Sukses

Alasan Indonesia Jadi Tuan Rumah GPDRR ke-7, Dianggap Bisa Kelola Bencana

dalam GPDRR ke-7 ini, Indonesia akan mampu berbagi pengalaman dan berbagai langkah-langkah dalam menangani kebencanaan.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menjadi tuan rumah gelaran forum internasional penanganan kebencanaan atau Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7. Indonesia dinilai cakap dalam pengelolaan kebencanaan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan alasan indonesia dipilih. Seperti diketahui, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia diapresiasi banyak negara. Ini bisa jadi salah satu yang juga dipandang dalam memutuskan Indonesia jadi tuan rumah GPDRR ke 7.

“Dalam pengelolaan kebencanaan kita menjadi salah satu yang dinilai bagus,” katanya dalam pernyataannya, dikutip Kamis (26/5/2022).

Retno menyampaikan dalam forum ini Indonesia akan mampu berbagi pengalaman dan berbagai langkah-langkah dalam menangani kebencanaan. Ada tiga hal yang jadi perhatian diskusi dalam forum ini, membagi pengalaman, pelatihan-pelatihan dasar, hingga pembangunan kapasitas.

“Pada saat kita mampu menangani bencana, pengalaman kita kita bagi dengan pihak lain, baik itu yang mudah seperti capacity building, dalam konteks akan mengemuka dalam pertemuan kali ini,” kata dia.

Ia menyampaikan dalam gelaran ini akan ada dua pertemuan tingkat menteri atau Ministerial Roundtable, empat dialog tingkat tinggi, dan 16 sesi tematik, serta tiga sesi lainnya.

Retno menyampaikan forum ini bisa jadi ajang kolaborasi kedepannya. Alasannya, banyak pihak dan organisasi yang terlibat dalam forum skala internasional ini. ia menyebut, dari keseluruhan yang hadir, ada 24 persen dari Non-Government Organization, 20 persen pemerintah, 11 persen akademisi, dan kalangan bisnis 7 persen.

“ini pertemuan yang sangat penting, ini paling besar dan ini juga besar dari size karena sekitar 70 persen dari 6000 (peserta) akan datang in-person,” katanya.

“ini mendorong negara-negara di dunia terus melakukan kerja sama dan kolaborasi untuk penanganan bencana dan mengubah risiko bencana jadi ketahanan terhadap bencana,” terangnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

183 Negara

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, gelaran ini merupakan hajat UN Office for Disaster Risk Reduction dan Indonesia menjadi tuan rumahnya. Gelaran yang dihelat secara hybrid ini disebut akan menghadirkan 70 persen orang yang hadir secara fisik.

“Per saat ini yang sudah mendaftar sudah lebih dari 6 ribu orang dari 183 negara. Pertemuan ini masih dilakukan secara hybrid tetapi kurang lebih 70 persen akan hadir secara in person. Dari pihak UN sendiri akan hadir deputi sekjen, presiden general assembly dan special representative sekjen PBB untuk urusan disaster risk reduction,” terang Retno dalam pernyataannya, dikutip Kamis (26/5/2022).

Ia menuturkan tema GPDRR ke-7 kali ini adalah bagaimana upayanya untuk bangkit dari risiko kebencanaan menjadi ketahanan terhadap kebencanaan. Tujuannya untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).

“Tema yang diambil dalam pertemuan tahun ini adalah ‘From Risk to Resillience’, mengubah risiko menjadi ketahanan menuju pencapaian Sustainable Development Goals untuk semua,” kata dia.

Informasi gelaran ini dilaksanakan di Bali mulai 23-28 Mei 2022. Melalui pertemuan ini berbagai negara yang hadir akan membagikan dan berbicara mengenai penanganan kebencanaan.

Dipilihnya Indonesia menjadi tuan rumah merupakan bukti pengakuan internasional terhadap penanganan kebencanaan di tanah air merupakan hal yang sukses.

 

3 dari 4 halaman

Keuntungan Bagi Indonesia

Lebih lanjut, Menlu Retno menyampaikan ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan oleh Indonesia dengan gelalaran GPDRR ke-7 ini. Pertama, adanya pengakuan internasional terhadap penanganan kebencanaan di tanah air.

“Ini menunjukkan kepercayaan dunia atas kepemimpinan indonesia sebagai champion issue kebencanaan,” katanya.

Kedua, pertemuan ini akan digunakan untuk melakukan pertukaran pengalaman, pelatihan-pelatihan dasar, hingga pembangunan kapasitas antar pesertanya. Ini melingkupi cara negara-negara mengantisipasi dan menangani bencana yang terjadi tak hanya sekali. 

4 dari 4 halaman

Wadah Paling Tepat

“Jadi dalam waktu ke waktu kita selalu menghadapi bencana, dan ini merupakan platform paling tepat karena sekali lagi, ada multistakeholders untuk melakukan exchange of experience, based practices, dan capacity building dalam penanganan bencana,” terangnya.

Serta, keuntungan ketiga, platform ini dinilai paling pas untuk melakukan kolaborasi dan kerjasama baik antara nasional, kawasan, maupun regional. “Dan dalam penanganan disaster, kebencanaan ini disana banyak local wisdom yang membantu upaya kita dalam penanganan bencana,” tukasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.