Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Tes Menahan Napas Bisa Membantu Analisa Covid-19

Beredar di Facebook video untuk menguji adanya virus corona covid-19 atau tidak di tubuh kita melalui tes menahan napas.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di Facebook video untuk menguji adanya virus corona covid-19 atau tidak di tubuh kita melalui tes menahan napas. Video ini ramai dibagikan pada pengguna Facebook di India dan Afrika.

Salah satu yang mengunggahnya adalah akun Idleb Press. Ia memposting video itu pada 2 September lalu.

Video tersebut berdurasi 45 detik. Disertai dengan narasi:

"Uji paru-paru anda ... Covid19 Jika anda bisa menahan napas sejak awal pergerakan titik merah dari A ke B, maka anda tahan terhadap penyakit .... Tes Corona sederhana."

Di Afrika, video tersebut juga viral di pesan berantai Whatsapp. Disertai dengan narasi:

"Jika Anda bisa menahan napas sampai titik merah bergerak dari A ke B, Anda bebas covid-19 saat ini. Tes covid sederhana. Uji Coba Gratis tanpa biaya. Membantu Menyelamatkan Hidup. Tunggu sampai titik merah bergerak ke A sebelum Anda mulai menahan napas."

"Jika Anda mampu menahan napas sampai titik merah yang membutuhkan waktu sekitar 25 detik untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya adalah bukti bahwa paru-paru Anda sehat dan tahan penyakit".

Lalu benarkah tes menahan napas dalam video tersebut bisa membantu menganalisa adanya covid-19 di tubuh?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran fakta:

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri fakta dan menemukan artikel dari AFP Fact Check berjudul: "Experts dismiss claim that holding your breath helps test for COVID-19" yang tayang 7 September 2020.

Dalam artikelnya, AFP Fact Check meminta penjelasan dari WHO. WHO menyebut cara dalam video tersebut bukan teknik untuk mengetahui ketahanan paru-paru kita pada covid-19.

"Tampaknya ini adalah aplikasi sederhana yang mengukur waktu dan bukan aliran pernapasan. Orang dengan penyakit paru-paru (dari merokok, polusi, asma, atau infeksi paru, termasuk tetapi tentu saja tidak terbatas pada covid-19) akan lebih sulit melakukannya," bunyi pernyataan WHO melalui email kepada AFP Fact Check.

"Sebetulnya video itu tidak berbahaya namun sama sekali tidak informatif. Apalagi jika diklaim bisa mengetahui fungsi paru-paru kita."

Dalam artikel tersebut, AFP Fact Check juga meminta penjelasan dari dr Peter Waweru seorang pulmonologis dari Kenya.

"Pernapasan tidak dapat digunakan untuk menguji covid-19. Paru-paru dapat mengalami banyak infeksi dan tes pernapasan tidak cukup untuk menentukan apakah seseorang mengidap covid-19 atau tidak," ujar dr Peter.

"Banyak juga orang yang paru-parunya belum terserang virus namun sudah positif covid-19," katanya menambahkan.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan:

Klaim video yang bisa menganalisa adanya covid-19 di tubuh kita hanya melalui tes menahan napas adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.