Libur 1 Muharram, Harga Emas Antam Naik Rp 8.000 dan Buyback Melonjak Rp 13.000

Harga emas dunia naik lebih dari 1 persen pada perdagangan selasa menuju level tertinggi dalam satu bulan, didukung oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan menurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Hal ini terjadi karena investor melihat bahwa Bank Sentral AS atau the Fed kemungkinan besar akan menahan laju kenaikan suku bunga acuan.

Mengutip CNBC, Rabu (19/7/2023), harga emas dunia naik 1,25 persen dan menetap di level USD 1.980,8 per ons.

indeks dolar AS mengalami tekanan yang dalam dan mendekati level terendah dalam 1 tahun sehingga membuat harga emas batangan lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar AS.

Sedangkan Benchmark Treasury yield bergerak lebih rendah untuk hari kedua berturut-turut.

"Emas pasti bisa bergerak menuju USD 2.000 jika data yang masuk menunjukkan Fed akan mundur setelah satu kenaikan lagi bulan ini," kata analis pasar senior Kitco, Jim Wyckoff.

Pelaku pasar juga memperhatikan data yang menunjukkan penjualan ritel AS naik kurang dari yang diharapkan pada Juni, meskipun belanja konsumen tampak solid.

Wyckoff melanjutkan, sementara data mendorong gagasan Fed kurang hawkish terwujud pada akhir tahun ini yang akan membantu harga emas, jika harga bisa jatuh ke kisaran USD 1.900 jika bank sentral mengambil jalan sebaliknya.

Pelaku pasar dan analis melihat bahwa kenaikan suku bunga 25 basis poin akan dilakukan pada pertemuan Fed pada 25-26 Juli.

“Emas sekarang telah mencapai area teknis utama di sekitar USD 1.980-USD 1.985, di mana sebelumnya telah menemukan support dan resistance. Bullish perlu melihat emas membersihkan level ini pada penutupan jika mereka ingin melihat emas di level USD 2.000 lagi," kata analis City Index, Fawad Razaqzada.