Sukses

Berkontribusi ke Ekonomi Nasional, Mendag Dukung Sektor Usaha Penjualan Langsung

Pada 2019, perusahaan penjualan langsung Indonesia berhasil mencatatkan transaksi penjualan sebesar Rp14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha.

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan langsung merupakan salah satu sektor usaha yang dapat menjaga roda perekonomian di Indonesia tetap berputar di tengah pandemi Covid–19.

Keunikan dan kekuatan dari sektor usaha, yang biasanya dikenal dengan bisnis Multi Level Marketing (MLM) ini, terletak pada sistem bisnisnya yang mengandalkan jaringan pemasaran para mitra usahanya. Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam pameran virtual Indonesia Direct Selling 4.0 Expo pada 28 Oktober—3 November 2020.

Acara yang merupakan pameran virtual penjualan langsung pertama di Indonesia ini diselenggarakan Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI) dan diikuti 101 perusahaan yang bergerak di sektor penjualan langsung. Pameran ini dapat diakses melalui alamat https://www.directsellingexpo.id/.

“Sektor usaha penjualan langsung memberikan kontribusi yang berarti terhadap perekonomian nasional. Untuk itu, Kementerian Perdagangan berkomitmen mendukung sektor usaha ini agar perekonomian terus berjalan dan kembali pulih akibat dampak Covid-19. Selain itu, konsep bisnis penjualan langsung menjadi keunggulan karena penjualan langsung telah memiliki konsumen tetap yang pada masa sekarang ini relatif cukup sulit untuk dibangun,” jelas Mendag dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (28/10/2020).

Berdasarkan laporan kegiatan tahunan dari 147 perusahaan, pada 2019, perusahaan penjualan langsung Indonesia berhasil mencatatkan transaksi penjualan sebesar Rp14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha.

Selain memberikan manfaat ekonomi bagi para mitra usaha, sektor penjualan langsung juga turut berkontribusi menjaga keberlangsungan usaha produsen dalam negeri. Sebanyak 51,86 persen jenis produk yang dijual merupakan produk dalam negeri.

Menurut Mendag, hasil survei yang dilakukan Kementerian Perdagangan menunjukkan usaha penjualan langsung dapat berguna sebagai sarana bagi para pelajar dan mahasiswa mengasah mental kewirausahaan yang tangguh. Namun, hasil survei juga menunjukkan adanya sejumlah kendala yang dihadapi dalam menjalankan usaha penjualan langsung.

Kendala terbesar yaitu adanya pandangan negatif masyarakat terhadap bisnis penjualan langsung. Salah satu penyebabnya adalah adanya berbagai penawaran program yangmenyalahi aturan.

“Untuk itu, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan asosiasi di bidang penjualan langsung dan lembaga pemerintah terkait untuk secara aktif memajukan industri penjualan langsung dengan meningkatkan edukasi dan literasi tentang usaha penjualan langsung atau MLM agar citra usaha penjualan langsung di mata masyarakat dapat menjadi lebih baik, sehingga, dapat meningkatkan penjualan,” ungkap Mendag.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Era Digital

Dengan semakin berkembangnya teknologi digital, menurut Mendag, turut mengubah strategi penjualan di sektor usaha penjualan langsung. Kini, penjualan dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai media digital. Melalui adopsi penggunaan internet dan teknologi informasi, perusahaan penjualan langsung dapat terhubung semakin dekat dengan para mitra usahanya dan membantu para mitra usahanya merencanakan serta mencapai keuntungan yang dijanjikan.

“Kami percaya, para pelaku penjualan langsung yang memiliki karakter gigih dan ulet akan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk berinovasi dan beradaptasi dalam melakukan penjualan,” ujar Mendag.

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mengapresiasi langkah AP2LI yang mempelopori pameran virtual Direct Selling 4.0 Expo ini.

“Penyelenggaraan kegiatan ini merupakan bukti bahwa para pelaku usaha penjualan langsung mampu memanfaatkan perubahan situasi pasar sebagai peluang sekaligus menjawab tantangan perubahan zaman,” jelas Mendag.

Mendag juga mengajak asosiasi beserta para pelaku usaha penjualan langsung untuk bersama-sama pemerintah ikut menjaga roda perekonomian di Indonesia terus berputar dengan semakin banyak menggandeng produsen dalam negeri memasarkan produknya melalui sistem penjualan langsung.

“Kami berharap pameran ini dapat dijadikan momentum bagi perusahaan penjualan langsung untuksemakin berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian Indonesia,” pungkas Mendag.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penjualan Langsung Indonesia (AP2LI) Endrew Susanto, ST menyampaikan bahwa Tantangan terbesar industri Penjualan Langsung bukan hanya perubahan perilaku konsumen di era digital ini.

"Juga adanya Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda setelah lebih dari setengah tahun. Pembatasan Sosial Berskala Besar juga menjadi hantaman bagi kegiatan ekonomi masyarakat. Kegiatan ekonomi menurun drastis yang diikuti dengan daya beli masyarakat," kata dia.

Pelbagai cara dilakukan oleh masyarakat dan dunia bisnis untuk bertahan di masa Pandemi, dan khususnya Kenormalan Baru. Meski kondisi yang dilihat sebagian orang sebagai suatu kesuraman, kita harus tetap memiliki pengharapan.

"Beruntung di era digital ini, peluang tetap tersedia untuk melakukan usaha Penjualan Langsung. Jika dulu untuk menjual produk atau mensponsori member baru harus dengan bertatap muka secara fisik, kini tidak lagi. Tatap muka dengan konferensi video dan portal pembayaran digital memudahkan pelaku industri Penjualan menjalankan usahanya," jelas dia.

Berbekal kemudahan teknologi bagi industri Penjualan Langsung maka AP2LI ingin membuat suatu terobosan lebih besar lagi yaitu mengadakan Indonesia 1st Direct Selling 4.0 Expo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.