Sukses

Laut Aceh Simpan Harta Karun Migas, Jadi Amunisi Indonesia Capai Net Zero Emission di 2060

Ada potensi sumber pasokan gas berlokasi di tepi laut Wilayah Aceh dan saat ini masih dalam tahap eksplorasi lebih lanjut.

Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina jajaki komitmen penyediaan pasokan gas dari lapangan migas di wilayah Aceh, dengan mengandeng Conrad Energy Asia Ltd. Hal ini akan meningkatkan ketersediaan energi bersih sebagai penunjang target pemerintah menuju Net Zero Emission di 2060.

Kerjasama antara PGN dan Conrad dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani oleh Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari dan Managing Director& CEO Conrad Miltos Xynogalas.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, potensi sumber pasokan gas berlokasi di tepi laut Wilayah Aceh dan saat ini masih dalam tahap eksplorasi lebih lanjut.

“Kerjasama ini akan bernilai penting bagi kami untuk menjaga ketahanan pasokan gas bumi di berbagai sektor pelanggan. Dengan lokasi potensi sumber gas dari Aceh, artinya kerjasama ini akan memanfaatkan pasokan gas dari dalam negeri untuk berbagai kebutuhan ke depan,” kata Rosa, Jumat (1/3/2024).

Pasokan Gas

Menurut Rosa, tak terbatas untuk keperluan pemenuhan pasokan gas, kerja sama ini dapat berkenaan dengan pengembangan infrastruktur gas pipa maupun LNG beserta kegiatan pemeliharaan fasilitas gasnya.

Dia berharap, kerja sama ini dapat berlangsung dengan lancar dan komprehensif agar dapat mencapai kerja sama komersialisasi gas bumi. Dengan demikian, pasokan gas bumi PGN dapat terjaga sekaligus ikut memainkan peran dalam mengisi celah antara sumber pasokan gas domestik dengan konsumen-konsumen gas bumi di berbagai wilayah.

“Kami menyambut kesepakatan dengan Conrad dengan baik untuk kemudian dapat diteruskan pada rencana implementasi. Tentunya atas dukungan yang besar dari Pemerintah Aceh. Kedepan, dengan target pemerintah terkait Net Zero Emission di 2060, gas memiliki peranan yang penting,” tutur Rosa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lapangan Migas di Aceh

Kepala DPMPTSM Aceh Marthunis mewakili Pj Gubernur Aceh mengungkapkan, kerja sama PGN dan Conrad ini merupakan landasan bersama untuk mengembangkan lapangan migas di Aceh. Pemanfaatan migas dapat berkembang di wilayah Aceh bagian barat, sehingga dapat sekaligus menjadi salah satu mesin ekonomi masyarakat sekitar.

“Kalau selama ini PGN ada kawasan timur Aceh, mudah-mudahan dengan project ini, ada footprint PGN di sisi Barat Aceh. Kami dari pemerintah akan mengawal ini, memfasilitasi setiap prosesnya termasuk juga nanti memastikan bahwa dukungan juga kita peroleh dari masyarakat,” ujar Marthunis.

Managing Director& CEO Conrad Miltos Xynogalas menambahkan, kerja sama ini sangat penting untuk menyalurkan gas bumi ke pasar dengan tepat. Dengan teknologi yang dimiliki dapat memonetisasi gas maupun LNG bersama subholding gas Pertamina ke market.

"Kami juga ambisius untuk menyalurkan energi yang lebih bersih. Kami percaya, transisi energi membutuhkan gas di mana gas merupakan energi fosil yang paling bersih dan dapat berperan besar menuju Net Zero Emission,” ujar Miltos,"

3 dari 4 halaman

3 Strategi PGN Kurangi Ketergantungan Pemakaian LPG

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas PT Pertamina (Persero) berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan gas minyak cair atau liquified petroleum gas (LPG).

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko menuturkan, perusahaan telah mengambil peran yang dominan untuk menjadikan gas bumi sebagai salah satu sumber energi utama dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

PGN telah menyalurkan gas bumi dari berbagai sumber pasokan kepada banyak segmen konsumen dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.

"PGN menjadi motor utama pembangunan jaringan gas (jargas) ke rumah tangga yang diarahkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan LPG," ujar Arief dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (1/3/2024).

PGN memiliki tiga strategi prioritas untuk mengurangi ketergantungan terhadap LPG sekaligus  memperkuat fundamental bisnis di masa depan. Yakni, Grow, Adapt & Step out (GAS) menjadi strategi PGN dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis energi yang sangat dinamis. 

Terkait Grow,  PGN akan terus memastikan setiap layanan kepada pelanggan berlangsung prima. Misalnya membangun sejumlah infrastruktur gas seperti penyaluran gas dari Jambaran Tiung Biru (JTB) ke Petrokimia Gresik, proyek pipa WNTS – Pemping yang ditujukan untuk mendorong optimalisasi gas dari West Natuna, serta proyek Kilang Tuban yang menjadi bagian dari proyek strategis nasional.  

"PGN berupaya untuk merealisasikan target pertumbuhan panjang infrastruktur gas bumi nasional dengan penambahan 11 ribu km di 2034. Secara bisnis partisipasi PGN dalam proyek-proyek strategis tersebut akan mendorong pertumbuhan konsumsi gas dalam jumlah yang besar,” kata Arief.

Strategi prioritas kedua terkait adapt atau adaptif,  PGN terus mengoptimalkan setiap peluang yang tersedia di pasar.  Diantaranya adalah mengembangkan bisnis gas alam cair atau LNG sebagai salah satu sumber pasokan gas bumi bagi PGN. 

"Kami akan terus beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang terus berubah, baik domestik maupun global,” tutur Arief. 

 

 

4 dari 4 halaman

Prioritas Ketiga

Strategi prioritas ketiga PGN adalah step out untuk mulai merintis ke segmen-segmen bisnis baru yang berkaitan dengan gas bumi. Salah satu inovasi yang dilakukan PGN adalah dengan memasuki bisnis bahan kimia seperti pabrik petrokimia dan pengolahan gas sebagai bahan kimia dasar seperti amonia dan metanol.

”Gas to chemicals ini sangat strategis untuk segera dijalankan pada fase awal PGN dengan berpartisipasi, salah satunya di pabrik petrokimia,” ucapnya 

Ke depan, PGN berencana membangun infrastruktur dan komersialisasi biometana sebagai renewable gas yang dapat dihasilkan dari pengolahan lebih lanjut dari biogas. Rencana ini merupakan dukungan PGN terhadap tercapainya  bauran energi Indonesia meningkat dari 22 persen pada 2030 menjadi 24 persen pada 2050.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.