Sukses

Atlet Luar Negeri Tanggapi Insiden Pembatalan ANOC World Beach Games 2023 di Bali

Atlet-atlet luar negeri turut buka suara menanggapi kabar pembatalan ANOC World Beach Games 2023 yang semula diagendakan berlangsung di Bali pada 5-12 Agustus mendatang. Mereka menyiratkan kekecewaan lantaran dipastikan batal tampil dalam ajang olahraga tersebut

Liputan6.com, Jakarta Atlet-atlet luar negeri turut buka suara menanggapi kabar pembatalan ANOC World Beach Games 2023 yang semula diagendakan berlangsung di Bali pada 5-12 Agustus mendatang. Mereka menyiratkan kekecewaan lantaran dipastikan batal tampil dalam ajang olahraga tersebut

Seperti diketahui, ANOC World Beach Games melalui unggahan di Instagram resminya baru saja mengumumkan pembatalan status Bali sebagai tuan rumah AWBG 2023 pada Selasa (4/7/2023). Keputusan ini pun telah dikonfirmasi oleh Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari.

Pria berusia 47 tahun itu menyampaikan permohonan maafnya atas pembatalan ANOC World Beach Games 2023 yang terkesan mendadak. Ia mengeklaim langkah tersebut terpaksa diambil lantaran terbentur birokrasi anggaran dari pemerintah.

"Dengan berat hati, kami terpaksa mengumumkan 2nd ANOC World Beach Games Bali 2023 tidak dapat terlaksana. Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada ANOC serta para Federasi Internasional, atlet dan segenap NOC yang sudah berjuang sejak proses kualifikasi,” ujarnya melalui rilis resmi NOC Indonesia pada Rabu (5/7/2023).

"Kami hanya pelaksana, tetapi tepat hari ini, waktu yang kita miliki hanya 30 hari dan proses anggaran masih panjang. Pil pahit ini terpaksa kami telan karena dengan keterbatasan waktu, kami melihat sulit mempersiapkan multievent kelas dunia," sambung sosok yang akrab disapa Okto itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Atlet-Atlet Dunia soal Pembatalan AWBG 2023

Sejumlah atlet dunia yang batal tampil akibat imbas dari mundurnya bali sebagai tuan rumah ANOC World Beach Games 2023 pun menyuarakan kekecewaan melalui media sosial. Salah satunya disampaikan oleh Gunnar Biniasch selaku perwakilan Jerman di nomor olahraga WingFoil Racing.

Dalam pernyataan di media sosial, Gunnar mengaku dirinya mendapat pukulan akibat pengumuman tersebut. Ia pun menyesalkan sejumlah besar biaya dan waktu yang telah dihabiskan demi mempersiapkan diri jelang tampail di perhelatan tersebut.

"Saat saya bangun pagi ini, saya sudah merasa kurang sehat, dan saya tidak menyangka saya akan mendapat pukulan lain dari ANOC. ANOC World Beach Games di Bali, yang sudah kami nanti-nantikan selama lebih dari satu tahun sampai sekarang, baru saja dibatalkan. Bali mundur dari (posisinya) sebagai penyelenggara acara," tutur Biniasch melalui video di media sosialnya (@kitechino).

"Jadi semua uang yang saya habiskan untuk melewati berbagai rintangan, jumlahnya sekitar lebih dari 2000 euro sampai sekarang, termasuk memesan penerbangan ke Frankfurt karena pergi ke Frankfurt dengan anggota tim lainnya tidak ditanggung; ditambah mendapatkan tes medis sia-sia sekarang."

"(Padahal) saya harus melakukan perjalanan ke Jerman karena saya tidak bisa mendapatkan tes medis di tempat lain, semua uang (yang sudah saya habiskan) itu pada dasarnya hilang, dan waktu yang saya habiskan pada akhirnya terbuang begitu saja. Ini membuat saya merasa luar biasa," tandasnya dengan nada sindiran.

Pendapat lain juga diungkapkan oleh atlet WIngFoil Racing lainnya, Mathias Ghio asal Prancis. Melalui fitur story di Instagram pribadinya, Ghio memposting ulang pengumuman resmi soal pembatalan ANOC World Beach Games 2023 sembari menyertakan caption, "Memalukan (A Shame...)".

3 dari 3 halaman

Pembatalan AWBG 2023 Bukan karena Anggaran

Di sisi lain, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo sempat menepis dugaan pemerintah tidak memberi jaminan finansial pada penyeenggaraan ANOC World Beach Games 2023 di Bali.

Menurut dia, pemerintah selama ini selalu memiliki komitmen dalam hal kancah olahraga internasinal. Hal ini terbukti dari kesiapan pemerintah memberangkatkan komitmen multicabang serta memberikan bonus bagi atlet-atlet peraih medali.

"Dalam menyusun perencanaan, Kemenpora melakukan asistensi bersama BPKP dan DJA Kemenkeu agar menghasilkan rencana anggaran yang sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku," ungkap Dito, seperti dilansir dari Antara.

"Selain perencanaan, memang ada beberapa isu lain yang muncul setelah batalnya FIFA World Cup U-20. Tapi untuk kemampuan finansial, bisa dilihat pemerintah selalu siap untuk memberangkatkan kontingen multicabang dan juga tidak pernah terlambat dalam pemberian bonus atlet peraih medali," sambung dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.