Â
Bencana banjir ternyata tak hanya menerjang sejumlah wilayah di Tanah Air. Serupa dengan Jakarta, London yang berperan sebagai ibukota Inggris juga pernah dihantam banjir akibat meluapnya beberapa sungai dan danau di sekitar wilayah tersebut.
Bagaimana cara London bangkit dari banjir yang menerjangnya berkali-kali? Banjir terburuk London pada 1953 yang menelan korban jiwa 332 orang karena meluapnya sungai Thames. Yang terbaru adalah kisah si kota London yang berpenduduk 8,2 juta saat terkena banjir besar pada 25 Desember 2013.
Advertisement
Â
Selain merendam sejumlah rumah, banjir yang rata-rata berketinggian satu meter itu juga menggenangi infrastruktur kota. Akhirnya sejumlah transportasi darat termasuk keberangkatan kereta ditunda hingga waktu yang tak tentu. Ini karena terowongan Balcombe yang menjadi titik perlintasan sejumlah kereta dibanjiri luapan air sungai.
Wilayah di sekitar London seperti West Sussex juga mengalami bencana serupa. Sebenarnya pemerintah kota telah memasang tanda peringatan banjir di sejumlah titik agar tidak ada penduduk yang terjebak di dalamnya.
Sayangnya, masih saja ada warga yang membandel dan melanggar peringatan tersebut. Akibatnya, sejumlah mobil mogok di tengah genangan air dan tak bisa bergerak.
Bencana banjir yang melumpuhkan sejumlah transportasi itu dipastikan mematikan sementara sejumlah aktivitas bisnis di London. Seperti apa kerugian yang harus ditanggung pemerintah kota London dan bagaimana caranya menanggulangi bencana tersebut?
Berikut lika-liku bencana banjir di London seperti dikutip dari London, New Sky, 21 Century Challenges, dan sejumlah sumber lainnya, Senin (20/1/2014):
Natal dan Tahun Baru, London direndam banjir
Sejak Natal 25 Desember 2013, sejumlah wilayah di London direndam banjir akibat tingginya intensitas curah hujan dan angin. Badai yang menyebabkan terjadinya banjir tersebut telah membuat banyak rumah terendam.
Akibat banjir itu, sekitar 50 ribu rumah di London berakhir tanpa penerangan karena banjir yang memicu pemadaman listrik. Sehari setelah Natal, ratusan warga London terpaksa mengungsi setelah dievakuasi tim penyelamat karena banjir yang kian meninggi.
Badai yang melanda London membuat sejumlah sungai termasuk Thames meluap dan menggenangi rumah-rumah warga. Selain itu, sejumlah penerbangan di dalam dan sekitar kota juga terpaksa dibatalkan karena cuaca buruk yang tak kunjung usai.
Penderitaan warga London terus berlanjut hingga tahun baru. Tingginya curah hujan serta angin kencang terus menerpa sejumlah wilayah di London dan membuatnya cemas banjir susulan akan melanda.
Benar saja, hingga saat ini banjir masih menggenangi sejumlah titik di bilangan kota London. Pemadaman listrik, penundaan serta pembatalan keberangkatan kereta membuat banyak warga London memadati stasiun dan tempat umum lainnya.
Advertisement
Penyebab banjir karena pengesahan UU pernikahan sesama jenis?
Banjir yang menimpa London melahirkan berbagai spekulasi terkait penyebab bencana tersebut. Salah satu yang unik datang dari politisi Inggris David Silvester.
Dia menilai, banjir di Inggris disebabkan pengesahan undang-undang yang mengatur pernikahan sesama jenis (gay). Sebelumnya, Silvester melayangkan kritik keras pada Perdana Menteri Inggris David Cameron akibat langkahnya tersebut.
Silvester sangat yakin, pengesahan undang-undang tersebut dapat membuat Inggris dihantui berbagai bencana termasuk banjir. Hal itu lantaran pengesahan undang-undang itu tidak sejalan dengan ajaran kitab suci.
Badai dan banjir tak akan berhenti melanda London dan sejumlah wilayah lain di Inggris karena izin menikah dengan sesama jenis yang berlaku. Benarkah itu alasannya? Hanya Tuhan yang mengetahuinya.
Transportasi mulai dari kereta hingga pesawat mengalami delay
Balcombe Tunnel yang hingga saat ini masih digenangi banjir telah mengganggu keberangkatan sejumlah kereta antaran London dan Brighton. Para pemilik kendaraan pribadi juga mengalami ancaman penutupan jalan di Kent, Sussex dan Surey karena banjir yang tak kunjung usai.
Tak hanya menggenangi stasiun, banjir di Inggris juga merendam sejumlah pesawat dan lintasan penerbangan bandara. Kondisi tersebut dipicu tingkat luapan air dari River Mole dan Gatwick Stream yang terancam semakin tinggi akibat ramalan curah hujan deras di lokasi tersebut.
Sejauh ini, sejumlah penerbangan dibatalkan setelah sejumlah gardu listrik tergenang banjir. Sementara itu, penundaan dan pembatalan penerbangan masih akan terus berlangsung hingga kondisi memungkinkan.
Advertisement
Pegawai diliburkan, masyarakat dapat subsidi pembayaran listrik
Sejumlah kantor di kota London terpaksa harus ditutup karena cuaca dan kondisi yang tidak memungkinkan. Banyak pegawai juga tidak bisa mencapai kantornya karena jalanan yang masih terus tergenang banjir.
Sebagian perusahaan akhirnya memilih untuk meliburkan para pegawainya sementara hingga bencana mereda dan arus lalu lintas telah kembali lancar. Sementara untuk urusan listrik, pemerintah kota London mengaku akan memberikan subsidi pembayaran listrik pada para warga yang rumahnya terkena pemadaman.
Sebagian masyarakat menilai, jumlah bangunan dan penduduk di London telah melampui kapasitasnya. Akibatnya banyak sungai di London yang akhirnya meluap saat hujan deras mengguyur dan membanjiri jalanan di sana.
Pemerintah rogoh dana Rp 7,96 triliun untuk ganti rugi
Banjir dan badai yang mengganggu aktivitas bisnis dan karir di sejumlah kota di Inggris termasuk London telah membuat pemerintah harus mengeluarkan dana bantuan sekitar 400 juta pound sterling atau setara Rp 7,96 triliun (kurs: Rp 19.916 per pound sterling).
Sementara itu, pemerintah Inggris telah mengumumkan akan meluncurkan ekstra dana sebesar 7 juta pound sterling atau Rp 139,4 miliar pada pemerintah daerah untuk pembangunan paska badai. Namun hingga saat ini hujan deras masih mengguyur Hampshire, Surrey, Sussex dan Kent.
Sementara itu, di daerah lain berjarak 2 jam dari London yaitu, Norfolk dan Suffolk juga tertimpa banjir parah. Bank-bank di kedua wilayah tersebut menyediakan skema pendanaan untuk membantu para pengusaha yang menderita kerugian akibat banjir dan badai. Nilainya mencapai 250 juta pound sterling atau Rp 4,98 triliun. (Sis/Igw)
Advertisement