Sukses

4,6 Juta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Belum Terverifikasi

Sebanyak 2,5 juta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sudah diselesaikan karena berkaitan dengan data di Papua dan Papua Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengatakan pembaharuan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) terus dilakukan. Saat ini data base DTKS yang belum diverifikasi tinggal 4,6 juta.

"Masalah data base dari 27 juta lebih per 1 Mei, sekarang tinggal 4,6 juta," kata Muhadjir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR-RI di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/6).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2,5 juta sudah diselesaikan karena berkaitan dengan data di Papua dan Papua Barat. Lalu, data non-Papua yang ada di DTKS sebanyak 808 ribu dan non DTKS tersisa 16 ribu.

"Non papua itu ada 808 (ribu) di DTKS, non-DTKS 16 ribu itu yang tersisa," kata Muhadjir.

Dia menegaskan perubahan data ini sudah berubah drastis. Hal ini terjadi karena ada data tambahan yang berangkat dari data penduduk miskin baru.

"Data miskin baru justru tambah masalah cleansing ke DTKS yang ada," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Untuk itu saat ini Kemeko PMK melakukan koordinasi untuk melakukan penataan ulang terhadap DTKS. Selain itu juga ada data lama sebanyak 20 juta berstatus inklusion dan ekslusion eror. Data ini juga masih butuh pembersihan berikutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Data Penduduk Miskin

Sementara itu data penduduk miskin baru sedang dikumpulkan melalui RT dan RW setempat. Data ini nantinya dilakukan verifikasi oleh desa atau kelurahan. Kemudian diverifikasi kembali di tingkat kabupaten atau kota.

"Ini semua jadi bahan penyempurnaan DTKS yang ada," ujar Muhadjir.

Oleh karena itu, Muhadjir meminta waktu untuk bisa menyelesaikan pemutakhiran data DTKS agar lebih lengkap dan lebih baik. Sebab, data ini terus bergerak seiring bertambahnya jumlah penduduk miskin baru.

"Data ini terus bergerak apalagi jumlah penduduk miskin bertambah tapi belum bisa memastikan berapa tambahannya," kata Muhadjir mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.