Sukses

Pengusaha Minta Ada Menteri Air dan Sanitasi, Sosok Mana yang Dicari?

Sekretaris Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Arief Wisnu Cahyono mengungkapkan alasan perlunya satu kementerian/lembaga khusus yang menangani masalah air.

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Umum Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) Arief Wisnu Cahyono mendorong terbentuknya satu kementerian/lembaga khusus yang menangani masalah air.

Lantaran, pria yang juga menjadi Direktur Utama PDAM Kota Surabaya ini melihat pemerintah punya target akses air minum perpipaan 100 persen pada 2045. Sementara realisasi saat ini baru mencapai 19,76 persen dari target 30 persen di 2024.

"Ini tentu PR yang sangat besar. Kami dari teman-teman PDAM membutuhkan satu langkah, baik dari kami sendiri selaku operator sampai pemerintah selaku regulator," ujar Wisnu kepada Liputan6.com dalam rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali, Jumat (24/5/2024).

Wisnu lantas mengajak para pelaku usaha di bidang air dan pemerintah lebih sering duduk bareng. Namun, tidak hanya sekadar membangun wacana saja. 

"Saya kira kalau harus transformasi berkaca dari banyak negara lain yang melakukan presentasi pada saat water forum ini, mereka punya satu kementerian khusus yang dedicated mengintegrasikan antara sumber daya air baku ke sanitasi," imbuhnya. 

"Saya pikir bahkan pembangunan damnya kalau kita lihat di Korea, Portugal, bahkan damnya dikelola oleh satu badan/lembaga khusus. Kalau mau lebih cepat lagi memang perlu dibentuk kementerian yang mengurusi air dan sanitasi," ia menambahkan.

Menurut dia, pengurusan soal air saat ini masih bercabang di banyak instansi. Sebut saja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau Kementerian PUPR untuk urusan teknis, dan Kementerian Dalam Negeri untuk sisi administrasi. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ingin dari Golongan Profesional

"Saya kira ini perlu segera (dipermudah). Mungkin tidak dalam waktu dekat, tapi ini adalah momen yang kami sampaikan juga di forum secara resmi, rekomendasi pembentukan Kementerian air dan sanitasi," ungkapnya.

Terkait sosok yang ideal jadi Menteri Air dan Sanitasi, Wisnu meminta itu berasal dari golongan profesional dan juga peduli air. 

"Tidak hanya di sektor air minum seperti PDAM, tetapi dari air baku sampai kemudian sanitasinya. Air baku dari hulunya, harus dibangun damnya, infrastrukturnya harus dipahami juga. Kemudian sumber daya airnya secara nasional, menangani banjir, sampai ke sanitasi di perkotaan," tuturnya. 

"Harus profesional. Kami tidak bisa menyebut nama, tapi mungkin saya kira ada lah orang yang kompeten yang bisa isi kursi tersebut," pungkas Wisnu. 

 

3 dari 4 halaman

Ratusan Negara Peserta World Water Forum Bali Sepakat Pengelolaan Sungai Jadi Prioritas Politik

Sebelumnya, jelang agenda penutupan pada Jumat, 24 Mei 2024, World Water Forum ke-10 Bali telah menyepakati beberapa komitmen. Salah satunya Bali Basin Action Champions Agenda, komitmen baru dalam mendukung pengelolaan wilayah sungai sebagai booster pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"Para peserta segmen wilayah sungai menyambut baik keputusan World Water Forum ke-10 untuk lebih mengonsolidasikan pengelolaan wilayah sungai sebagai prioritas politik dengan terus memasukkan isu wilayah sungai pada segmen politik tingkat tinggi," ujar Sekretaris Jenderal International Network of Basin Organisations (INBO), Eric Tardieu, Jumat (24/5/2024).

Bali Basin Champions Agenda mencakup langkah kolaboratif seperti peluncuran Twin Basin Initiative (TBI), sebuah program global peningkatan kapasitas dan pertukaran pengalaman antarsesama organisasi dari seluruh dunia.

 Itu bekerja dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management/IWRM) di tingkat wilayah sungai nasional maupun lintas negara.

Untuk mencapai hal ini, TBI akan mendukung kegiatan peningkatan kapasitas bersama, seperti webinar, pertukaran tatap muka, kunjungan studi, serta penyebaran pembelajaran dalam skala global seperti peer to peer dan ke masyarakat.

 

 

4 dari 4 halaman

Kontribusi Sejumlah Pihak

INBO, sebuah organisasi dengan perhatian kepada implementasi pengelolaan sumber daya air terpadu baik dalam wilayah sungai nasional maupun lintas negara, danau dan akuifer, dari sisi tata kelola yang terpadu, perencanaan strategis, sistem informasi bersama, pembiayaan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, preservasi keanekaragaman hayati, serta kerja sama lintas negara.

Sejumlah pihak turut berkontribusi dalam program ini. Komisi Eropa berkontribusi dalam bentuk proyek global peer-to-peer untuk organisasi wilayah sungai dan peningkatan kapasitas dan program kembaran IWRM antarorganisasi wilayah sungai.

Lalu Badan Pembangunan Perancis berkontribusi dalam bentuk Proyek DYNOBA (peningkatan kapasitas organisasi wilayah sungai lintas negara di Afrika).

Dibuka Menteri BasukiSebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Basin Segment Day menyatakan, kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan basin atau wilayah sungai.

"Basin Segment Day merupakan kesempatan bernilai untuk membahas langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan kerja sama dan bertukar pengalaman baik tentang pengelolaan basin," kata Basuki.

Untuk diketahui, World Water Forum ke-10 yang berlangsung di bali ini merupakan forum air terbesar di dunia yang dihadiri sebanyak 13.448 orang dari 148 negara. Delegasi VVIP terdiri dari 8 kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, 3 utusan khusus, dan 38 menteri.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.