Sukses

TGIPF Kanjuruhan: Sudah Sepatutnya Ketum PSSI dan Seluruh Jajaran Komite Eksekutif Mundur

TGIPF Kanjuruhan merekomendasikan ketum PSSI dan pengurus harus mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas. Tragedi Kanjuruhan.

Liputan6.com, Jakarta- Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Kanjuruhan telah menyelesaikan penyelidikannya dan melaporkan hasil temuan kepada Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/10/2022). Banyak temuan menarik selama penyelidikan.

Dalam keterangan pers resmi usai menyerahkan hasil penyelidikan kepada Jokowi, ketua TGIPF Mahfud MD menyatakan PSSI harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 nyawa usai laga Arema vs Persebaya.

"Di dalam catatan, kami disampaikan bawah pengurus PSSI harus bertanggung jawab dan sub-sub organisasinya," terang Mahfud MD dalam jumpa pers di Istana Presiden, Jakarta.

"Bertanggung jawab itu pertama berdasarkan pada aturan-aturan resmi, yang kedua berdasarkan moral. Karena tanggung jawab kalau berdasarakan atuaran itu namanya tanggung jawab hukum. Tapi hukum sebagai norma sering kali tidak jelas sering kali bisa dimanipulasi maka ke naik ke asas. Tanggung jawab asas hukum itu keselamatan rakyat. Itu adalah hukum yang lebih tinggi dari hukum yang ada. Dan ini sudah terjadi tertinggi keselamatan rakyat dan publik terinjak-injak. Lalu ada tanggung jawab moral di atas it."

Dalam kesimpulan dan rekomendasi resmi TGIPF yang diterima Liputan6.com, pada poin kelima ketua umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan para pengurusnya diminta mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas Tragedi Kanjuruhan.

"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI, namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, dimana saat laporan ini disusun sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang/ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komnas HAM

PSSI sendiri sehari sebelumnya memunuhi panggilan Komnas HAM guna membahas Tragedi Kanjuruhan. Organisasi sepak bola di Indonesia itu hadir lengkap di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, dengan dipimpin ketua umum Mochamad Iriawan. 

Dalam pertemuan tersebut, PSSI dimintai keterangan soal berbagai hal terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 orang pada 1 Oktober 2022 lalu seusai laga Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. 

Turut mendampingi ketum, ada wakil ketua Iwan Budianto, sekjen Yunus Nusi, legal Lexyndo Hakim hingga anggota Exco Sonhadji. Sayangnya usai pertemuan Iriawan enggan menemui wartawan dan langsung meluncur ke Senayan.

Jumpa pers dilakukan Sonhadji. Dalam keterangan, Sonhadji mengaku Iriawan buru-buru pergi karena harus bertemu lagi dengan petinggi FIFA dan AFC di Senayan. 

PSSI mendapat banyak masukkan dan saran dalam pertemuan dengan Komnas HAM. PSSI siap menjalankan apa yang disampaikan Komnas HAM demi kebaikan sepak bola Indonesia. 

"Kita tadi berdiskusi panjang dengan Komnas HAM. Banyak masukkan yg disampaikan Komnas HAM, kami menerima demi kebaikan PSSI dan sepak bola mendatang. Intinya Komnas HAM menanyakan bagaimana hubungan PSSI, PT LIB, kemudian panpel,mekanisme penjatuhan hukuman dll sampai masalah penggunaannya gas air mata," terang Sonhadji. 

3 dari 3 halaman

Tanggapi Pemain

Sekjen PSSI Yunus Nusi juga menanggapi dukungan pemain dan pelatih Shin Tae-yong agar Iwan Bule tetap memimpin usai memberikan keterangan kepada Komnas HAM pada Kamis (13/10/2022) sore WIB. Yunus menegaskan dukungan pemain spontan dan tidak ada arahan dari organisasi maupun Iwan Bule.

Para pemain Timnas Indonesia, menurut Yunus sudah menganggap Iwan Bule sebagai orang tua sendiri karena besarnya perhatian yang diberikan selama ini.

"Mereka lihat sendiri bagaimana kepemimpinan ketum kepada timnas Indonesia, bagaimana ketum itu, jangankan hotelnya, kaus kakinya saja diperhatikan ketum. Saat mereka di rumah, ditelpon ketum. Saat mereka di Jepang, di Malaysia, di Inggris, ketum perhatikan. Makanya wajar anak-anak juga begitu dengan ketum," kata Yunus..

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.