Sukses

Dirjen PSP Kementan dan PangDam II/Sriwijaya Tinjau Langsung Opla di OKI

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil menyebut, kegiatan optimasi lahan di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI ditargetkan seluas 6.331 Ha. Proses SID yang sebelumnya hanya 126 Ha, kini SID baru sudah mencapai 6.205 Ha.

Liputan6.com, OKI Mempercepat masa tanam di lahan rawa di daerah Ogan Komering Ilir (OKI) adalah langkah inovatif yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan). Dengan upaya tersebut diharapkan bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan dorongan signifikan bagi peningkatan produksi pangan. 

Ya, Kabupaten OKI memiliki potensi lahan rawa dengan luas mencapai 65.000 Ha yang pengelolaan tata airnya perlu ditingkatkan. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) melakukan pemantauan proses percepatan pelaksanaan kegiatan di Desa Bandar Jaya, Kecamatan Air Sugihan dengan melakukan koordinasi dengan melakukan kerjasama dengan TNI.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil menyebut, kegiatan optimasi lahan di Kecamatan Air Sugihan Kabupaten OKI ditargetkan seluas 6.331 Ha. Proses SID yang sebelumnya hanya 126 Ha, kini SID baru sudah mencapai 6.205 Ha.

"Petani-petani pemberani di sini tidak hanya mengubah lahan rawa menjadi ladang yang produktif, tetapi juga dengan gigih menciptakan jaringan saluran drainase yang menjaga tanah tetap subur. Upaya petani tersebut alhamdulillah membuahkan hasil. Pada saat musim hujan, kondisi lahan tidak lagi terendam lama, sehingga lahan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, terutama sawah," ujar Ali Jamil, Jumat (24/5).

 

Ali Jamil menekankan, dalam mengelola lahan rawa, tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi menjadi krusial. Di Desa Bandar Jaya, tanamannya diharapkan dapat memiliki indeks pertanaman 300 (IP 300).

"Sebelum program Opla pada 2019, lokasi Desa Bandar Jaya seringkali tergenang air, menghambat pertanaman. Dengan adanya program Opla, manajemen air ditingkatkan, memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir," ujarnya.

Ali Jamil mengungkapkan, Opla di OKI diawali proses SID Optimasi Lahan Rawa, ini untuk mengidentifikasi calon petani dan lokasi kegiatan hingga menyusun desain dan rencana infrastruktur lahan pertanian rawa yang akan dioptimasi.

"Proses ini telah selesai dilakukan semua, hingga saat ini telah dilaksanakan implementasi dari SID itu berupa normalisasi saluran untuk di desa Bandar Jaya, Kecamatan Air Sugihan. Pelaksanaan Opla di Kabupaten OKI dilaksanakan pada 15 kecamatan, salah satunya Kecamatan Bandar Jaya," kata Ali Jamil.

 

Diketahui, koordinasi dilakukan di Desa Bandar Jaya bersama Pangdam, Kepala Dinas Prop, Kepala Dinas Kabupaten, Kepala BSIP dengan arahan agar segera ditanam padi pada tahun ini. 

"Agar segara percepatan tanam dan tidak boleh alih fungsi lahan karena setelah dilakukan SID dari 19.000 ha lahan yang tersedia tinggal 6.331 Ha. Hasil total SID akan dilakukan expose ulang dari total 6.331 Ha," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian OKI Sahrul menyampaikan, Pemerintah Daerah mengupayakan optimalisasi lahan rawa untuk menjadi lahan produktif, dengan harapan dapat mendongkrak indeks pertanaman pertanian di Kabupaten OKI.

"Konteks pelaksanaan Optimasi lahan tidak bisa dilaksanakan hanya dengan mengandalkan satu komponen saja, maka kepentingan akan kolaborasi dan saling membantu akan sangat diperlukan dari semua stakeholder. Inilah perwujudan sinergitas kita dalam meningkatkan hasil produktivitas pertanian di wilayah Ogan Komering Ilir," ujar Sahrul.

 

Adapun strategi percepatan yang akan dilakukan salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan traktor roda 4 baik swadaya maupun bantuan alsintan dari Kementan untuk olah tanah.

"Selain itu, kami juga menggerakkan dan mengkoordinasikan SDM yang ada di lokasi untuk berkomitmen dan bersatu padu serentak untuk melakukan gerakan percepatan pengolahan tanah dan penanaman padi sehingga semua produksi akan diperoleh dalam tahun 2024," kata Sahrul.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, Kementan berkomitmen untuk mempercepat kebutuhan masa tanam dalam waktu dekat. Saat ini, fokus pada peningkatan luas tanam dan produksi padi, dengan memanfaatkan serta mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif utama.

 

"Upaya pengembangan lahan rawa ini bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas. Fokusnya adalah optimalisasi melalui perbaikan infrastruktur air dan lahan, membentuk lahan pertanian yang produktif dengan penataan sistem tata air dan lahan yang terukur," ujar Mentan Amran.

Program PAT (Penambahan Areal Tanam) dilaksanakan Kementan di antaranya melalui kegiatan pompanisasi dan optimasi lahan. Optimasi lahan ini dilaksanakan melalui kegiatan penataan sistem tata air dan lahan yang telah dimanfaatkan.

Fokus kegiatan penyiapan lahan dan pembangunan atau rehabilitasi konstruksi yang dapat menata air. Bentuk kegiatan di antaranya rehabilitasi atau pembangunan tanggul, pintu air, saluran irigasi, jembatan usaha tani serta bantuan pompa air.

"Upaya ini untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian," ujarnya.

 

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini