hoaks

Media sosial menjadi salah satu tempat untuk menyebar dan mencari informasi dengan beragam sajian, baik teks, foto dan video.

Informasi yang beredar di media sosial pun tidak semunya benar, sebab itu kita harus hati-hati ketika mendapat dan mempercayainya dengan memastikan kebenaran informasi yang kita dapat terlebih dahulu agar tidak menjadi korban hoaks.

Kita pun bisa melakukan sejumlah cara untuk memverifikasi informasi yang didapat secara online, sehingga bisa membedakan informasi yang benar atau salah dan hoaks bisa dihindari.

Berikut tips dari Google cara memverifikasi hoaks secara online.

1. Bandingkan sumberberita Anda

Menggunakan Google Berita, periksa apakah informasi tersebuttelah diberitakan oleh media tepercaya. Jika berita tidakdidukung oleh sumber lain yang sah, berita tersebut mungkintidak benar.

2. Periksa apakah gambar digunakandalam konteks yang tepat

Klik kanan pada foto, lalu pilih “Search Google for Image”. Tindakan ini bertujuan mencari gambar di database online untuk memeriksa apakah gambar tersebut pernah muncul secara online sebelumnya dan dalamkonteks seperti apa, sehingga Anda dapat mengetahui apakah gambar telah diubah dari makna aslinya.

3. Perhatikan URL dengan saksama

Beberapa situs mencoba menyerupai media tepercaya dengan menggunakan nama domain yang mirip. Tindakan ini memberikan kredibilitas pada informasi yang Anda baca serta membuat Anda seolah-olah merasa aman bahwa yang Anda baca benar meskipun sebenarnya tidak.

4. Verifikasi topik terbaru menggunakan Fact Check Explorer

Pengecekan fakta menggunakan verifikasi berbasis fakta untuk menentukan benar tidaknya suatu informasi. Pengecekan fakta ini sekarang banyak tersedia secaraonline, serta diindeks di database Fact Check Explorer.

5. Telusuri referensi artikel

Artikel palsu memiliki judul yang menarik perhatian untuk memikat pembaca, tetapi detail artikelnya biasanya tidak logis. Jika Anda tidak dapat memverifikasi informasi yang dikutip (nama orang atauorganisasi), informasi tersebut mungkin hanyalah karangan yang dibuat untuk tujuan cerita.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.