Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Pesan Berantai Berisi Grafik Kadar Antibodi usai Divaksin Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan kemarin.

Dalam pesan berantai tersebut terdapat grafik yang diklaim sebagai antibodi seseorang setelah menerima vaksin covid-19. Selain itu pesan berantai juga dilengkapi narasi:

"Ini grafik antibody setelah vaksin, hari ke 7 mulai kelihatan, puncak hari ke 10 kemudian turun sampai hari ke 28 sudah kecil sekali, kemudian di suntik hasilnya antibody jadi melonjak.

7 hari setelah vaccine anti body menurun jadi kalau bisa jangan keluar dulu. Itu sebabya orang bisa kena covid beberapa hari sebelum vaksin ke 2 karena antibody sudah mendekat nol."

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19?

#IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i. Dokter sekaligus edukator dan Tim Penanganan Covid-19 itu menyebut pesan berantai tersebut tidak benar.

"Tidak ada orang yang setelah divaksin covid-19 misalnya antibodinya malah menjadi mendekati nol. Kalaupun ada itu hanya kasuistik saja seperti orang tersebut sistem imunnya gagal membentuk antibodi tetapi itu bukan konsep secara umum," ujar dr. Fajri saat dihubungi Liputan6.com.

"Dalam publikasi penelitian uji klinis 1 dan 2 yang sudah terbit di The Lancet, antibodi setelah divaksin covid-19 untuk Sinovac ini meningkat. Memang tidak langsung dan butuh waktu agar kadar antibodinya meningkat setelah suntikan dosis kedua, sekitar 14-28 hari," ujarnya menambahkan.

"Vaksin covid-19 buatan Sinovac ini memang didesain untuk mencegah covid-19 bergejala, sesuai dengan penelitiannya. Yang jelas mungkin saja orang punya respons berbeda sehingga grafik yang disebarkan melalui pesan berantai tidak benar," katanya menambahkan.

Cek Fakta grafif kadar antibodi setelah divaksin covid-19

Untuk melihat publikasi penelitian vaksin covid-19 buatan Sinovac bisa dilihat di sini...

Dr. Fajri juga mengingatkan agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meski sudah divaksin covid-19. "Memakai masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari ruangan tertutup adalah cara terbaik untuk menghindari penularan covid-19."

Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Ikrimah Nisa Utami, Sp.PD "Tingkat kerentanan untuk terinfeksi virus covid-19 sebelum dan sesudah vaksin sama saja. Yang bisa mencegah kita tertular hanya dengan menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.

Ia juga menjelaskan fungsi vaksin covid-19 pada masyarakat saat ini. Ia berharap masyarakat tetap mengetahui bahwa meski sudah divaksin tidak langsung kebal pada covid-19.

"Jadi, kalau sudah vaksin, walaupun misalnya virus corona covid-19 nempel ke tubuh, maka sakitnya tidak sampai masuk derajat yang parah sampai butuh ventilator dan sebagainya. Vaksin itu berfungsi untuk mencegah kita kena covid-19 derajat berat, bukan mencegah terkena covid-19, ini yang harus dipahami."

"Kekebalan (antibodi) yang diciptakan dari vaksin butuh waktu untuk terbentuk dan rentang waktunya 14 sampai 28 hari. Itu sebabnya saat antibodi belum terbentuk maka seseorang tetap bisa terinfeksi covid-19."

Sumber:

https://www.thelancet.com/article/S1473-3099(20)30843-4/fulltext

http://pionas.pom.go.id/obat-baru/coronavac-suspensi-injeksi-3-mcg05-ml

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Pesan berantai berisi informasi soal kadar antibodi setelah divaksin covid-19 adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.