Sukses

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Investor Fokus Pertemuan AS-China

Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,04 persen dan indeks Topix menguat 0,17 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia tak mampu bergerak menguat mengikuti kenaikan yang dibukukan oleh bursa saham Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan Selasa ini, bursa saham di kawasan Asia bergerak mendatar.

Mengutip CNBC, Selasa (15/5/2018), Indeks Nikkei 225 Jepang naik tipis 0,04 persen dan indeks Topix menguat 0,17 persen. Saham-saham di sektor keuangan terutama perusahaan asuransi dan perbankan mampu berada di zona hijau.

Sedangkan di Seoul, indeks acuan Kospi turun 0,03 persen. Saham-saham perusahaan elektronik bergerak mendatar. Samsung Electronics tak banyak bergerak dan saham pembuat chip SK Hynix naik tipis 0,12 persen.

Di Sydney Australia, Indeks S&P/ASX 200 juga melayang lebih rendah sebesar 0,07 persen. Pelemahan dibukukan oleh saham-saham sektor keuangan.

Pasar Asia terlihat kurang keyakinan untuk bergerak menguat meskipun Wall Street mampu ditutup di zona positif pada perdagangan Senin.

Pelaku pasar di Asia lebih memilih untuk menunggu hasil pertemuan putaran kedua antara AS dengan China yang akan membahas mengenai perang dagang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerak Wall Street

Wall Street mampu parkir di zona positif pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta), setelah melalui perjalanan yang berombak sepanjang hari. Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai langkah penyelamatan perusahaan asal China ZTE Corporation mampu menenangkan pelaku pasar saham.

Mengutip Reuters, Selasa (15/5/2018), Dow Jones Industrial Average naik 68,24 poin atau 0,27 persen menjadi 24.899,41. Untuk S&P 500 naik 2,41 poin atau 0,09 persen menjadi 2.730,13. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 8,43 poin atau 0,11 persen menjadi 7.411,32.

Pada hari minggu kemarin, Trump bersumpah akan membantu perusahaan komunikasi yang berbasis di China yaitu ZTE Corporation untuk kembali ke bisnisnya setelah adanya pelarangan dari Departemen Perdagangan AS.

Untuk diketahui, ZTE menghentikan operasi utamanya setelah Departemen Perdagangan AS melarang perusahaan Amerika menjual ke perusahaan itu selama tujuh tahun sebagai hukuman karena ZTE melanggar kesepakatan yang dicapai setelah ditangkap melakukan pengiriman secara ilegal barang AS ke Iran.

Sebelumnya pelaku pasar sedikit pesimistis dengan langkah yang dilakukan oleh Presiden Trump ini. Alasannya, hubungan Trump dengan China terus mengalami naik-turun karena adanya perang dagang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.