Sukses

7 Tipe Bos yang Buruk dan Cara Mengatasinya

Bos yang buruk ibarat polusi di tempat kerja.

Liputan6.com, New York - Bos yang buruk ibarat polusi di tempat kerja. Beberapa berperilaku dengan sangat jelas, ada juga yang puas memanipulasi karyawan supaya bisa mendapat kesuksesan untuk diri sendiri.

Terlepas dari cara apapun, bos yang buruk menyebabkan kerusakan fatal untuk perusahaan dan karyawan. Mereka hanya menghalangi kinerja orang lain dan menciptakan stres yang tidak perlu.

Stres seperti ini tidak baik untuk kesehatan Anda. Beberapa studi menemukan bekerja dengan bos yang buruk meningkatkan serangan jantung bagi karyawannya sebanyak 50 persen.

Bahkan, yang lebih mengganggu lagi adalah jumlah bos buruk ternyata sangat banyak. Penelitian dari Gallup menemukan bahwa 60 persen pekerja pemerintah di Amerika Serikat merasa sengsara karena bos mereka. Dalam studi lain, 69 persen pekerja di AS membandingkan bosnya ibarat seseorang balita yang punya kekuasaan terlalu besar.

Dikutip dari Forbes.com, Senin (22/6/2015), para karyawan tersebut mendeskripsikan bosnya terlalu berorientasi pada diri sendiri (60 persen), keras kepala (49 persen), terlalu menuntut (43 persen), impulsif (41 persen), dan pengganggu (30 persen).

Tapi, menurut penelitian TalentSmart, para karyawan yang berhasil justru memiliki ketrampilan mengelola emosi mereka pada saat stres. Salah satu kemampuan terbesar mereka adalah kemampuan menetralisir orang-orang beracun, seperti bos yang buruk. Hal ini bukan perkara mudah karena butuh kecerdasan emosi.

Orang-orang sukses tahu bagaimana membuat situasi buruk menjadi celah untuk sukses. Seorang bos buruk tidak menghalangi mereka memahami keberhasilan dan seberapa baik menanganinya. Berikut 7 tips mengatasi bos buruk:

1. Si Sok Kenal, Sok Deket

Berteman dengan tipe bos seperti tidak menyenangkan. Ia cenderung mengajak karyawan untuk nongkrong sambil bergosip soal kantor yang tidak perlu. Buatlah jarak. Jangan sampai posisinya mengintimidasi Anda. Dengan berjarak Anda bisa mengontrol situasi.

2 dari 3 halaman

Selanjutnya


2. Si Detail

Ia akan membuat karyawan selalu berada dalam pengawasannya. Ia bahkan baru pulang, sampai karyawan sudah melakukannya. Tidak heran kalau Anda menyerahkan laporan dengan staples, bukan paper clip bisa menjadi masalah.

Jangan terpengaruh dengan sikap kaku bos ini. Aada harus lebih fleksibel tapi tetap displin dalam berkomunikasi. Ia akan sangat senang jika mendapatkan hasil kerja sesuai bayangannya.

3. Si Tirani

Bos tipe seperti ini bakal terus-menerus membuat keputusan berdasarkan egonya. Dia akan memaksa dan mengintimidasi orang lain untuk melakukannya. Strategi untuk menghadapi bos seperti ini hanya dengan cara menampilkan ide Anda dengan tepat sehingga ia pun merasa bakal mendapatkan kesuksesan juga.

Selalu cepat memberikannya keuntungan walaupun kecil, sehigga ia tidak akan membalas atau memarahi Anda. Selain itu, untuk dapat bertahan, Anda harus memilih pertempuran dengan bijaksana. Anda harus bijaksana memilih mana yang layak diperjuangkan dan mana yang tidak.

4. Si Tidak Kompeten

Bos ini cenderung mendapat promosi dengan tergesa-gesa, dipekerjakan secara sembarangan, dan memegang posisi di luar kemampuannya. Jika Anda frustasi dengannya, telanlah harga diri Anda.

Bagilah pengalaman dan pengetahuan dengan bos Anda, tanpa harus menjadi penjilat. Anda bisa menjadi sekutu dan kepercayaan dia.

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

5. Si Robot

Dalam pikiran "robot" ini Anda hanya karyawan nomor sekian dengan hasil produksi tidak lebih dari seratus persen. Apa yang ada di kepala bos seperti ini hanya angka. Keputusannya pun berdasarkan jumlah nominal.

Untuk sukses dengan bos "robot", Anda perlu berbicara dengan bahasanya. Ketika memiliki ide, pastikan Anda memiliki data dan angka yang tepat.

Terkadang Anda juga perlu bertatap muka dengannya, memaksa bos untuk berhubungan dengan Anda secara pribadi. Cara ini supaya dia tidak melihat Anda hanya sekedar angka.

6. Si Visioner

Kekuatan bos ini terletak pada ide dan inovasi. Namun, dalam pelaksanaannya dia tidak fokus dan cenderung berpindah ke ide berikutnya. Anda perlu mengajukan pertanyaan spesifik ke bos supaya ia bisa berpikir rasional dalam melihat masalah. Jangan membantah idenya secara lansung karena dia akan merasa dikritik. Sebaliknya, fokus untuk membuat idenya menjadi realistis.

7. Si Burung Camar

Bos seperti ini cenderung membuat bayangan ke karyawannya. Ibarat camar, mereka bisa mendadak menukik dan mengomeli karyawan. Alih-alih mendapatkan fakta yang benar dan menemukan solusi yang layak, ia bisa saja tiba-tiba lepas landas dan membiarkan orang lain membereskan kekacauan yang ia buat.

Pendekatan terbaik untuk "si burung camar" adalah mendapatkan seluruh tim duduk dengan dia dan mencara solusi untuk sebuah masalah. Dengan memiliki tim yang kompak, bos akan menyadari dampak negatif dari perilakunya.

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Ndw)