Sukses

Wall Street Tumbang usai Investor Cemas Penyebaran Corona Gelombang II

Saham berjangka AS jatuh di perdagangan hari Rabu

Liputan6.com, Jakarta - Saham berjangka AS jatuh di perdagangan semalam pada hari Rabu karena investor mengevaluasi laju pemulihan ekonomi dan perkembangan virus corona.

Dikutip dari laman CNBC, Kamis (11/6/2020), Futures pada Dow Jones Industrial Average turun sekitar 130 poin, dan S&P 500 dan Nasdaq 100 futures masing-masing turun 0,5 persen dan 0,3 persen.

Pergerakan berjangka mengikuti dua hari berturut-turut kerugian untuk 30-saham Dow dan S&P 500 karena investor mengabaikan pembukaan kembali perdagangan

S&P 500 turun 0,5 persen pada hari Rabu, dan Dow turun sekitar 280 poin. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 0,7 persen ke rekor penutupan tertinggi di 10.020,35, juga merupakan penutupan pertama di atas 10.000.

Nasdaq telah mengugat selama delapan hari dalam sembilan sesi terakhir, membawa kenaikan 2020 menjadi hampir 10 persen. S&P 500 turun 1,2 persen tahun ini setelah sempat berubah hijau untuk 2020 awal pekan ini. Dow turun 5,4 persen untuk tahun 2020.

Kekhawatiran tentang gelombang kedua kasus coronavirus telah meningkat ketika negara-negara AS mendorong lebih dalam untuk membuka kembali ekonomi.

Texas telah melaporkan tiga hari berturut-turut memecahkan rekor rawat inap Covid-19. Sembilan negara bagian California melaporkan lonjakan kasus virus corona baru atau rawat inap untuk kasus yang dikonfirmasi, AP melaporkan Rabu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran Investor

Pada hari Rabu, investor menilai pembaruan Federal Reserve tentang ekonomi dan kebijakan moneter. Para pembuat kebijakan memilih dengan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga dan mengindikasikan tidak ada kenaikan suku bunga hingga tahun 2022.

"The Fed memahami kita hanya berada dalam fase awal pemulihan ekonomi dan membuat perubahan cepat terhadap kebijakan atau panduan ke depan adalah terlalu dini saat ini," kata Charlie Ripley, ahli strategi investasi senior untuk Manajemen Investasi Allianz, dalam sebuah email.

The Fed juga mengatakan setidaknya akan mempertahankan laju pembelian obligasi saat ini untuk beberapa bulan mendatang. Selain itu, ia mengharapkan ekonomi AS untuk berkontraksi sebesar 6,5 persen pada tahun 2020 sebelum berkembang sebesar 5 persen pada tahun 2021.

Investor sedang menunggu data klaim pengangguran baru untuk minggu yang berakhir 6 Juni, yang dijadwalkan keluar pada pukul 8:30 pagi ET pada hari Kamis. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan pengajuan klaim asuransi pengangguran mencapai total 1,595 juta minggu lalu, yang turun dari 1,775 juta pada minggu sebelumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.