Liputan6.com, Jakarta - Akun Facebook Anime tv mengunggah sebuah video animasi yang menggambarkan seorang pria lanjut usia tengah terserang penyakit.
Penyakit yang diderita pria tersebut disebabkan oleh sebuah virus. Pria itu kemudian dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi virus tersebut.
Akun Facebook Anime tv kemudian menyebut video tersebut merupakan animasi bahayanya virus corona.
Advertisement
"Animasi berbahayanya virus korona 😰😰😰
Virus Ebola mirip korona, jaga kebersihannya saudara saudara😰😰😰," tulis akun Facebook Anime tv pada 27 Maret 2020.
Video yang diklaim animasi virus corona yang disebarkan akun Facebook Anime tv mendapat 303 komentar dari warganet.
Â
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim sebagai animasi bahayanya virus corona. Penelusuran dilakukan menggunakan situs berbagi video YouTube dengan memasukkan kata kunci "video ebola". Hasilnya terdapat video identik dengan yang diunggah akun Facebook Anime tv.
Adalah Channel YouTube Global Health Media Project yang mengunggah video tersebut pada 27 Juni 2015 lalu. Video tersebut diberi judul "The Story of Ebola".
"Produced by Global Health Media Project in collaboration with the International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, UNICEF, and Yoni Goodman. Download link: http://globalhealthmedia.org/videos/
This animated story is told by a young girl whose grandfather dies from Ebola and puts the rest of her family at risk. It brings to life the many messages that are so crucial in understanding this disease on a community level. The film makes visible the invisible Ebola germs to help people see and understand how Ebola spreads and how to protect themselves. Critical messages are woven through the story so that people better understand Ebola, see themselves within the context of an outbreak, and see how to act in ways that can keep themselves safe from the disease and protect their communities.
This film is intended to help meet the need for better education and awareness that is critical in eradicating this disease in West Africa, and whenever and wherever potential outbreaks may threaten communities in the future.
Director: Yoni Goodman
Producer: Deborah Van Dyke
Story: Deborah Van Dyke
Executive producer: Peter Cardellichio
Associate producers: Mark Binder, Simon Lawson
Art director: Uri Inks
Animators: Yoni Goodman, Sefi Gayego, Elie Klimis
Vfx and post production: Yoni Goodman
English narration: Ayesha Casely-HayfordRecorded at: Just Voices, London, UKRecording technician: Peter WarnockMusic, sound FX, and mix: Uri Kalian – Sweetsound
Content reviewers: Ombretta Baggio, IFRC; Jonathan Shadid, UNICEF; Alif Iman Nurlambang, IFRC; Amanda McClelland, IFRC
Special thanks to the staff and volunteers of the National Red Cross Societies of Sierra Leone, Liberia, and Guinea who have inspired, guided, and supported the development of this film with their tireless work and passionate commitment to the people in need.
This film was produced with support from the International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, UNICEF, mPowering Frontline Health Workers, and individual donations from Deborah Rose and friends from the Mad River Valley, Vermont – and beyond.
Copyright © 2015, Global Health Media Project. This film may be used according to the terms of our Creative Commons License: free distribution with attribution, no commercial use, no alterations," tulis Channel YouTube Global Health Media Project.
Penelusuran selanjutnya dilakukan menggunakan situs pencari Google Search dengan memasukkan kata kunci "perbedaan virus corona dan ebola".
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai perbedaan kedua virus tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Kembali Merebak di Kongo, Berikut Beda Virus Ebola dengan Corona..." yang dimuat situs kompas.com pada 3 Juni 2020.
KOMPAS.com - Belum selesai penderitaan karena virus corona, Kongo, negara di Afrika, harus pula berjuang menghadapi virus ebola.
Mengutip laman Worldometers, terdapat 611 kasus virus corona di Kongo hingga Rabu (3/6/2020) pagi. Dari jumlah tersebut, 179 telah sembuh dan 20 lainnya meninggal dunia.
Di sisi lain, baru-baru ini Kementerian Kesehatan Kongo mengumumkan enam kasus virus ebola yang terdeteksi di Wangata, Provinsi Equateur.
Dari enam kasus tersebut, empat orang telah dinyatakan meninggal dunia serta dua lainnya masih hidup dan kini masih mendapat perawatan.
"Ini adalah pengingat bahwa Covid-19 bukan satu-satunya ancaman kesehatan yang dihadapi orang," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Lantas, apa perbedaan virus ebola dan virus corona?
Dilansir dari laman resmi WHO, ebola adalah penyakit parah yang sering kali berakibat fatal pada manusia dan primata lainnya.
Virus ini ditularkan ke manusia dari hewan liar, seperti kelelawar buah, landak, dan primata non-manusia.
Kemudian, menyebar antar-manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ dari orang yang terinfeksi, dan benda-benada terinfeksi lain.
Masa inkubasinya, yaitu interval waktu dari infeksi virus hingga timbulnya gejala, adalah 2 hingga 21 hari.
Seseorang yang terinfeksi ebola tidak dapat menyebarkan penyakit sampai mereka mengalami gejala.
Gejala ebola di antaranya demam, kelelahan, otot, sakit, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Kemudian berlanjut muntah, diare, ruam, gejala gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus perdarahan internal dan eksternal, misalnya keluar dari gusi, ada darah di tinja.
Dalam laman tersebut dijelaskan, belum ada pengobatan yang terbukti untuk ebola, tetapi pencegahan sejak dini dapat secara signifikan meningkatkan peluang bertahan hidup.
Vaksin ebola eksperimental yang dikenal sebagai rVSV-ZEBOV terbukti sangat protektif terhadap virus mematikan dalam percobaan besar di Guinea pada 2015.
Vaksin inilah yang saat ini digunakan dalam menangani wabah yang tengah berlangsung di Kongo. Meski terbilang efektif, vaksin ini belum mendapat lisensi atau pengesahan sebagai vaksin virus ebola.
Serupa dengan ebola, virus corona juga merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang baru ditemukan.
Sebagian besar orang yang terinfeksi akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus.
Masih dari sumber yang sama, orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker, lebih mungkin menjadikan penyakit lebih serius.
Covid-19 menyebar terutama melalui droplet yang keluar dari hidung atau mulut dari orang yang terinfeksi saat batuk atau bersin.
Pencegahan yang dapat dilakukan yakni cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, atau bersihkan dengan hand sanitizer berbasis alkohol.
Pertahankan jarak minimal 1 meter antara Anda dan orang yang batuk atau bersin, hindari menyentuh wajah, tutupi mulut dan hidung Anda saat batuk atau bersin.
Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat, berlatih menjaga jarak dengan menghindari perjalanan yang tidak perlu dan menjauh dari kerumunan.
Gejala dari virus corona yang paling umum yakni demam, batuk kering, dan kelelahan.
Sementara gejala yang jarang dijumpai yakni sakit dan nyeri, sakit tenggorokan, diare, konjungtivitis, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.
Gejala seriusnya yakni kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri atau dada terasa sesak, tak bisa atau sulit berbicara atau bergerak.
Sama dengan ebola, vaksin untuk virus corona juga masih belum ditemukan hingga detik ini. Namun, ada banyak uji klinis yang sedang berlangsung.
Â
Advertisement
Kesimpulan
Video yang diklaim sebagai animasi bahayanya virus corona ternyata tidak benar. Video yang diunggah akun Facebook Anime tv merupakan video animasi bahayanya virus ebola.
Virus corona dan ebola juga punya beberapa perbedaan. Di antaranya proses penularan dan gejala yang ditimbulkan jika terinfeksi.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.Â
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.Â
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement