Sukses

Saham di Asia Melemah, Investor Pantau Pergerakan Yuan China

Saham Jepang akan diperdagangkan lebih rendah karena investor mengamati yuan Tiongkok mengikuti pergerakan bank sentral.

Liputan6.com, Jakarta - Saham di Jepang diperdagangkan lebih rendah pada pembukaan Senin pagi, karena investor mengamati pergerakan yuan China.

Kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 23.600 sementara mitranya di Osaka berada di 23.560. Itu dibandingkan dengan penutupan terakhir Nikkei 225 di 23.619,69.

Sementara itu, saham di Australia lebih rendah pada awal perdagangan, dengan S&P/ASX 200 turun sekitar 0,1 persen.

Pergerakan yuan China akan diawasi oleh investor pada hari Senin, setelah Bank Rakyat China mengumumkan perubahan aturan yang membuatnya lebih murah untuk mempersingkat yuan.

Pada Sabtu lalu, Bank sentral mengumumkan bahwa lembaga keuangan sekarang tidak perlu lagi menyisihkan uang tunai ketika melakukan perdagangan valuta asing, yang berlaku mulai Senin. Sebelumnya, lembaga keuangan harus menyisihkan 20 persen dari jumlah penyelesaian ke depan yuan bulan sebelumnya sebagai cadangan risiko valuta asing, menurut Reuters.

Yuan luar negeri terakhir diperdagangkan lebih dari 0,6 persen lebih lemah terhadap greenback, pada 6,7323 per dolar, setelah menguat selama beberapa bulan terakhir.

Tapas Strickland dari National Australia Bank mengatakan pergerakan yuan kemungkinan didorong oleh perubahan aturan "yang membuatnya lebih murah untuk mempersingkat (yuan China) dan menandakan lebih sedikit (kekhawatiran) tentang kelemahan mata uang."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Saham Asia Dibuka Beragam Menanti Data Sektor Jasa China

Pada Jumat pekan lalu, Bursa saham di Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Jumat pagi karena investor menunggu rilis survei swasta aktivitas sektor jasa China untuk September.

Dikutip dari CNBC, Jumat (9/10/2020), di Jepang, Nikkei 225 naik 0,15 persen sedangkan indeks Topix sedikit lebih rendah.

Sementara itu, saham di Australia sedikit berubah, dengan S & P / ASX 200 berada di bawah garis datar.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan sedikit lebih tinggi.

Pasar di Korea Selatan dan Taiwan tutup pada hari Jumat karena hari libur.

Di China, Indeks Manajer Pembelian layanan Caixin / Markit diperkirakan akan keluar sekitar jam 9:45 pagi HK / SIN. Data tersebut dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang keadaan pemulihan ekonomi China dari pandemi virus corona.

Fokus investor juga kemungkinan akan berada pada perkembangan yang sedang berlangsung mengenai potensi stimulus fiskal baru di Amerika Serikat. Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin berbicara pada hari Kamis tentang rencana stimulus virus korona yang luas, setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari pembicaraan awal pekan ini dan menyerukan RUU yang berdiri sendiri.

Semalam di Amerika Serikat, Dow Jones Industrial Average menyentuh level tertinggi dalam sebulan. Indeks ditutup 122,05 poin lebih tinggi, atau 0,4 persen, pada 28.425,51. S&P 500 naik 0,8 persen untuk mengakhiri hari perdagangannya di 3.446,83 sementara Nasdaq Composite naik 0,5 persen menjadi ditutup pada 11.420,98.

Pergerakan itu terjadi karena data klaim pengangguran mingguan AS terbaru pada hari Kamis menunjukkan tambahan 840.000 orang Amerika mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya. Itu dibandingkan dengan ekspektasi ekonom yang disurvei oleh Dow Jones tentang 825.000 klaim pertama kali untuk asuransi pengangguran untuk pekan yang berakhir 3 Oktober.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.