Sukses

Cek Fakta: Benarkah Ini Video Pemakaman Pemenggal Guru di Prancis? Simak Faktanya

Media sosial Facebook sedang dihebohkan oleh semua video tentang pemakaman pemenggal leher seorang guru di Prancis, Samuel Paty.

Liputan6.com, Jakarta - Media sosial Facebook sedang dihebohkan oleh sebuah video yang diklaim pemakaman pemenggal leher seorang guru di Prancis, Samuel Paty yang membuat penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Salah satu akun yang mengunggah video pemakaman pemenggal leher guru di Prancis adalah Kumpulan Cerita Inspirasi, Motivasi, dan Hikmah. Begini narasi yang dia buat:

"JENAZAH PEMENGGAL PENGHINA NABI

Jenazah pemuda Islam berbangsa Checnya yang memenggal leher samuel paty Prancis yang membuat penghinaan kepada Nabi Muhammad ï·º melalui karikatur nya telah di bawa pulang ke Chechnya dan di kebumikan disana sebagai seorang mujahid agung. Takbir...!!!ALLAHUAKBAR!!!"

Akun Kumpulan Cerita Inspirasi, Motivasi, dan Hikmah mengunggah video itu di Facebook sejak 7 November 2020. Sejak saat itu, video tersebut sudah dilihat lebih dari 2,7 ribu kali dan mendapat 14 komentar.

Lalu, benarkah itu video tentang pemakaman pemenggal leher seorang guru di Prancis, Samuel Paty yang membuat penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW?

 

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Untuk mengungkap kebenaran video tersebut, Cek Fakta Liputan6.com membuat tangkapan layar dan mencarinya menggunakan pencarian gambar terbalik, Google Image. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs berbahasa Rusia, Umma-42 dengan artikel yang dipublikasikan pada 6 Agustus 2018.

Judul dalam artikel itu bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi: "Ribuan doa dilantunkan di Chechnya". Artikel itu menjelaskan tentang penduduk dari berbagai daerah di Kaukasus Utara yang melakukan perjalanan ke Republik Chechnya.

Mereka datang untuk mengantarkan jenazah Yusup Temerkhanov, yang meninggal di rumah sakit setelah dihukum karena membunuh Kolonel Yuri Budanov. Diketahui juga kalau Temerkhanov berstatus sebagai narapidana atas pembunuhan anggota militer Yuri Budanov pada 2011 silam, dan divonis selama 15 tahun.

Pada Juni 2011, Budanov ditembak mati di Komsomolsky Prospekt, Moskow. Budanov ditembak beberapa kali, empat peluru di antaranya mengenai kepala.

Dari situs ini juga diketahui, video pemakaman Temerkhanov pertama kali diunggah oleh seorang blogger Azamat Mintsaev di akun Facebook pribadinya.

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs Kavkaz dengan artikel berjudul: "Ramzan Kadyrov calls verdict to Yusup Temirkhanov a judicial error". Artikel itu dipublikasikan pada 6 Agustus 2018.

Video yang viral di Facebook itu merupakan pemakaman Yusup Temirkhanov yang menjalani hukuman mati setelah menjadi tersangka pembunuhan anggota militer Yuri Budanov pada 2011.

The "Caucasian Knot" telah melaporkan bahwa pada tanggal 3 Agustus, Lembaga Pemasyarakatan Federal (dikenal sebagai FSIN) melaporkan bahwa Yusup Temirkhanov, yang menjalani hukuman di koloni hukuman di Omsk, meninggal di rumah sakit.

Sementara itu, dikutip dari New York Times, pada artikel yang dipublikasikan 29 Oktober 2020 berjudul: "Man Beheads Teacher on the Street in France and Is Killed by Police", dijelaskan kalau pemenggal guru di Prancis diketahui bernama Abdoulakh Anzorov yang merupakan pemuda dari Chechnya pada 16 Oktober 2020.

Dia melakukan pemenggalan kepada Samuel Paty setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada muridnya dan ditembak mati oleh polisi setempat.

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video tentang pemakaman pemenggal leher seorang guru di Prancis, Samuel Paty yang membuat penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW yang berdar di Facebook adalah salah. Faktanya, video itu pertama kali beredar di internet pada 2018 dan menggambarkan pemakaman jenazah Yusup Temerkhanov.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.