Sukses

Heboh Somasi Es Teh Indonesia, Apa Kabar Penerapan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan?

warganet sedang ramai di media sosial membahas tingginya kadar gula dalam minuman kemasan. Menurut warganet, kandungan gula berlebihan menyebabkan diabetes dan obesitas.

Liputan6.com, Jakarta - Warganet dihebohkan dengan langkah somasi yang dilayangkan kepada konsumen Es Teh Indonesia. Somasi tersebut karena seorang konsumen menyebut produk minuman Es Teh Indonesia dengan nama Chizu Red Velvet mengandung gula 3 kg.

Terkait pro dan kontra somasi Es Teh Indonesia kepada konsumen tersebut, Pemerintah menyatakan tengah menelaah rencana pengenaan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Wacana ini sudah mencuat beberapa tahun lalu tetapi sampai saat ini belum diterapkan.

Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, pemerintah masih mencari waktu yang tepat untuk mengimplementasikan cukai MBDK.

“Cukai MBDK tentunya direncanakan dan dipersiapkan oleh pemerintah sesuai dengan mekanisme, tetapi kalau ditanya 2023, saat ini adalah masih tahap perencanaan,” ujarnya dikutip dari Belasting.id, Selasa (27/9/2022).

Askolani menjelaskan ada beberapa pertimbangan yang dilakukan pemerintah. Diantaranya memperhatikan kondisi pemulihan perekonomian nasional dan global.

Selain itu, sektor industri, tingkat inflasi, serta isu kesehatan juga menjadi faktor pertimbangan pemerintah dalam melakukan ekstensifikasi barang kena cukai (BKC) terhadap MBDK.

Askolani menyampaikan hal tersebut guna menanggapi warganet yang meminta pemerintah untuk mengatur dan menerapkan cukai MBDK.

Pasalnya, saat ini warganet sedang ramai di media sosial membahas tingginya kadar gula dalam minuman kemasan. Menurut warganet, kandungan gula berlebihan menyebabkan diabetes dan obesitas.

Sejalan dengan itu, Askolani kembali menerangkan sampai dengan saat ini pemerintah tetap mempersiapkan penerapan cukai MBDK. Hanya saja, waktu penerapannya tidak disebutkan.

“Banyak faktor yang tentunya menjadi landasan apakah akan dilaksanakan atau belum dilaksanakan di tahun 2023 mengenai kebijakan cukai MBDK,” ungkapnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kronologi Konsumen Kritik soal Kadar Gula Berujung Somasi Es Teh Indonesia

PT Esteh Indonesia Makmur melayangkan somasi kepada salah satu pemilik akun media sosial Twitter yang mengkritik salah satu produknya karena dianggap terlalu manis. Komplain konsumen terhadap salah satu produk Es Teh Indonesia tersebut diduga mengandung hinaan yang dianggap tidak pantas.

Berikut kronologi cuitan konsumen beridentitas @Gandhoyy, yang menyampaikan komplain terhadap salah satu produk Es Teh Indonesia, Chizu Red Velvet. Dalam kicauannya, akun tersebut menyebut produk minuman Chizu Red Velvet seperti gula seberat 3 kg serta sejumlah kata kurang baik lainnya.

Komplain @Gandhoyy direspons dukungan di kalangan warganet. Ada yang mengingatkan, bahwa apa yang dilakukan oleh akun @Gandhoyy bisa terancam jeratan pasal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Tapi, terlepas dari ujaran kebencian akun tersebut, ada juga mendukung komplain akun @Gandhoyy. Brand rusak karena antikritik atau brand naik karena menanggapi kritik dengan bijak.

Adapun akun Twitter @esteh_indonesia langsung merespons untuk menanggapi akun yang diduga telah mencemarkan nama Es Teh tersebut.

“Halo kak, terima kasih supportnya. Sehubungan dengan tweet tersebut, datanya sudah diterima oleh tim legal kami,” tulis akun Es Teh Indonesia.

Tak sampai di situ, pihak manajemen Es Teh Indonesia melalui legalnya melayangkan somasi kepada pelanggan bernama Gandhi di akun Twitternya @Gandhoyy yang menyebut produk es teh terlalu manis. Surat dilayangkan pada Sabtu (24/9/2022).

3 dari 4 halaman

Bersifat Subjektif

Brian Michael selaku tim legal Es Teh menyampaikan, pada prinsipnya perusahaan selalu membuka pintu terhadap kritik dan saran dari konsumennya. Namun, perusahaan menyatakan keberatan dengan unggahan yang disampaikan Gandhi mengenai pernyataan atas rasa manis pada produk yang bersifat subjektif.

Selain itu, Es Teh juga telah memberikan opsi lain sesuai kebutuhan konsumen.

"Sehingga kurang pantas menyatakan bahwa produk Chizu Red Velvet (minuman) seperti gula seberat 3 kg. Kami menganggap pernyataan tersebut dapat menyebabkan pemberian informasi keliru dan/atau menyesatkan kepada konsumen/publik," tulis Brian dalam keterangannya dilihat Minggu (25/9/2022).

Hal yang memberatkan pihak manajemen Es Teh Indonesia adalah adanya kata-kata hewan dan kata yang kurang baik lainnya yang ditujukan kepada perusahaan selaku pemilik merek dan pencipta produk tersebut.

Atas dasar tersebut, pihak Es Teh melakukan somasi dan meminta agar Gandhi melakukan penghapusan unggahannya dan merilis pernyataan klarifikasi.

"Dengan ini kami memperingatkan dan menegur dengan keras (somasi) saudara untuk segera melakukan penghapusan dan klarifikasi pernyataan (tweet) pada akun twitter pribadi saudara, paling lambat 2x24 jam sejak tanggal surat ini," bunyi lanjutan somasi.

4 dari 4 halaman

Hapus Kicauan

Adapun Gandhi usai menerima somasi melalui Twitter-nya meminta maaf dan menghapus unggahannya mengenai kritik minuman Es Teh dan menyebut telah membuat kicauan yang mencemarkan nama baik perusahaan yang dimiliki Haidhar Wirjanto itu. Selain itu, Nagita Slavina diketahui merupakan CEO perusahaan tersebut.

"Saya sendiri ingin memohon maaf kepada PT. ES Teh Indonesia Makmur karena saya telah membuat tweet yang ramai diperbincangkan publik yang berhubungan dengan salah satu produknya yaitu 'Chizu Red Velvet'," tulis Gandhi, Minggu (25/9/2022).

"Saya beropini dan sekaligus menjelekkan nama produk, pemberian informasi yang keliru, kandungannya, dan nama perusahaan. Sekali lagi saya memohon maaf terhadap tweet yang saya buat atas pencemaran nama baik PT ES Teh Indonesia Makmur," sambung pernyataan Gandhi.

Meskipun berakhir damai, warganet tak puas dengan somasi tersebut. Bahkan, pantauan Liputan6.com, saat ini tagar #Es Teh dan #Somasi tetap menjadi isu yang ramai diperbincangkan di Twitter.

Alih-alih mensomasi pelanggan, warganet meminta istri Raffi Ahmad untuk mendidik karyawan perusahaan agar menjelaskan takaran gula dalam produknya minumannya.

Salah satunya pegiat media sosial yang juga pendiri drone emprit, Ismail Fahmi. Ia merespons cuitan Es Teh dengan mempertanyakan kadar gula dari produk minuman tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.