Sukses

Larangan Mudik Lebaran Bikin Industri Penerbangan Terpukul hingga Minus 80 Persen

Sektor penerbangan mengalami kontraksi hingga 80,23 persen akibat adanya larangan mudik Idul Fitri untuk menekan penyebaran pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, pandemi Virus Corona membawa dampak negatif luar biasa pada transportasi. Sektor penerbangan bahkan harus mengalami kontraksi hingga 80,23 persen akibat adanya larangan mudik Idul Fitri untuk menekan penyebaran pandemi.

"Moda angkutan yang paling terpukul adalah angkutan udara. Di mana angkutan udara pada triwulan II mengalami kontraksi sangat dalam yaitu 80,23 persen," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers secara daring, Jakarta, Rabu (5/8).

"Sektor transportasi terdampak luar biasa. Adanya imbauan untuk melakukan work from home, study from home sebagai salah satu langkah pencegahan penyebaran Covid-19 berdampak besar pada sektor transportasi," sambungnya.

Larangan mudik pada sektor penerbangan menyebabkan penurunan aktivitas pada kargo dan pergudangan. Kedua aktivitas penting tersebut mengalami kontraksi hingga 30,80 persen.

"Kemudian pada Idul Fitri ini juga tidak ada mudik, ada penurunan aktivitas kargo sehingga aktivitas kargo dan pergudangan yang kontraksinya paling dalam yaitu 30,80 persen," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sektor Transportrasi Lain

Selain penerbangan, sektor transportasi lainnya yang mengalami kontraksi paling dalam adalah moda angkutan rel. Moda angkutan rel mengalami kontrakasi sebesar -63,75 persen.

"Kemudian diikuti angkutan rel yang mengalami kontraksi hingga -63,75 persen. Jadi kontraksi terjadi pada semua moda transportasi. Sehingga sektor transportasi secara keseluruhan terkontraksi 30,84 persen," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Syarat dari Menhub Agar Industri Transportasi Bisa Kembali Bangkit

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya penerapan disiplin protokol kesehatan agar industri transportasi dapat kembali bangkit.

Dirinya berujar, sektor transportasi mengalami penurunan 30 persen hingga 70 persen akibat dampak pandemi ini.

Oleh karenanya, operasional transportasi baik darat, laut maupun udara harus dilengkapi dengan protokol kesehatan yang ketat agar pandemi tidak semakin mewabah, sehingga masyarakat bisa merasa aman kembali saat menggunakan transportasi umum

"Kita tahu, transportasi adalah darahnya ekonomi. Ekonomi sekarang terkoreksi karena (pergerakan) transportasi menurun," ujarnya dalam pembukaan webinar, Rabu (22/7/2020).

Menhub mencontohkan beberapa kasus industri aviasi yang terdampak pandemi seperti Air France, Virgin Australia hingga Thai Airways. Situasi global yang sedang tidak menguntungkan bisa sangat mempengaruhi industri nasional jika penerapan protokol kesehatan tidak dimaksimalkan.

Dirinya juga menekankan pentingnya berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk merumuskan kebijakan beriringan dengan penerapan protokol kesehatan. Namun, kebijakan juga tidak boleh terlalu progresif.

"Kita nggak boleh terlalu optimis membuat prediksi terlalu dini, nggak boleh progresif, tapi kita harus terukur," ujarnya. 

4 dari 4 halaman

Protokol Kesehatan

Adaptasi baru harus benar-benar dipahami sebagai kegiatan normal baru yang menyisipkan kegiatan protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.

"Adaptasi baru itu bagus. Dengan berdamai dengan Covid-19, kita bisa menjalankan adaptasi baru dengan baik," tuturnya.

Jika protokol kesehatan dijalankan dengan disiplin, diharapkan pergerakan transportasi akan semakin optimal dan pertumbuhan ekonomi juga akan berangsur membaik. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.