Sukses

Pemerintah Ditagih Subsidi Harga BBM Pertamax Bila Hapus Premium

Pemerintah memberikan subsidi untuk jenis bahan bakar minyak (BBM) Pertamax jika memang pemerintah serius melakukan penghapusan jenis BBM Premium dan Pertalite.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diminta untuk memberikan subsidi untuk jenis bahan bakar minyak (BBM) Pertamax. Hal ini jika memang pemerintah serius melakukan penghapusan jenis BBM Premium dan Pertalite.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, untuk benar-benar kita beralih ke BBM dengan RON yang tinggi memang masih membutuhkan waktu. Sehingga pemerintah perlu melihat juga kondisi perekonomian masyarakat, terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

"Jika Pertamax menjadi BBM pilihan maka saya kira (pemerintah) bisa memberikan subsidi ke masyarakat," kata Mamit saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/12).

Berkaca dari negara tetangga seperti Malaysia, pemerintahnya memberikan subsidi kepada penggunaan BBM dengan RON tinggi. Oleh karena itu, dia mendorong pemerintah untuk memberikan subsidi, jika penghapusan tersebut di lakukan.

Dia menambahkan, saat ini masyarakat di Indonesia juga sudah banyak yang beralih ke Pertalite yang RON sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan Premium. Namun memang, diakui dari sisi harga juga masih cukup terjangkau.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Sinyal Hapus BBM Premium dan Pertalite

Sebelumnya, Pemerintah memberi sinyal akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Pertalite secara bertahap.

Untuk tahap awal, pemerintah akan mendorong penggunaan bensin RON 90 atau Pertalite sebagai bahan bakar minyak ramah lingkungan. Ini dilakukan karena Indonesia baru memasuki masa transisi energi.

"Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 (Premium) akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan,: kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Soerjaningsih dikutip dari Antara, Kamis (23/12)

Soerja menginformasikan bahwa premium RON 88 saat ini hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun sangat kecil karena kesadaran masyarakat menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik menjadi salah satu penyebabnya.

Lebih lanjut Soerja mengungkapkan pemerintah sedang menyusun peta jalan bahan bakar minyak ramah lingkungan di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana pertalite harus dry, harus shifting dari pertalite ke pertamax," ujarnya.

 

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com