Sukses

Pentingnya Literasi Keuangan dan Digital Bagi UMKM

Karena faktor rendahnya pemahaman literasi keuangan yang dimiliki oleh sebagian besar pelaku usaha rakyat, maka pada bulan Oktober yang dijadikan agenda Bulan Inklusi Keuangan oleh OJK.

Liputan6.com, Jakarta Karena faktor rendahnya pemahaman literasi keuangan yang dimiliki oleh sebagian besar pelaku usaha rakyat, maka pada bulan Oktober yang dijadikan agenda Bulan Inklusi Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bantusaku bersama Bara Foundation turut serta memberikan pemahaman mengenai literasi dan inklusi keuangan dan juga literasi digital kepada pelaku usaha rakyat di kota Palembang.

“Kegiatan yang dikemas dalam bentuk sosialisasi melibatkan para pelaku usaha rakyat dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya literasi keuangan dan literasi digital untuk kemajuan usaha mereka. Selain itu usaha rakyat diharapkan dapat terus memberi sumbangsih nyata di dalam sektor ekonomi dalam skala regional maupun nasional,” ucap Founder Bara Foundation, Rafif Muhammad Rizqullah dikutip Rabu, Rabu (26/10/22).

Lanjut dia, rangkaian kegiatan ini termasuk dalam program percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.

“Bara Foundation mengharapkan momen ini untuk memberikan stimulasi kepada pelaku usaha rakyat, karena selain pemahaman mengenai literasi keuangan dan literasi digital di dalam acara tersebut terdapat sesi perkenalan beberapa produk dan layanan keuangan dari Bantusaku yang bisa dimanfaatkan seperti program pembiayaan kredit untuk para pelaku usaha rakyat,” jelasnya.

Rafif menambahkan, Kota Palembang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, karena banyak terdapat usaha rakyat yang diinisiasi oleh pemuda yang berfikiran progresif, dan mulai pulihnya industri kuliner yang mendominasi usaha rakyat di Kota Palembang.

“Sehingga Bara Foundation berharap Kota Palembang dapat kembali memperkuat dan memulihkan perekonomiannya dengan melahirkan banyak pelaku usaha rakyat yang tangguh dan siap berkompetisi dalam pasar nasional dan internasional,” ungkap Rafif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rasakan Manfaat

Masih kata Rafif, acara yang diselenggarakan di Komplek Asrama Haji Kota Palembang merupakan salah satu bentuk implementasi program Bara Foundation untuk rekan-rekan pelaku usaha rakyat yang ada di luar Pulau Jawa, sehingga mereka dapat merasakan manfaat pentingnya pemahaman literasi keuangan dan juga literasi digital bagi usaha mereka.

“Kami pun berharap di masa mendatang rekan-rekan di Indonesia yang menjalani usaha rakyat dapat merasakan dampak positif dari program-program kami, karena kegiatan di Palembang merupakan salah satu bentuk nyata dari tujuan Bara Foundation yang hadir untuk seluruh pelaku usaha rakyat yang tidak hanya ada di Jakarta melainkan seluruh Indonesia,” imbuh dia.

Pada kesempatan tersebut Bara Foundation dan Bantusaku memberikan beberapa pokok materi pelatihan tentang pemahaman literasi keuangan dan akses permodalan yang dapat diserap langsung oleh para pelaku usaha rakyat melalui beberapa produk dan layanan keuangan yang dimiliki oleh Bantusaku.

Hal ini masih terkait dengan tujuan diadakannya Bulan Inklusi Keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bantusaku yang memiliki agenda memperkenalkan produk dan layanan jasa keuangan sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya untuk mempermudah kehidupan sehari-hari.

3 dari 3 halaman

Ekonomi 2023 Diprediksi Gelap, OJK: Literasi dan Inklusi Keuangan Harus Diperkuat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sering dan berulang kali menyebutkan ekonomi dunia akan gelap di 2023. Tidak ada yang memprediksi apa yang akan terjadi tahun depan. Yang jelas, semuanya serba sulit. Hanya negara-negara tertentu yang bakal selamat dari kegelapan.

Menanggapi, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar tak menampik bahwa di tahun depan ekonomi global diprediksi mengalami pelemahan dan dipenuhi dengan ketidakpastian.

"Untuk menempatkan konteks 2023 itu dengan tepat bukan menjadi satu ketakutan, tapi memang tidak diharapkan bahwa 2023 di internasional ini akan ada kelesuan ekonomi yang luar biasa,” kata Mahendra Siregar dalam peluncuran SiMolek Edutainment di Karanganyar, Minggu (23/10/2022).

Kendati begitu, menurut dia, Pemerintah Indonesia harus fokus ke perekonomian dalam negeri, terutama melakukan penguatan terhadap perekonomian di daerah-daerah melalui pemberdayaan guna menjaga daya beli masyarakat.

Artinya, apa yang dikhawatirkan terkait kondisi global di masa mendatang, Indonesia sudah siap menghadapi ketidakpastian tersebut. Pasalnya, perekonomian dalam negerinya sudah kuat terutama dalam hal literasi dan inklusi keuangannya.

“Justru kita harus fokus ke perekonomian dalam negeri dan dalam konteks itu perekonomian dalam negeri adalah penguatan dari perekonomian di daerah-daerah, dan disitu adalah sama dengan pemberdayaan kekuatan ekonomi potensi dan daya beli masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Mahendra, saat ini yang masih menjadi persoalan dalam sektor jasa keuangan adalah tingkat literasi dan inklusi keuangan yang masih rendah.

Dalam hal ini pendekatan yang dilakukan oleh seluruh industri jasa keuangan masih kurang. Oleh karena itu, dalam hal ini OJK sebagai regulatornya mencoba menyelesaikan masalah ini dengan lebih komprehensif.

“Akses keuangan dari industri jasa keuangan harus ditingkatkan Apakah itu melalui digital Tapi tidak semua paham penggunaan digital, maupun juga pendekatan langsung yang lebih masuk kedalam proses yang bisa diterima oleh masyarakat, bukan yang bisa diterima oleh perbankan semata,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.