Sukses

Harga Minyak Stabil, Namun Varian Omicron Membebani

OPEC mengatakan bahwa varian Omicron akan memiliki dampak ringan ke harga minyak karena dunia mulai terbiasa.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan Senin karena keraguan baru dari pelaku pasar mengenai efektivitas vaksin terhadap varian baru Omicron. Sebelumnya OPEC memperkirakan bahwa dampak varian ini ke harga minyak tidak akan besar.

Mengutip CNBC, Selasa (14/12/2021), harga minyak mentah Brent turun 76 sen atau 1 persen dan menetap di USD 74,39 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 38 sen atau 0,53 persen dan menetap di USD 71,29 per barel.

Kedua tolok ukur harga minyak ini membukukan kenaikan sekitar 8 persen pada minggu lalu. Kenaikan mingguan pertama setelah mengalami tekanan selama tujuh pekan.

"Kontrak minyak utama mencatat kenaikan mingguan yang layak, tetapi terlihat bahwa harga saat ini masih jauh di bawah level pra-Omicron," kata analis minyak di PVM Oil Associates, Tamas Varga.

Varian Omicron, dilaporkan telah menyebar ke lebih 60 negara, menimbulkan risiko global yang sangat tinggi. WHO mengungkapkan bahwa varian Omicron ini tidak terlalu efektif jika ditangkal dengan vaksin yang sudah disuntikkan.

Universitas Oxford juga mengatakan bahwa vaksin yang telah dibuat tidak terlalu bisa menangkal serangan Omicron.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

OPEC

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Senin menaikkan perkiraan permintaan minyak dunia untuk kuartal I 2022. Namun untuk prediksi pertumbuhan selama setahun diperkirakan tetap stabil.

Dalam rilisnya, OPEC mengatakan bahwa varian Omicron akan memiliki dampak ringan karena dunia mulai terbiasa bersepakat dengan dengan pandemi.

OPEC dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada 4 Januari untuk memutuskan kebijakan produksi mereka.

Menteri perminyakan Irak pada hari Minggu mengatakan bahwa dia mengharapkan OPEC pada pertemuan berikutnya untuk mempertahankan kebijakannya saat ini untuk meningkatkan pasokan bulanan bertahap sebesar 400 ribu barel per hari.

Ada sedikit reaksi pasar terhadap pengumuman Jumat lalu oleh Departemen Energi AS bahwa mereka akan menjual 18 juta barel minyak mentah dari cadangan minyak strategis (SPR) pada 17 Desember sebagai bagian dari rencana sebelumnya untuk mencoba menurunkan harga bensin.

"Risiko pasar minyak menghadapi kelebihan pasokan yang cukup besar pada kuartal I 2022. Oleh karena itu kami membayangkan potensi penurunan harga minyak dalam beberapa minggu mendatang," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.