Sukses

Kementan Targetkan Ekspor Beras 100 Ribu Ton di 2017

Ekspor beras tidak akan mengganggu kebutuhan beras di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan bisa melakukan ekspor beras 100 ribu ton pada tahun ini. Ekspor tersebut menjadi bukti stok beras yang dimiliki Indonesia ‎telah mencukupi untuk kebutuhan di dalam negeri, bahkan suplus.

Staf Ahli Menteri‎ Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Mat Syukur‎ mengatakan, target ekspor beras tersebut sesuai dengan arahan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Pada awal 2017, stok beras di dalam negeri mencapai 1,7 juta ton.

"Tahun ini minimal Insya Allah 100 ribu ton, sesuai dengan keinginan Pak Menteri. Belum bisa diprediksi negara mana untuk pasar ekspor.‎ Tapi dulu kita kan kita tidak pernah terpikir untuk kirim (ekspor) beras medium,"‎ ujar dia di Kantor Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Syukur menyatakan, ekspor beras ini tidak akan mengganggu kebutuhan beras di dalam negeri. Pada tahun ini, Kementerian Pertanian menargetkan produksi gabah mencapai 78 juta ton atau setara dengan 40 juta ton beras. Sedangkan rata-rata konsumsi beras di dalam negeri‎ sebesar 33 juta ton per tahun.

"Ini tidak ganggu dalam negeri, ini bagian program kita‎ mencapai program lumbung pangan dunia," kata dia.

Syukur m‎enyatakan selama ini masih banyak negara yang menawarkan beras kepada Indonesia. Namun tawaran tersebut ditolak karena Indonesia kini telah mampu mencukupi kebutuhannya dari dalam negeri, bahkan ditargetkan untuk bisa melakukan ekspor beras.

"Sekarang banyak negara yang menawarkan berasnya ke Indonesia. Tapi kita sudah tidak perlu lagi karena sudah mampu penuhi di dalam negeri," tandas dia. 

Sebelumnya pada Senin 13 Februari 2017, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman bersama Gubernur Papua, Lukas Enembe, dan Bupati Merauke, Fredikus Gebze melepas ekspor perdana beras ke Papua Nugini di Merauke. Beras yang diekspor merupakan beras premium sebanyak 1 truk dan ditargetkan 10 ribu ton hasil panen musim hujan 2017.

Amran Sulaiman mengatakan setelah 72 tahun melakukan impor beras, kini di 2017 Indonesia mampu ekspor beras dari Merauke ke negara tetangga yaitu Papua Nugini. Harga beras yang diekspor Rp 10 ribu per kg. Harga tersebut separuh harga beras impor dari Filipina, Thailand dan Vietnam.

"Mimpi kita dulu sudah jadi kenyataan yaitu ekspor beras ke negara tetangga, Papua Nugini. Kemudian luas lahan sawah kita tambah terus. Yang terpenting kita sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri selebihnya diekspor," ujar dia di Jakarta.

Amran menjelaskan ekspor beras ini merupakan upaya dalam rangka mensejahterakan para petani. Menurut dia, dulu beras untuk kebutuhan di Papua diambil dari provinsi lain sehingga biaya beras mahal karena biaya angkutan ditanggung masyarakat. Dampaknya terjadi inflasi dan kemiskinan meningkat. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.