Sukses

Bola Ganjil: Kutu Loncat di London Bernama Clive Allen

Clive Allen membela tujuh klub berbasis London sepanjang kariernya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pemain sepak bola memiliki reputasi kutu loncat karena sering pindah klub. Penghuni daftar kategori ini cukup banyak dan melibatkan nama-nama tenar seperti Christian Vieri, Rivaldo, hingga Zlatan Ibrahimovic.

Nama paling mencolok dari para kutu loncat lapangan hijau adalah Sebastian Abreu.

Eks striker Uruguay tersebut pernah membela 31 klub di 11 negara sepanjang kariernya. Dengan karier selama 26 tahun, Abreu terhitung berganti seragam semusim sekali.

Kasus Eric Nixon lain lagi. Dia hanya membela 17 klub, setengah lebih dari torehan Abreu. Namun, dia menorehkan sejarah unik pada 1986/1987. Ketika itu Nixon membela klub di empat kasta sistem sepak bola Inggris dalam semusim.

Clive Allen juga masuk kategori kutu loncat meski perjalanannya lebih unik. Pasalnya, dia hanya berganti-ganti seragam di satu kota.

Allen tercatat mengibarkan panji tujuh klub berbasis London.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bersinar di Tottenham Hotspur

Allen mengawali karier bersama Queens Park Rangers (QPR) pada 1978. Dia bermain dua musim di Loftus Road.

Ketajamannya di depan gawang lawan juga membawanya ke Crystal Palace (1980-1981) dan Arsenal (1980) sebelum kembali membela QPR (1981-1984).

Selanjutnya Allen memperkuat Tottenham Hotspur (1984-1988), Chelsea (1991-1992), West Ham United (1992-1994), dan Millwall (1994-1995).

Reputasi Allen terangkat bersama Tottenham. Pada 1986/1987 dia membuat 33 gol di Liga Inggris atau 49 kali merobek gawang lawan di seluruh kompetisi. Torehan tersebut berbuah gelar individu pemain terbaik versi asosiasi pesepak bola serta jurnalis sepak bola Inggris.

3 dari 4 halaman

Scott Parker

Scott Parker hampir mengikuti jejak Allen. Dia membela lima klub London selama 20 tahun menjadi profesional.

Parker mengawali karier bersama Charlton Athletic pada 1997. Selama tujuh tahun di sana, dia menarik perhatian Chelsea yang menjadi klub kaya baru usai kedatangan Roman Abramovich.

Sosok yang beroperasi di lini tengah itu menyeberang ke Stamford Bridge pada 2004. Sayang, Parker gagal menjadi bagian tim utama dan dilepas ke Newcastle United setahun berselang.

Namun, London kembali memanggil Parker ketika West Ham United meminangnya pada 2007. Dia lalu pergi ke Tottenham Hotspur tahun 2013 dan menutup karier bersama Fulham.

4 dari 4 halaman

Ada Juga di Moskow

Kasus seperti Allen dan Parker jarang terjadi karena sulit menemukan kota yang memiliki banyak klub papan atas. Namun, di Rusia ada satu nama yang punya kisah serupa seperti mereka.

Andrei Ivanov memperkuat lima klub berbasis Moskow selama berkarier 18 tahun. Dia membela FShM (1982), Spartak (1983-1985, 1988-1990, 1991-1994, 1995), Dynamo (1994), CSKA (1996), dan Nika (2000).

Sayang Ivanov hanya sukses bersama Spartak. Dia menjadi juara liga 1989, 1992, 1993 dan trofi domestik 1992.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.