Sukses

Bola Ganjil: Carlos Kaiser, Penipu Terbesar Sepanjang Sejarah Sepak Bola

Carlos Kaiser berhasil menipu sejumlah klub untuk mengontraknya tanpa perlu bermain. Alhasil, kemampuan dia sebenarnya tidak diketahui. Simak kisahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Tugas utama penyerang adalah mencetak gol, yang bisa membantu tim meraih kemenangan serta gelar juara. Jika gagal menunaikan tanggung jawab dengan rutin, mungkin yang bersangkutan mesti mencari posisi lain di lapangan.

Namun ada satu nama yang yang tetap menjadi ujung tombak tim meski urung mencatatkan nama di papan skor. Dia bahkan bisa memiliki karier panjang 26 tahun dan memperkuat sembilan klub sepak bola.

Carlos Henrique Raposo atau dikenal sebagai Carlos Kaiser adalah pemain berposisi striker mulai 1970-an hingga awal 1990-an. Meski begitu, dia tidak pernah tampil di laga resmi.

Kaiser kerap berpura-pura cedera agar tidak diturunkan. Alhasil, kemampuan dia sebenarnya tidak diketahui.

Menggunakan sistem ini, dia menipu klub Amerika Selatan, Eropa, dan Amerika Serikat untuk merekrutnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Modus Operandi

Kaiser memulai karier di sepak bola bersama tim junior Botafogo. Pindah ke Flamengo, dia menarik minat klub Meksiko Puebla yang mengirim pemandu bakat saat latihan. Namun, Kaiser dilepas beberapa bulan berselang dan tidak penah tampil di pertandingan.

Pulang ke kampung halaman, Kaiser memulai operasi penipuan. Dia berteman dengan banyak eks pemain seperti Carlos Alberto Torres, Ricardo Rocha, dan Renato Gaucho untuk membangun koneksi. Lewat hubungan ini, dia bisa mencari klub baru saat membutuhkan.

Memiliki fisik seperti pesepak bola, tapi tidak ada kemampuan mengolah si kulit bundar, Kaiser cukup mudah meyakinkan peminat lewat kesan pertama.

Dia kemudian hanya mau meneken kontrak pendek supaya tidak ketahuan. Setelah itu Kaiser mengaku memiliki level kebugaran rendah. Maka, dia hanya latihan fisik selama beberapa pekan pertama.

Di sini Kaiser tidak kesulitan mengecoh klub yang mempekerjakannya. Dia bahkan terlihat hebat karena punya tubuh bagus.

3 dari 4 halaman

Banyak Metode untuk Menipu

Kaiser baru menggunakan metode berbeda saat berlatih bersama pemain lain. Dia pura-pura cedera hamstring, kondisi yang sulit terdeteksi pada saat itu karena teknologi belum memungkinkan. Sosok kelahiran Rio Pardo ini juga berteman dengan dokter gigi, yang kerap membantunya menghindari investigasi klub.

Mengikuti langkah-langkah ini, Kaiser bisa berbulan-bulan menetap di satu klub dengan hanya mengikuti latihan.

Kaiser punya metode lain demi mendukung operasinya. Dia berteman dengan jurnalis sehingga mereka bisa menulis karya fiksi tentangnya. Dalam satu artikel di media cetak, Kaiser begitu cemerlang di Puebla hingga mendapat tawaran kewarganegaraan untuk membela Timnas Meksiko.

Tidak tanggung-tanggung, Kaiser sampai membeli telepon genggam, teknologi yang mahal dan jarang ditemui pada saat itu. Dia kemudian melakukan percakapan menggunakan bahasa asing buatan atau menolak tawaran transer palsu. Tujuannya untuk meningkatkan reputasi dirinya sebagai pemain bintang.

Cara lain Kaiser demi mendongkrak nilai jual adalah membuat video yang berisi 'gol-gol terbaik'. Dia juga membayar penonton agar mengelu-elukan namanya di dalam rekaman tersebut.

4 dari 4 halaman

Ajak Suporter Berkelahi

Jika keadaan sudah mendesak, Kaiser rela melakukan segalanya agar tidak ketahuan. Salah satu momen terjadi saat klub Divisi II Prancis Gazelec Ajaccio menjadwalkan sesi latihan terbuka saat memperkenalkan Kaiser pada 1986.

Dia menendang bola jauh-jauh ke tribune agar tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Sebagai pemanis, Kaiser mencium lambang klub di seragam.

Saat membela Bangu di Brasil, keberadaan Kaiser yang minim kontribusi membuat Castor de Andrade frustasi. Sang petinggi klub menginstruksikan pelatih untuk menurunkannya.

Berstatus pengganti, Kaiser pun diminta melakukan pemanasan. Namun, dia kemudian memancing keributan dengan suporter. Dengan begitu dia diusir wasit sebelum masuk lapangan.

Usai peristiwa itu, Kaiser mengaku kehilangan emosi karena pendukung mengejek ayahnya. De Andrade lalu memaafkannya dan justru memberinya kontrak baru berdurasi enam bulan.

Selain Puebla, Gazelec Ajaccio, dan Bangu, daftar korban Kaiser lainnya adalah Botafogo, Flamengo, Fluminense, Vasco da Gama, El Paso Sixshooters, dan America.

Kaiser juga mengaku pernah memperkuat dua klub Argentina, Talleres de Cordoba dan Independiente. Dia bahkan mengklaim jadi bagian skuat yang memenangkan Copa Libertadores dan Piala Interkontinental pada 1984. Caranya dengan berpose sebagai Carlos Enrique, pemain yang benar-benar anggota tim tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.