Sukses

Starlink Banting Harga Perangkat, Segini Tarif Layanan Internetnya

Miliarder Elon Musk menuturkan, layanan Starlink di Indonesia akan membantu jutaan masyarakat di pelosok negeri untuk mengakses internet. Berikut harga perangkat keras dan layanan internetnya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik SpaceX sekaligus miliarder Elon Musk meluncurkan layanan jaringan internet memakai satelit Starlink di Indonesia pada Minggu, 19 Mei 2024.

Lalu berapa harga perangkat Starlink yang ditawarkan kepada pelanggan?

Layanan internet tersebut memangkas harga perangkat kepada calon pelanggan terutama untuk penggunaan pribadi atau rumahan.Potongan harga ini berakhir 10 Juni 2024, demikian dikutip dari laman starlink.com, Jumat (24/5/2024).

“PENAWARAN UNTUK PELANGGAN AWAL-BERAKHIR 10 JUNI Rp 7.800.000 Rp 4.680.000 UNTUK PERANGKAT KERAS," tulis pengumuman tersebut.

Hal ini berarti pemangkasan harga itu hampir setengahnya. Sementara itu, layanan internet Starlink menawarkan tiga jenis paket antara lain dari residensial (rumah), jelajah (bepergian), dan kapal (perairan).

Untuk paket rumahan, harga layanan standar Starlink dibanderol Rp 750.000 per bulan dengan kuota tanpa batas. Untuk paket jelajah internet berkecepatan tinggi ditetapkan Rp 990.000 per bulan (mobile regional). Sementara itu, Rp 4,34 juta per bulan (prioritas mobile 50 GB).

Tak hanya itu, Starlink juga tersedia untuk internet berkecepatan tinggi di perairan atau untuk kapal mulai dari Rp 4,34 juta per bulan dengan biaya perangkat keras senilai Rp 43,73 juta. Dengan paket layanan ini, Starlink diklaim memiliki kecepatan unduh 40–220+ Mbps, unggah 8-25+ Mbps, dan latensi kurang dari 99 Mdtk.

Mengutip CNN, Elon Musk menuturkan, layanan Starlink di Indonesia akan membantu jutaan masyarakat di pelosok negeri untuk mengakses internet. Indonesia memiliki lebih dari 270 juta orang dan tiga zona waktu berbeda.

“Saya sangat semangat untuk hadirkan konektivitas ke tempat-tempat yang konektivitasnya rendah. Jika Anda memiliki akses ke internet, Anda dapat mempelajari apapun,” ujar Elon Musk.

Starlink diluncurkan di tiga puskesmas Indonesia pada Minggu, 20 Mei 2024 termasuk dua di Bali dan satu di pulau terpencil Aru di Maluku.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sudah Dapat Izin

Sebelum meluncur pada Minggu, 19 Mei 2024, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menuturkan, Starlink memperoleh izin untuk beroperasi sebagai penyedia layanan internet bagi konsumen ritel dan telah diberi lampu hijau untuk menyediakan jaringan, setelah menerima izin VSAT.

Budi menuturkan, Starlink kini sudah tersedia secara komersial, tetapi pemerintah akan memfokuskan layanannya terlebih dahulu untuk wilayah terluar dan tertinggal.

Adapun Starlink milik SpaceX yang memiliki sekitar 60 persen dari sekitar 7.500 satelit yang mengorbit bumi, dominan di bidang internet satelit.

3 dari 5 halaman

Starlink Elon Musk Terbukti Berguna, Bantu Indonesia Tangkap Kapal Rusia

Sebelumnya, Menteri Kelautan Dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengaku telah terbantu dengan layanan jaringan satelit milik Elon Musk, Starlink. Layanan internet satelit ini bisa menjaga wilayah perairan Indonesia. 

