Sukses

Olimpiade Tokyo 2020 Habiskan Dana Darurat Rp 18,5 Miliar untuk Tuntaskan Wabah Tiram

Komite Olimpiade menghabiskan dana sekitar Rp 18,5 miliar untuk menanggulangi wabah tiram menjelang Olimpiade Tokyo 2020.

Liputan6.com, Tokyo - Perairan Sea Forest Waterway yang menjadi venue cabang olahraga kano dan dayung Olimpiade Tokyo 2020 mengalami masalah besar. Alat apung yang dipasang untuk mencegah gelombang yang dapat menggangu atlet tiba-tiba tenggelam dari permukaan.

Alat pencegah gelombang yang dipasang penyelenggara secara tiba-tiba tenggelam dari permukaan, Bahkan, dua pertiga dari alat tersebut sudah tidak nampak di permukaan air.

Setelah diselidiki, penyebabnya adalah spesies tiram yang menempel di alat tersebut. Jumlah tiram yang menempel di alat pencegah gelombang sangat banyak.

Gangguan wabah tiram menjadi permasalahan serius bagi Olimpiade Tokyo setelah harus menghadapi masalah air teluk yang berbau, klaster penyebaran Covid-19, bahkan hilangnya dukungan sponsor.

Saksikan Video Olimpiade Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Invasi Tiram

Menurut BBC News, hal tersebut bisa terjadi karena invasi tiram pada Perairan Sea Forest Waterway di Teluk Tokyo, yang menjadi venue cabang olahraga kano dan dayung. Media lokal menambahkan, spesies tiram ini dapat tumbuh subur karena tingkat salinitas air yang tinggi.

Komite Olimpiade telah menghabiskan dana darurat sebesar lebih dari US$ 1,28 juta atau sekitar Rp 18.5 miliaruntuk menanggulangi masalah ini, kata The Independent. Sebanyak 14 ton tiram harus dipindahkan dari area teluk menggunakan alat yang membentang sepanjang 5,6 kilometer.

3 dari 3 halaman

Bukan Sembarang Tiram

Spesies tiram yang menempel bukan sembarang tiram, melainkan tiram jenis "megaki", tiram yang sering dinikmati di musim dingin. Tiram tersebut bisa saja diperjual belikan, namun penyelenggara mempertimbangkan untuk tidak menjual atau mengonsumsi tiram tersebut.

"Itu akan memerlukan pemeriksaan keamanan. Yang lebih penting adalah kami tidak ingin memanen tiram tetapi bekerja untuk menahannya," kata seorang pejabat, dilansir dari The Independent.

Sumber: BBC News

Penulis: Ali Muhammad

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.