Sukses

Mudik Lebaran 2022 Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi sampai 5 Persen

Kegiatan mudik Lebaran di kuartal kedua tahun ini bakal memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, diizinkannya kegiatan mudik Lebaran pada tahun ini bakal turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional hingga kisaran 5 persen.

Mudik lebaran memang jadi momen vital dalam menggerakan roda perekonomian. Khususnya didorong oleh pengeluaran dari kelas menengah atas yang selama ini menahan uang di bank.

Terlebih, kata Bhima, ada juga dorongan uang tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja swasta yang wajib dibayar penuh. Sehingga kontribusi Lebaran terhadap konsumsi rumah tangga cukup tinggi.

"Wajar kalau estimasi pertumbuhan ekonomi di kuartal yang bertepatan dengan lebaran (kuartal II 2022) bisa tembus 4-5 persen year on year," ujar Bhima kepada Liputan6.com, Sabtu (7/5/2022).

Secara umum, ia melihat, kegiatan mudik Lebaran di kuartal kedua tahun ini bakal memberikan sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2022 ini.

Kendati begitu, Bhima sanksi pertumbuhan ekonomi nasional di keseluruhan tahun 2022 ini bisa menyentuh level 5 persen.

"Tapi untuk capai pertumbuhan full year 5 persen tidak bisa hanya andalkan mudik lebaran saja. Di kuartal ke III tantangan akan jauh lebih berat. Mulai dari inflasi, naiknya suku bunga pinjaman, stabilitas nilai tukar, hingga tekanan daya beli masyarakat," bebernya.

"Setelah lebaran, THR mulai menipis, bahkan habis untuk kebutuhan pokok. Sementara indikator kesempatan kerja masih belum menunjukkan titik optimisme," tandas Bhima.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ekonomi Kuartal II 2022 Bisa Tumbuh 7 Persen

Sedangkan Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Sarman Simanjorang menaksir ada sekitar Rp 42 triliun yang berputar selama periode Lebaran 2022. Dengan demikian ia menyebut bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen di kuartal II 2022.

"Jika hal ini tercapai tentu akan dapat memberikan kontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 sebesar 5 sampai 5,5 persen," kata dia dalam keterangannya, ditulis Senin (2/5/2022).

Ia memandang momentum Idul Fitri tahun ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

"Tentu kita dari pelaku usaha berharap agar masyarakat agar tetap prokes selama perjalanan mudik dan merayakan Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman," katanya.

Ia juga mewanti-wanti soal kondisi pandemi Covid-19 yang belum usai. Ia berharap tak ada lonjakan kasus pasca mudik lebaran. Sehingga tak ada pembatasa kegiatan usaha di kemudian hari.

"Kepada penduduk daerah tujuan agar dapat memanfaatkan momentum liburan mudik tahun ini menjadi peluang usaha dengan menjual berbagai makanan khas daerah, batik serta souvenir khas daerah yang diminati para pemudik untuk dibawa kembali ke kotanya," imbaunya

"Sehingga liburan Idul Fitri tahun ini dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa. Kita doakan semua agar yang pulang kampung selamat dalam perjalanan dan juga selamat kembali ke kota masing masing dan meninggalkan susuatu yang berkesan bagi keluarga," terangnya.

3 dari 4 halaman

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5 Persen di 2022

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan perekonomian Indonesia tahun 2022 akan tumbuh 5,0 persen. Angka ini lebih baik dari pertumbuhan di tahun 2021 sebesar 3,69 persen. Kemudian seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 menjadi 5,2 persen.

“Setelah merosot di kuartal ketiga, pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik dengan cepat dan menutup 2021 dengan keluaran yang lebih tinggi daripada masa pra-pandemi 2019. Pertumbuhan terjadi di berbagai bidang dan akan menguat pada 2022 seiring normalisasi kegiatan ekonomi,” kata Direktur ADB untuk Indonesia, Jiro Tominaga dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (6/4/2022).

Jiro menuturkan pengeluaran rumah tangga dan investasi di Indonesia memasuki 2022 semakin kuat. Gelombang ketiga Covid-19 yang baru dilalui juga berdampak minimal terhadap pertumbuhan.

Hanya saja, pemerintah harus memitigasi dampak geopolitik Rusia-Ukraina jika berlangsung dalam jangka panjang. Sebab ini akan menjadi tantangan bagi pemulihan ekonomi Indonesia.

"Namun, apabila invasi Rusia di Ukraina terjadi berlarut-larut, hal ini dapat berdampak signifikan terhadap inflasi dan keseimbangan fiskal," tuturnya.

Asian Development Outlook (ADO) 2022 menyebutkan pengeluaran konsumen dan kegiatan manufaktur di Indonesia terus tumbuh karena naiknya pendapatan, pekerjaan, dan optimisme. Investasi terbantu oleh naiknya permintaan, perbaikan iklim investasi dan iklim berusaha, serta pemulihan kredit.

Inflasi 

Inflasi, yang mencapai rata-rata 1,6 persen tahun lalu, diperkirakan akan naik menjadi 3,6 persen pada 2022. Kondisi ini didorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan harga komoditas yang lebih tinggi. Namun tetap masih akan berada dalam rentang target Bank Indonesia.

Inflasi diperkirakan akan turun ke 3,0 persen pada 2023 seiring meredanya kenaikan harga komoditas.

Namun, harga yang lebih tinggi untuk ekspor komoditas Indonesia akan mengimbangi turunnya volume ekspor. Sehingga menjaga transaksi berjalan tetap imbang dan menghasilkan tambahan pendapatan.

4 dari 4 halaman

Rekomendasi ADB

Dalam jangka menengah, ADB merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan digitalisasi demi meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan.

Hal ini akan membantu Indonesia mencapai sasarannya, yaitu meningkatkan PDB per kapita ke taraf negara berpenghasilan tinggi pada 2045.

Terkait ini, pelaku usaha akan memerlukan bantuan agar dapat meningkatkan transfer teknologi, mendorong penelitian dan pengembangan untuk inovasi, serta mengakses angkatan kerja yang melek teknologi.

Beberapa kebijakan yang penting untuk mendukung hal ini antara lain adalah investasi pemerintah dalam infrastruktur digital, insentif fiskal, dan reformasi regulasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.