Sukses

Duet Lilipaly dan Evan Dimas Menguntungkan Timnas?

Evan dan Lilipaly main bersama dua kali di Piala AFF 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, mencoba beberapa formasi di Piala AFF 2016, salah satunya dengan menduetkan Evan Dimas Darmono dan Stefano Lilipaly di lini tengah. Namun, keputusan ini dinilai ada plus dan minusnya.

Duet keduanya di lini tengah memang bak dua sisi mata pisau. Satu sisi baik untuk penyerangan, lainnya meninggalkan celah ke jantung pertahanan.

Dengan formasi 4-4-2, otomatis kalau Lilipaly dan Evan Dimas dimainkan, tentu tak ada seorang jangkar yang bermain. Bayu Pradana yang selama ini menjalankan peran sebagai gelandang bertahan harus puas mengalah.

Saat melawan Thailand, Indonesia tetap tampil seperti biasa, yakni dengan duet Lilipaly dan Bayu. Seimbang memang, tetapi tak hadirnya Evan Dimas membuat permainan timnas hambar. Tercatat, mereka hanya memiliki penguasaan bola sebesar 39 persen.

Permainan timnas juga hanya mengandalkan dua sayap, yakni Andik  Vermansyah dan Rizky Pora. Alhasil, ketika melawan Filipina, Riedl membuat keputusan berani. Dia menduetkan Evan Dimas dengan Lilipaly di lini tengah.

Perlu Jangkar

Hasilnya bekerja pada pola penyerangan timnas. Total, Skuat Garuda sukses melakukan 13 tendangan, delapan diantaranya tepat sasaran. Bahkan, pada paruh pertama, Lilipaly sangat nyaman dengan Evan.

Fano sukses mencatatkan 14 umpan, empat tackle, empat intersep, dua clearance, dan satu assist sepanjang babak pertama. Namun, ada lubang di belakang tanpa adanya seorang jangkar.

Terbukti, baik Evan dan Lilipaly seakan bingung jaga pertahanan. Mereka akhirnya mendapat kartu kuning secara berurutan, yakni pada menit ke-71 dan 73 saat melawan Filipina.

Melihat hal ini, Riedl akhirnya memutuskan untuk tetap menduetkan keduanya saat melawan Singapura, tetapi dengan formasi berbeda. Dia mengorbankan Lerby Eliandry untuk diganti oleh Bayu Pradana sebagai jangkar. Lawan Singapura, timnas memakai formasi 4-1-4-1.

Menguasai Jalannya Laga

Hasilnya cukup apik. Penguasaan bola Indonesia sangat bagus, bahkan tertinggi dalam tiga laga, yakni mencapai 64 persen.

Menguasai jalannya laga, Skuat Garuda juga berhasil melakukan 23 tendangan, dengan 10 tepat sasaran. Singapura sendiri hanya berhasil melakukan tiga tendangan on target, karena rapatnya pertahanan Indonesia.

Jadi, seperti apa nanti Riedl kembali meramu permainan timnas? Menarik dinantikan apakah Lilipaly dan Evan kembali berduet di lini tengah.

(I. Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.