Sukses

Investor Asing Beli Saham Rp 365 Miliar, IHSG Terpangkas 29,32 Poin

Investor asing beli saham belum mampu mengangkat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Namun, investor asing beli saham pada awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham Senin (15/10/2018), IHSG melemah 29,23 poin atau 0,51 persen ke posisi 5.727,25.Indeks saham LQ45 susut 0,28 persen ke posisi 900,30. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 296 saham merosot sehingga menekan IHSG. 118 saham menguat dan 106 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.816,04 dan terendah 5.725,58.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 349.572 kali dengan volume perdagangan 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 365,77 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.216.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,97 persen. Sektor saham industri dasar merosot 3,68 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang tergelincir 1,69 persen dan sektor saham manufaktur merosot 1,27 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham SURE mendaki 23,57 persen ke posisi Rp 970 per saham, saham RBMS bertambah 20,83 persen ke posisi Rp 174 per saham, dan saham SMCB menanjak 17,83 persen ke posisi Rp 1.850 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INKP susut 18,18 persen ke posisi Rp 11.700 per saham, saham PANI merosot 15,32 persen ke posisi Rp 210 per saham, dan saham LPCK terpangkas 14,77 persen ke posisi Rp 1.385 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,38 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,77 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,87 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai merosot 1,49 persen, indeks saham Singapura turun 0,68 persen dan indeks saham Taiwan melemah 1,44 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,79 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen ada kekhawatiran perang dagang dan perlambatan pertumbuhan ekonomi China menyebakan indeks saham di Asia melemah. "Hal itu juga sebabkan depresiasi rupiah terhadap dolar AS," ujar dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, IHSG melemah lebih didorong faktor eksternal.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sesi I, IHSG Sempat Menguat

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat di tengah rilis neraca perdagangan yang surplus USD 227 juta pada September 2018.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (15/10/2018), IHSG menguat 10,94 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.767,43. Indeks saham LQ45 mendaki 0,65 persen ke posisi 908,67. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 128 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 226 saham melemah dan menahan penguatan IHSG. 123 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di posisi 5.816,04 dan terendah 5.735,05.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 214.234 kali dengan volume perdagangan 5,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,2 triliun.

Investor asing beli saham Rp 161,24 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 15.229.

Sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham industri dasar merosot 1,97 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang melemah 0,75 persen dan sektor saham pertanian turun 0,38 persen.

Sektor saham keuangan menguat 1,07 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,48 persen dan sektor saham aneka industri menguat 0,23 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham SURE mendaki 24,84 persen ke posisi Rp 980 per saham, saham SKRN mendaki 21,37 persen ke posisi Rp 1.590 per saham, dan saham SMCB mendaki 19,11 persen ke posisi Rp 1.870 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ASJT melemah 15,31 persen ke posisi Rp 332 per saham, saham AKPI merosot 13,98 persen ke posisi Rp 800 per saham, dan saham BSIM susut 12,80 persen ke posisi Rp 545 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,21 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,80 persen dan catatkan penurunan terbesar. Disusul indeks saham Taiwan melemah 1,44 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,66 persen dan indeks saham Singapura tergelincir 0,58 persen.

VP PT Sales and Distribution PT Ashmore Assets Management Indonesia, Angganata Sebastian, menuturkan pelaku pasar merespons positif neraca dagang September 2018 yang surplus USD 227 juta. Hal itu berdampak positif untuk IHSG.

"Tadi ketika ekspor cuma naik 1,7 persen, market reaksi negatif. Tapi ternyata impor turun lebih banyak sehingga perdagangan surplus langsung market bounce. Rupiah ada sedikit menguat ketika data keluar," ujar Angganata saat dihubungi Liputan6.com.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.