Sukses

Saham IBM Bebani Wall Street

Saham IBM menekan wall street, namun sektor saham energi dan transportasi menahan tekanan.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi seiring perdagagan saham bergejolak. Sektor saham konsumsi dan keuangan melemah dapat diimbangi dengan penguatan sektor saham energi dan industri.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 38,56 poin atau 0,16 persen ke posisi 24.748,07. Indeks saham S&P 500 naik tipis 2,25 poin atau 0,08 persen ke posisi 2.708,64 dan indeks saham Nasdaq bertambah 14,14 poin atau 0,19 persen ke posisi 7.295,24.

Harga minyak menguat mendorong kenaikan saham energi. Sementara itu, kenaikan saham transpotrasi CSX Corp membantu penguatan sektor saham industri. Namun, saham IBM turun 7,5 persen menjadi beban buat pergerakan indeks saham S&P 500. Saham IBM tertekan usai margin laba kuartalan IBM meleset dari harapan pelaku pasar.

"Ada banyak berita utama yang menarik pasar ke berbagai arah. Paling penting harga energi mendorong kenaikan sektor energi lebih tinggi,” ujar David Joy, Kepala Riset Ameriprise, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (19/4/2018).

Joy menambahkan, sektor saham keuangan tertekan juga dipengaruhi imbal hasil surat berharga AS. "Laporan kinerja perusahaan dan kurva imbal hasil merupakan pengaruh besar. Sedangkan saham transportasi yang menguat merupakan tanda baik untuk ekonomi,” ujar dia.

Saham operator jalur kereta AS CSX melonjak 7,8 persen usai kinerja perseroan melampui perkiraan. Kenaikan saham CSX membantu indeks Dow Jones Transport naik 1,7 persen. Selain itu, saham United Continental juga naik 4,8 persen dan mengangkat saham maskapai lain usai melaporkan laba kuartalan lebih baik.

Indeks saham acuan di wall street cenderung bergejolak. Indeks saham Dow Jones cenderung bervariasi. Sementara itu, indeks saham S&P 500 mulai tertekan jelang penutupan perdagangan saham.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Indeks saham S&P 500 sempat melemah usai laporan bank sentral AS atau the Federal Reserve mengatakan kalau pertumbuhan kredit terutama buat bisnis menguat, belanja konsumen meningkat, dan pasar tenaga kerja yang ketat mengindikasikan ekonomi AS berada di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan.

Satu-satunya risiko yaitu perang dagang.Namun, Kepala Investasi Penn Mutual Asset Management Mark Heppenstall mengatakan, investor berharap untuk hasil positif dengan China.

"Ketegangan perdagangan China tampaknya mereda. Kini fokus pada laporan kinerja keuangan perusahaan," ujar dia.

Wall street mengharapkan pendapatan kuartal I perusahaan masuk indeks S&P 500 naik 19,4 persen. Harga minyak naik 2,9 persen didorong penurunan persediaan minyak AS.

Selain itu, eksportir Arab Saudi ingin melihat harga minyak dekati USD 100 per barel. Sektor saham energi pun naik 1,6 persen.Indeks volatilitas CBOE yang ukur kecemasan investor naik 0,35 poin ke posisi 15,60. Volume perdagangan saham Wall Street mencapai 6,46 miliar saham. Angka ini di bawah rata-rata perdagangan saham hampir 7 miliar saham dalam 20 hari terakhir.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.