Sukses

Indonesia Punya Kekayaan SDA Hingga Rp 200 Ribu Triliun

"Kalau 10% saja kita amankan, kita uangkan dulu sekarang, berarti Rp 10 ribu triliun, berarti 5 tahun APBN, duit cash ada,"

Sebagai negara kepulauan dengan Sumber Daya Alam (SDA) berlimpah, Indonesia sering kali diperkirakan bakal menjadi salah satu negara maju di masa mendatang. Indonesia merupakan negara pemilik minyak, batu bara, gas alam, emas, nikel, tembaga dan berbagai komoditas lain yang diminatu pasar internasional.

Jika seluruh kekayaan alam dicairkan dalam bentuk uang, Indonesia diperkirakan memiliki aset hingga mencapai ratusan ribu triliun rupiah.

"Itu perkiraan nilai cadangan terbukti dari minyak, gas, batubara, tembaga, emas, nikel, perak dan seterusnya dengan asumsi tidak ditemukan cadangan baru lagi. Ini yang ketemu saja di perut bumi, nilainya saat ini sekitar Rp 200 ribu triliun," ungkap pengamat energi Kurtubi saat ditemui di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Dengan adanya kerjasma Indonesia dengan sejumlah investor asing dalam penggalian SDA tersebut, kekayaan Indonesia ditaksir mencapai Rp 100 ribu triliun dengan asumsi porsi pembagian rata sebesar 50:50.

Berangkat dari asumsi tersebut, porsi 10% dari total SDA yang menjadi hak Indonesia yang bisa diwujudkan dalam bentuk uang akan mampu melunasi utang dan membangun sejumlah sarana infrastruktur di seluruh Indonesia.

"Kalau Rp 100 ribu trilun 10% saja kita amankan, kita uangkan dulu sekarang, berarti Rp 10 ribu triliun, berarti 5 tahun APBN, duit cash ada hari ini jika mau," paparnya.

Kurtubi menyadari, proyeksinya tersebut memang tidak bisa langsung diwujudkan saat ini juga. Tugas pertama yang harus dilakukan pemerintah untuk menjaga kedaulatan SDA Indonesia adalah mengubah Undang-Undang yang berkaitan dengan kepemilikan kekayaan negara.

"Undang-Undangnya diubah dulu, dimana harus dinyatakan itu milik negara, kontraktor tidak boleh lagi mengagunkan itu. Sekarang ini kan cadangan itu diagunkan mereka di bank. Sepanjang di perut bumi itu milik negara. Jadi seharusnya kita yang mengagunkan," kata dia. (Yas/Shd)

Baca juga

Mampukah Indonesia Jadi Macan Asia Lagi?

Mengapa RI Masih Impor Gas Padahal Cadangan Berlimpah?

Indonesia tak Kunjung Kaya Padahal 60 Tahun Keruk SDA