Menteri Trenggono menyebut, layanan Starlink telah dilakukan uji coba di kapal pengawas. Salah satunya saat membantu mengidentifikasi dua kapal asing berbendera Rusia, Run Zeng 05 dan Run Zeng 03 saat melepas jangkar di Teluk Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. 

"Kemarin nangkap Run Zeng itu kita salah satunya pakai Starlink. Run Zeng itu kemarin kita nangkap kapal yang mencuri ikan, Run Zeng 3 yang di (Laut) Arafura," ujar Trenggono saat ditemui dalam salah satu rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Nusa Dua Bali, Rabu (22/5/2024).

Penggunaan Starlink saat ini masih diperuntukkan bagi kapal pengawas untuk melakukan komunikasi dan video. Ia pun berencana memperluas pemakaian ke kapal nelayan, namun masih terkendala biaya. 

"Masalahnya kalau di kapal-kapal nelayan kan kecil itu device-nya masih mahal, itu salah satu yang kita lagi minta untuk supaya seberapa mungkin dia bisa lebih murah," ungkap dia. 

Ke depan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana untuk turut memasangnya di kapal nelayan. Namun, kata Trenggono, proses itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena masalah biaya.  

"Belum (tahun ini), kan kita mesti tahu dulu dia seberapa besar cost-nya. Supaya tidak boleh terlalu mahal," kata Trenggono. 

"(Tapi direncanakan?) Ya iya dong. Begitu sudah murah ya harus, supaya kita bisa tahu persis berapa yang ditangkap. Ini kan kepentingannya untuk populasi," tutur dia.

 

 

4 dari 5 halaman

Jokowi Tawarkan Elon Musk Luncurkan Roket di Papua hingga Investasi Nikel

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan, beberapa obrolan yang terjadi dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk. 

Adapun pertemuan itu terjadi ketika Elon Musk hadir dalam kegiatan pembukaan World Water Forum ke-10 di Bali, Senin, 20 Mei 2024.

Pada obrolan tersebut, kata Luhut, Jokowi menawarkan kepada Elon Musk untuk bisa meluncurkan roket satelit di Pulau Biak, Papua.

"Waktu ketemu bapak presiden, hampir sejam lebih saya kira, itu bicara mengenai launching pad di Biak. Karena dia akan me-launch roketnya dia itu 150 roket setahun, jadi hampir setiap hari satu roket," ujar Luhut dalam rangkaian acara World Water Forum ke-10 di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (21/5/2024).

Menurut dia, Biak punya sejumlah keuntungan sebagai tempat landasan roket bagi Elon Musk. Sebab lokasinya berada dekat dengan kilang gas alam cair (LNG) di Teluk Bintuni, Papua Barat. 

"Presiden menawarkan untuk memakai Biak, dia nanya ada gas enggak di situ. Saya bilang ada Bintuni, itu bisa ditarik pipa juga. Memang itu tidak bisa segera juga, tapi itu sekarang menjadi alternatif buat dia," imbuh dia.

 

5 dari 5 halaman

Tawarkan Investasi Baterai Kendaraan Listrik

Selanjutnya, Luhut menambahkan, RI 1 juga menawarkan Elon Musk agar mau berinvestasi di lithium nikel untuk baterai kendaraan listrik (EV) milik Tesla. Luhut menilai investasi tersebut bakal menopang misi Amerika Serikat yang hendak menggenjot produksi mobil listrik.

"Yang kedua, presiden juga menawarkan kalau dia mau di dalam investasi lithium baterai, atau turunan-turunan juga dari lithium baterai seperti anoda, katoda dan sebagainya," ungkap Luhut. 

"Itu saya kira bagus sekali agar tidak ada gap antara Indonesia dan Amerika dalam konteks EV. Karena EV itu, Amerika akan menaikkan 11 kali sampai tahun 2030, jumlah mobil EV di Amerika. Tanpa bantuan nikelnya Indonesia, itu tidak akan pernah bisa tercapai, dan kita ingin berkolaborasi," tuturnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.