Sukses

Deflasi September 0,18 Persen, IHSG Merosot 24,15 Poin

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama pada Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bervariasi dengan kecenderungan melemah pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini.

Pada penutupan sesi pertama, Senin (1/10/2018), IHSG melemah 24,15 poin atau 0,40 persen ke posisi 5.952,40. Indeks saham LQ45 susut 0,20 persen ke posisi 944,27. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 176 saham melemah sehingga menekan IHSG. 177 saham menguat dan 126 saham diam di tempat.

Pada sesi I, IHSG berada di posisi tertinggi 5.982,06 dan terendah 5.950,42. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 175.048 kali dengan volume perdagangan saham 5,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,8 triliun.

Investor asing beli saham Rp 146,88 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.913.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 1,42 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 0,63 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,19 persen.

Sementara itu, sektor saham pertanian melemah 1,4 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar susut 1,34 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,2 persen.

Saham-saham yang bukukan penguatan terbesar antara lain saham SAFE naik 34,08 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham CITY melonjak 24,51 persen ke posisi Rp 254 per saham, dan saham TUGU mendaki 14,83 persen ke posisi Rp 3.020 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INAF merosot 17,29 persen ke posisi Rp 4.880 per saham, saham NIKL tergelincir 17,16 persen ke posisi Rp 140 per saham, dan saham MABA terpangkas 13,56 persen ke posisi Rp 510 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,14 persen. Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 0,55 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,29 persen, indeks saham Singapura menguat 0,18 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,50 persen.

IHSG yang tertekan ini di tengah rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). BPS melaporkan deflasi September 2018 mencapai 0,18 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

IHSG Bergerak di Dua Zona

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua zona pada awal pekan ini. IHSG bergerak di zona merah tapi melemah terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin 1 Oktober 2018, IHSG melemah 25,69 poin atau 0,43 persen ke posisi 5.950. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG merosot 11,47 poin atau 0,19 persen ke posisi 5.965.  Kemudian IHSG sempat bergerak di zona hijau tetapi naik tipis.

Indeks saham LQ45 naik 0,28 persen ke posisi 948. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX melemah 0,08 persen.

Sebanyak 136 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. 96 saham melemah dan 116 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.959,42 dan terendah 5.950,85.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 35.285 kali dengan volume perdagangan 894,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 425,6 miliar.

Investor asing beli saham Rp 25,48 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.911.

Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham aneka industri naik 1,14 persen, dan catatkan penguatan terbesar.Disusul sektor saham tambang mendaki 0,48 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,27 persen.

Selain itu, sektor saham perdagangan melemah 0,50 persen, sektor saham pertanian susut 0,56 persen dan sektor saham industri dasar merosot 0,56 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham CITY naik 24,51 persen ke posisi Rp 254 per saham, saham RELI menanjak 7,25 persen ke posisi Rp 296 per saham, dan saham AKPI menguat 7,14 persen ke posisi Rp 900 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham NIKL merosot 14,29 persen ke posisi Rp 4.200 per saham, saham INAF turun 11,86 persen ke posisi Rp 5.200 per saham, dan saham SRAJ susut 10,61 persen ke posisi Rp 160 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,16 persen. Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,77 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,06 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,35 persen.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.