56% Pengadaan Barang Hulu Migas Pakai Produk Made in RI

Nilai pengadaan barang dan jasa di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) periode Januari - November 2013 sebesar US$ 11,78 miliar.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 31 Des 2013, 18:35 WIB
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan nilai pengadaan barang dan jasa di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) periode Januari - November 2013 sebesar US$ 11,78 miliar.

Kepala Bagian Humas, SKK Migas, Elan Biantoro menyebutkan, dari jumlah tersebut nilai tingkat kandungan dalam negeri (TDKN) mencapai 56,42%.

Dengan rincian sekitar US$ 5,312 miliar berdasarkan basis biaya (cost basis). Penggunaan komponen dalam negeri untuk pengadaan jasa mencapai US$ 4,326 miliar, sedangkan untuk pengadaan barang sebesar US$  986 juta.
 
“Kami berkomitmen meningkatkan dampak pengganda (multiplier effect) bagi sektor perekonomian lainnya,” kata Elan, di Jakarta, Selasa (31/12/2013).
 
Menurutnya, SKK Migas terus mendorong keterlibatan badan usaha milik Negara (BUMN). Sejak 2010 hingga November 2013, tercatat US$ 3,18 Miliar kontrak pengadaan dikerjakan BUMN non perbankan.

"Tahun ini sekitar US$ 662 juta kontrak pengadaan didapat oleh 15 BUMN seperti PT Pertamina (Persero), Rekayasa Industri, PT PAL, Asuransi Jasa Indonesia, dan lainnya," tutur Elan.
 
Selain komponen lokal, pada akhir 2008, industri hulu migas mewajibkan penggunaan jasa perbankan nasional dalam transaksi pengadaan barang dan jasa.

Sejak kebijakan tersebut berlaku, nilai transaksi pembayaran pengadaan melalui perbankan nasional terus meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2009, tercatat transaksi sebesar US$ 3,97 miliar. Tahun 2011 meningkat menjadi US$ 6,348 miliar. Tahun ini, hingga 30 November 2013, tercatat transaksi sebeser US$ 7,66 miliar.

"Secara akumulasi, mulai 2009 hingga November 2013, perbankan nasional sudah menangani transaksi pengadaan hulu migas sebesar US$ 31,94 miliar yang tersebar di bank BUMN dan BUMD," ungkap Elan.
 
Pemanfaatan perbankan nasional juga dilakukan melalui kewajiban kontraktor menyimpan dana cadangan untuk pemulihan kondisi lapangan setelah operasi (Abandonment and Site Restoration/ASR).

Penambahan dana ASR yang disimpan di Bank BUMN tahun 2013 mencapai US$ 134 juta, meningkat dibanding tahun 2012 yang sebesar US$ 112 juta. Secara total, dana yang disimpan di perbankan nasional per 30 November 2013 mencapai US$ 478 juta.
 
Elan menambahkan, SKK Migas bersama kontraktor kontrak kerja sama melakukan penghematan melalui pengadaan bersama dan optimalisasi pemanfaatan aset. Per November 2013, penghematan pengadaan bersama mencapai US$ 109,7 juta. “Sedangkan optimalisasi pemanfaatan aset sebanyak US$ 40 juta,” pungkasnya.
 
Pengadaan bersama adalah pengadaan kolektif yang dilakukan kontraktor KKS yang beroperasi di wilayah berdekatan.(Pew/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya