Sukses

Nonton Bioskop saat Weekdays Bikin Semangat Kerja, Kok Bisa?

kunci untuk mengurangi kelelahan dan menghasilkan pekerjaan yang lebih bermakna adalah paradigma kerja berbasis hasil.

Liputan6.com, Jakarta - Ingin lebih produktif dalam bekerja dan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan? Cobalah rehat sejenak dan pergi ke bioskop selama hari kerja. Itulah salah satu tips produktivitas dari seorang profesor Georgetown University dan penulis buku "Slow Productivity", Cal Newport.

Buku terbaru Newport ini bertujuan untuk membantu orang-orang menghilangkan apa yang ia sebut sebagai "produktivitas semu", atau kinerja kesibukan, dan menggantikannya dengan kerja berbasis hasil. Yang terakhir ini, menurutnya, adalah kunci untuk mengurangi kelelahan dan menghasilkan pekerjaan yang lebih bermakna.

"Yang penting adalah, apa yang Anda hasilkan dari waktu ke waktu, dan bagaimana kualitas pekerjaan yang dihasilkan" Kata Newport sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Selasa (14/5/2024). "Ketika beralih dari [memprioritaskan] aktivitas pada saat itu ke hasil dari waktu ke waktu, hal itu benar-benar mengubah cara berpikir Anda dalam menyelesaikan sesuatu."

Prinsip dasar untuk beralih ke produktivitas yang lambat adalah melakukan lebih sedikit hal, bekerja dengan kecepatan yang alami, dan terobsesi pada kualitas.

Newport mengatakan bahwa bekerja dengan kecepatan alami adalah tentang memahami naik turunnya tingkat kinerja Anda. Dia menawarkan beberapa contoh tentang bagaimana melakukan hal ini, seperti menjaga jam-jam fokus dan mengadakan hari tanpa rapat di kalender Anda.

Saran lainnya? Cobalah untuk pergi ke bioskop di sela-sela waktu kerja sebulan sekali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kenapa Harus Menonton Bioskop Setidaknya Sekali Sebulan

Seperti yang ditulis oleh Newport, "Pada sebagian besar pekerjaan kantoran, tidak akan ada yang memperhatikan jika setiap 30 hari sekali atau lebih Anda pergi selama satu sore. Jika seseorang bertanya di mana Anda berada, katakan saja Anda ada 'janji pribadi'. Itu memang benar."

Tentu saja, Anda harus bijaksana tentang hal ini, tambahnya. Kosongkan kalender Anda jauh-jauh hari agar tidak membuat rekan kerja merasa terganggu, dan pastikan tidak ada sesuatu yang penting yang terlewatkan. Jika ada keadaan darurat pekerjaan yang muncul pada minggu atau hari tersebut, bersiaplah untuk menggeser waktu istirahat Anda.

Tidak semua orang akan cocok dengan strategi ini, terutama para manajer.

"Produktivitas semu mengatakan bahwa aktivitas yang terlihat adalah proksi dari usaha yang bermanfaat," katanya. Dengan pola pikir seperti ini, keluar dari kantor dianggap seperti hal yang berbahaya bagi tempat kerja.

Akan tetapi, pola pikir berbasis hasil berarti memahami bahwa manusia tidak sama produktifnya di setiap jam sepanjang hari kerja, dan bahwa istirahat dapat bermanfaat bagi hasil akhir di kemudian hari (seperti peningkatan partisipasi atau kreativitas).

3 dari 5 halaman

Bagaimana Menghadapi Sering Merasa Bersalah Saat Mengambil Cuti?

Dan bagaimana dengan faktor rasa bersalah? Orang Amerika terkenal buruk dalam mengambil cuti, baik itu liburan atau cuti sakit.

"Kita mengambil cuti dari pekerjaan untuk berbagai macam hal," seperti janji dengan dokter, kata Newport, "hanya saja kita tidak menganggapnya wajar kecuali jika ada sesuatu yang membuat kita benar-benar merasa tidak nyaman."

Dia menawarkan perspektif ini: "Akan sangat membantu jika Anda mengingat semua waktu ekstra yang dihabiskan untuk memeriksa email di malam hari atau bekerja di depan laptop selama akhir pekan. Melewatkan sesekali sore hari kerja hanya akan menyeimbangkan keadaan ini."

4 dari 5 halaman

Cara Lain Untuk Rehat Sejenak Dari Kantor

Anda tidak hanya harus menjadi penggemar film untuk mendapatkan manfaatnya, tambah Newport. Anda juga bisa mencoba kunjungan sore hari ke museum atau mendaki gunung. "Pengamatan utama di sini adalah bahwa bahkan jadwal liburan sederhana di hari kerja bisa cukup untuk mengurangi kelelahan dari rutinitas yang teratur seperti metronom," tulisnya.

Dia juga menawarkan cara lain untuk bekerja dengan kecepatan yang lebih alami dan memaksimalkan waktu istirahat di tempat kerja, bahkan jika Anda tidak dapat secara fisik pergi dari kantor.

Salah satunya adalah dengan mengadakan hari tanpa rapat setiap minggunya.

Cara lainnya adalah dengan menjadwalkan proyek istirahat Anda sendiri: "Setelah menyisihkan waktu di kalender untuk proyek kerja besar, jadwalkan dalam beberapa hari atau minggu setelahnya untuk melakukan sesuatu yang santai dan tidak berhubungan dengan pekerjaan Anda," tulis Newport.

Anda juga bisa mencoba bekerja dalam siklus. Karyawan di Basecamp, misalnya, menghabiskan waktu sekitar enam minggu bekerja keras untuk mencapai sebuah tujuan, diikuti dengan periode pendinginan selama dua minggu di mana para staf memulihkan tenaga, memperbaiki masalah-masalah kecil, dan memutuskan apa yang akan dikerjakan selanjutnya.

5 dari 5 halaman

Tunjukkan Kepada Bos Bahwa Anda Adalah Karyawan Rajin Dahulu

Istirahat sejenak seperti ini, entah itu pergi ke bioskop atau menjadwalkan waktu istirahat sendiri, tidak akan berhasil kecuali jika Anda memberikan apa yang diharapkan dari Anda di tempat kerja, kata Newport.

Hal terbesar yang harus difokuskan oleh para pekerja muda, khususnya, adalah menjadi terorganisir dan mendapatkan reputasi sebagai orang yang selalu siap sedia.

"Jadilah dikenal sebagai orang yang terorganisir di kantor yang selalu mencatat waktu dan proyek mereka, menyelesaikan sesuatu saat Anda mengatakan akan menyelesaikannya, dan jika harus berubah, beritahukan kepada orang lain" kapan Anda akan menyelesaikan sesuatu.

"Hal ini akan memberi Anda otonomi yang sangat besar untuk meningkatkan kemampuan Anda di masa depan," kata Newport. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.