Sukses

Sepertiga Negara di Dunia Bakal Resesi 4 Bulan Lagi, Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut dalam 4 bulan ke depan sebagian besar negara-negara dunia akan menghadapi tekanan ekonomi yang besar. Pemicunya beban utang yang tinggi, lemahnya fundamental makro ekonomi dan stabilitas politik global.

"Sepertiga negara di dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan kedepan," kata Sri Mulyani di Washington DC, Amerika Serikat dalam akun instagramnya @smindrawati, dikutip Selasa (11/10/2022).

Tekanan ekonomi tersebut tidak hanya mengancam negara berkembang. Negara maju dengan kondisi ekonomi yang mapan pun tak luput dari ancaman ini.

Dalam kunjungan kerjanya ke Washington DC, Sri Mulyani bertemu dengan Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva. Pada pertemuan tersebut keduanya mendiskusikan perkembangan terkini ekonomi global. Termasuk ancaman ekonomi yang bakal dihadapi negara-negara dunia dalam waktu dekat.

"Kali ini kami mendiskusikan perkembangan terkini ekonomi global dan membagi kekhawatiran yang sama terkait kondisi banyak negara karena dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," tulis Ani, sapaannya.

Keduanya pun sepakat menghadapi kondisi global sekarang dengan membuat mekanisme keuangan untuk memitigasi risiko yang mungkin terjadi ketika resesi. Tujuannya untuk membuat bantalan (buffer) bagi negara-negara yang kesulitan menghadapi kondisi yang penuh dengan ketidakpastian.

Agar, negara-negara tidak masuk dalam jurang krisis maupun resesi ekonomi yang dalam. Mekanisme tersebut harus bisa diterima negara berkembang maupun negara maju.

"Untuk menghadapi kondisi global saat ini, saya dan Kristalina sependapat bahwa perlu ada mekanisme untuk mitigasi risiko terjadinya resesi apabila kondisi ini benar-benar berlanjut," tuturnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apresiasi ke Indonesia

Dalam kesempatan yang sama, Ani mengungkapkan, Kristalina memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia. Sebab, Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ditengah geopolitik global yang menyebabkan ketidakpastian yang tinggi.

"Karenanya Kristalina memberikan apresiasi kepada Indonesia yang meraih pertumbuhan tinggi dengan kondisi stabilitas politik dan fundamental ekonomi yang kuat, di tengah kondisi dunia yang berat. #Indonesia remains a bright spot in a worsening global economy!," ungkapnya.

Kepada Kristalina, Sri Mulyani menyatakan Pemerintah Indonesia akan ikut turun tangan dalam merancang mekanisme mitigasi ancaman resesi Global. Termasuk juga merumuskan langkah konkret yang perlu diambil untuk menghadapi risiko multi krisis yang sudah di depan mata.

"Indonesia akan terus aktif mendukung dirumuskannya opsi-opsi dan langkah konkret untuk memitigasi risiko multi krisis saat ini," katanya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Termasuk yang Terbaik di Dunia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersyukur ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,44 persen pada kuartal II 2022, ditengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

Bahkan, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

 

"Dengan ketidakpastian yang tadi saya sampaikan, kita harus tetap optimis. Harus optimis itu, tetapi hati-hati dan waspada. Karena apapun angka-angka yang kita miliki, Indonesia pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua kita termasuk yang terbaik di dunia, (tumbuh) 5,44 persen," jelas Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Peresmian Pembukaan Investor Daily Summit 2022 di JCC Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Dia mengatakan tingkat inflasi di Indonesia juga masih terkendali setelah adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jokowi menyebut inflasi Indonesia yang saat ini berada di angka 5,9 persen masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain.

"Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin. Kita inflasi 5,9 dengan perubahan suku bunga kita di 75 basis poin," ujarnya.

"Artinya, moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan," sambung Jokowi.

4 dari 4 halaman

Kondisi Ketidakpastian

Disisi lain,Jokowi menyampaikan bahwa saat ini dunia dihadapi dengan kondisi ketidakpastiaan yang tinggi. Jokowi menuturkan semua negara saat ini sedang berupaya untuk menekan inflasi ke tingkat yang serendah mungkin.

"Kalau dulu biasanya semua negara ini ngejarnya pasti di bagaimana bunga bisa serendah mungkin, bagaimana inflasi bisa serendah mungkin. Dan sekarang semuanya berubah," kata Jokowi.

Menurut dia, dunia juga dihadapkan pada konfrontasi geopolitik, perubahan iklim sehingga bencana alam saat ini semakin sering terjadi. Oleh sebab itu, Jokowi meminta semua pihak untuk tetap waspada dengan kondisi dunia saat ini.

"Dengan situasi yang ada sekarang ini, negara manapun dapat terlempar dengan cepat keluar jalur dgn sangat mudahnya, apabila tidak hati-hati dan tidak waspada. Baik dalam pengelolaan moneter maupun pengelolaan fiskal," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.