Harga Emas Stabil Sambut Akhir Pekan

Liputan6.com, Jakarta - Menyambut akhir pekan ini, harga emas masih berada di level terendah mingguan. Harga ini emas berada di posisi kurang baik dalam dua bulan. Hal itu dipicu dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Di pasar spot, harga emas stabil di level US$ 1.146,46 per ounce pada pukul 10.30 WIB. Angka itu tidak jauh dari level terendah di sesi sebelumnya di US$ 1.144,20.

Sepanjang pekan ini, harga emas sudah turun 1,5 persen. Penurunan ini paling tajam sejak 28 Agustus.

"Secara teknikal, harga emas telah berada di level support US$ 1.120-US$ 1.122. Angka ini merupakan tren menguat jangka menengah pada pertengahan Juli," ujar pelaku pasar dari grup MKS, James Gardiner yang dilansir dari laman Reuters, Jumat (30/10/2015).

Harga emas telah berada di bawah tekanan sejak the Fed memutuskan memberikan sinyal menaikkan suku bunga dapat dilakukan tahun ini. Akan tetapi, memang kondisi kenaikan suku bunga itu melihat data tenaga kerja dan inflasi.

Mengutip riset www.fortisasiafutures.com, di sesi Asia, harga emas terlihat bergerak datar dan mulai bergulir di antara rata-rata pergerakan 20 dan 50 harian. "Harga logam berpotensi turun. Stockhastic masih berada di area beli. Resistance dan support berada di harga US$ 1.160,90-US$ 1.140,90," tulis riset itu.

Harga emas sempat anjlok setelah pelaku pasar masih fokus pada kenaikan suku bunga the Fed yang akan dilakukan pada Desember nanti. Secara terpisah, Departemen Perdagangan AS mengatakan kalau produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal III 1,5 persen masih cukup lemah dari kuartal sebelumnya di 3,9 persen.

Sejumlah analis menilai, sentimen itu akan mendorong harga emas makin tertekan. (Ahm/Ndw)