Sukses

Skybridge Bojonggede Sumbang Pendapatan Rp 3,5 Miliar, Eskalator Jadi Sorotan, Kenapa?

Skybridge Bojonggede merupakan fasilitas integrasi yang menghubungkan Stasiun KRL Bojonggede dengan Terminal Penumpang Tipe C Bojonggede.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan berencana melakukan perpanjangan jembatan layang (skybridge) Bojonggede atau skybridge Bojonggede, yang akan menghubungkan ke peron Stasiun KRL Bojonggede arah Jakarta.

Skybridge Bojonggede merupakan fasilitas integrasi yang menghubungkan Stasiun KRL Bojonggede dengan Terminal Penumpang Tipe C Bojonggede. Dirancang untuk memudahkan pergerakan penumpang antara kedua fasilitas transportasi ini. 

Dari hasil analisis BPTJ pada Februari 2024, Skybridge Bojonggede dapat membantu mengurangi kemacetan sebesar 3,3 Miliar per tahun. Ini setara dengan penghijauan melalui 327 pohon sehingga dapat membantu menurunkan polusi CO2. 

"Keuntungan lain dengan adanya skybridge Bojonggede dapat memberikan potensi pendapatan asli daerah (PAD) kepada pemerintah Kabupaten Bogor sebesar Rp 3,5 miliar per tahun," ujar Direktur Prasarana BPTJ Zamrides dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/6/2024).

Zamrides mengungkapkan, perpanjangan skybridge Bojonggede ini jadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan mempermudah mobilisasi bagi para pengguna KRL.

Salah satu poin utama yang jadi perhatian, perlunya pembebasan lahan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor untuk pelebaran hall stasiun. Bappedalitbang Kabupaten Bogor menyampaikan tinjauan lapangan telah dilakukan dan pembebasan lahan akan menjadi prioritas di 2025.

Selain itu, pembangunan perpanjangan jembatan layang akan memerlukan sedikit lahan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) untuk digunakan sebagai pilar penyangga. 

Lahan ini telah dikerjasamakan oleh PT KAI (Persero) untuk parkir kendaraan roda dua dan tidak akan mengganggu kapasitas parkir yang ada, karena akan dilakukan penataan ulang baik parkir maupun flow penumpang. 

 

2 dari 4 halaman

Perlu Perbaikan Eskalator

Penataan ulang sirkulasi pergerakan penumpang keluar masuk Stasiun Bojonggede menjadi fokus penting. "Kami berupaya agar dengan adanya perpanjangan skybridge ini, pergerakan penumpang dapat lebih lancar dan nyaman," imbuh Zamrides.

Saat ini, BPTJ juga tengah melakukan survei bekerja sama dengan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, dan sosialisasi kepada pengguna skybridge Bojonggede terkait evaluasi operasional dan menjaring persepsi mereka terhadap rencana perpanjangan. 

Tujuannya memastikan masyarakat mendapatkan informasi yang tepat dan dapat memberikan masukan yang konstruktif terhadap rencana pembangunan ini. 

"Kami berharap dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan aksesibilitas dan kenyamanan pengguna KRL, serta mendukung perkembangan infrastruktur transportasi yang lebih baik dan terintegrasi di kawasan Jabodetabek," tuturnya. 

Dari hasil pertemuan antaran BPTJ dan PT KAI (Persero), disepakati perlunya perbaikan escalator yang saat ini terkendala pengoperasiannya. BPTJ akan memperbaiki escalator, setelah itu pemerintah daerah akan secara kontinyu melakukan perawatan. 

Menurut Zamrides, Pemkab Bogor bisa fokus pada perawatan bangunan, termasuk di dalamnya escalator. Sebagaimana tertera dalam perjanjian kerja sama antara BPTJ dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO), bahwa perawatan menjadi kewajiban dari pemerintah daerah. 

"Escalator yang mengalami kerusakan sejak 3 minggu lalu berdampak pada mobilisasi pengguna skybridge. Hal ini dikarenakan beberapa komponen mengalami kerusakan pada joint rantai, oli penggerak escalator dan bracket penahan rantai escalator," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Skybridge Bojonggede Diperlebar, Pemkab Bogor Perlu Bebaskan Lahan Warga 300 Meter Persegi

Sebelumnya, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana menambah lintasan Skybridge Bojonggede di Stasiun KRL Bojonggede, Kabupaten Bogor untuk ke arah peron Jakarta.

Namun, rencana menambah lintasan Skybridge Bojonggede tersebut baru akan segera direalisasikan secepatnya tahun depan, mengingat ada beberapa pekerjaan yang perlu dilakukan di tahun ini.

Saat ini, untuk menuju ke arah Jakarta, penumpang KRL harus melintasi underpass dengan jarak yang cukup jauh dari hall entrance skybridge. Perpindahan ini cukup menyita waktu perjalanan. Sehingga diperlukan short cut untuk bisa memudahkan mobilitas penumpang.

Direktur Prasarana BPTJ Zamrides mengungkapkan, tahun ini segera disusun detailed engineering design (DED) untuk dilanjutkan dengan pembebasan lahan dari warga yang terdampak.

"Kami perlu melakukan persiapan awal sebelum Skybridge Bojonggede diperpanjang hingga peron yang mengarah ke Jakarta. Hal ini merupakan upaya kami mempersingkat waktu perjalanan pengguna komuter di Bojonggede. Untuk underpass akan kami bicarakan terlebih dahulu dengan pihak PT KCI seperti apa baiknya," terangnya, Sabtu (3/2/2024).

Untuk rencana perpanjangan, tentunya akan ada lahan milik warga yang terdampak. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor Agus Ridallah menyampaikan, Pemkab Bogor siap untuk mendukung upaya pemerintah pusat dari sisi kesediaan lahan.

"Rencana pembebasan lahan seluas kurang lebih 300 meter persegi akan secepatnya dilakukan. Kami menunggu beberapa perhitungan pasti dari BPTJ Kementerian Perhubungan terkait kebutuhan lahan yang perlu dibebaskan nantinya melalui DED yang akan disusun pada tahun ini," jelas Agus.

4 dari 4 halaman

Menutup dengan Kanopi

Selain perpanjangan Skybridge, pembenahan lain yang akan dilakukan adalah menutup area yang terputus dari Stasiun Bojonggede dengan Skybridge dan kanopi oleh PT KCI.

Direktur Komersial dan Operasi Broer Rizal mengaku bahwa hal ini sudah lama dipertimbangkan. "Kami akan segera mempercepat pembangunan kanopi ini. Jika tidak ada kendala diharapkan semester I 2024 dapat segera terealisasi," imbuh Broer.

Untuk diketahui, Skybridge Bojonggede sepanjang 243 meter telah diresmikan pada 9 Desember 2023 oleh Menteri Perhubungan bersama Bupati Bogor dan Walikota Bogor.

Berbeda halnya dengan skybridge yang berada di Jakarta, skybridge ini cenderung memiliki jarak tempuh tidak terlalu jauh. Beberapa contoh antara lain Skybridge Tanah Abang dengan panjang 386,4 meter, Skybridge Velodrome 500 meter, Skybridge Lebak Bulus 307,5 meter, dan Skybridge Velbak 450 meter.

Tujuan dibangunnya skybridge ini untuk menghubungkan Stasiun Bojonggede dengan Terminal Bojonggede. Sehingga mampu mengurangi kemacetan di area keluar stasiun dan memberikan kenyamanan kepada para penumpang KRL commuter line.