Sukses

USD Loyo 12 Oktober 2023, Rupiah Diramal 15.750 per Dolar AS Jumat Besok

Kurs dolar Amerika Serikat atau USD menunjukkan pelemahan hari ini, Kamis 12 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta Kurs dolar Amerika Serikat atau USD menunjukkan pelemahan hari ini, Kamis 12 Oktober 2023.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memaparkan bahwa risalah pertemuan terakhir The Fed yang dirilis pada Rabu (11/10) menunjukkan sebagian besar pengambil kebijakan bank sentral sepakat kenaikan suku bunga satu kali lagi dapat dilakukan, karena tren inflasi masih jauh di atas target.

Meskipun demikian, risalah tersebut juga menunjukkan ketidakpastian seputar perekonomian sebagai hal yang mendukung "perlu mengambil tindakan secara hati-hati dalam menentukan sejauh mana penguatan kebijakan tambahan yang mungkin tepat."

“Minggu-minggu setelah pertemuan bulan September terjadi kenaikan tajam dalam imbal hasil Treasury, dan hal ini disebut oleh sejumlah pejabat Fed sebagai faktor yang memungkinkan mereka mengakhiri siklus kenaikan suku bunga, sehingga merugikan mata uang AS,” kata Ibrahim, dalam paparan tertulis pada Kamis (12/10/2023).

Selain itu, penurunan terbatas pada hari Kamis menyusil angka inflasi produsen AS pada bulan September lebih kuat dari perkiraan. Hal ini menciptakan ketegangan menjelang pembacaan harga konsumen di sesi ini.

“Analis memperkirakan angka utama akan naik 3,6 persen dari tahun lalu dan 0,3 persne untuk bulan ini, sementara CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan bahan bakar, diperkirakan akan naik 4,1 persen dari tahun lalu dan 0,3 persen dari bulan Agustus,” jelas Ibrahim.

Sementara di Inggris, ekonomi negara itu tumbuh 0,2 persen pada bulan Agustus.

Ekonomi Inggris sebagian pulih setelah penurunan tajam 0,6 persen pada bulan Juli.

Pertumbuhan ekonomi ini mengurangi kemungkinan resesi Inggris pada periode Juli-September, dengan ONS menyatakan bahwa perekonomian perlu tumbuh sebesar 0,2 persen pada bulan September untuk menghindari kontraksi pada kuartal ketiga.

Rupiah Stagnan pada Kamis, 12 Oktober 2023

Rupiah ditutup stagnan dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 15 point dilevel Rp. 15.699 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.699.

Ibrahim memperkirakan, “Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.670- Rp. 15.750”.

 

2 dari 3 halaman

Bank Dunia dan IMF: Indonesia Perlu Pertahankan Stabilitas

Terkait perekomian domestik, Bank Dunia atau World Bank melihat Indonesia perlu melanjutkan menjaga stabilitas makroekonomi.

Hal ini agar para investor tetap melirik Indonesia, di mana mereka cenderung wait and see menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

“Tugas Indonesia saat ini harus fokus menjaga stabilitas kebijakan makroekonomi baik fiskal dan moneter saat ini tidak diperlukan untuk mendorong ekspansi siklikal karena ekonomi sudah tumbuh di level 5 persen, sehingga fokus kebijakan makro adalah terus menjaga stabilitas,” kata Ibrahim.

Sejauh ini, Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berhasil menjaga inflasi di level yang terkendali, seiring dengan suku bunga acuan yang terus dipertahankan pada level 5,75 persen sejak Januari 2023.

 

3 dari 3 halaman

Reformasi Struktural

Menurut Bank Dunia dan IMF, hal yang menjadi kunci dalam menarik investor di tengah situasi ini adalah Indonesia harus melanjutkan reformasi struktural.

Misalnya, adanya omnibus law UU Cipta Kerja yang meningkatkan fleksibilitas pasar kerja hingga omnibus law sektor keuangan yang bertujuan unutk mendorong stabilitas serta akses dan inklusi sektor keuangan, salah satunya melalui Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

“Reformasi struktural yang penting untuk memperdalam kapasitas sisi penawaran, bukan tentang pertumbuhan siklus, namun pertumbuhan struktural,” tambah Ibrahim. Pemerintah pun masih optimistis bahwa Indonesia dapat menarik investasi hingga menuju target Rp. 1.400 triliun sepanjang 2023.

Catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi sepanjang semester I/2023 mencapai Rp678,7 triliun atau 48,5 persen dari target.