Mulyana di Mata Pejabat KPU

"Beliau merupakan senior kami. Beliau enak diajak berdiskusi," ujar Ketua KPU Husni Kamil Manik.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 02 Des 2013, 12:45 WIB
Kepergian mantan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2004 Mulyana Wira Kusumah pada Minggu 1 Desember malam, membuat beberapa kerabat dan teman dekatnya merasa kehilangan. Kehilangan juga dirasakan sejumlah pejabat KPU yang saat ini tengah menjabat sebagai komisioner.

"Komunikasi kami dengan almarhum sangat baik. Beliau merupakan senior kami. Beliau enak diajak berdiskusi," kata Ketua KPU Husni Kamil Manik di komplek kediaman keluarga Mulyana, Jalan H Latief Nomor 6 RT 03 RW 03, Condet, Jakarta Timur, Senin (2/12/2013).

Husni menuturkan, Mulyana semasa hidupnya sangat menghargai pendapat orang lain. Meskipun senior, Mulyana tak pernah memaksakan pendapatnya saat berdiskusi. "Konsentrasi almarhum agar proses penyelenggaraan pemilu berjalan dengan baik agar mencapai tegaknya demokrasi," pungkas Husni.

Menurut Husni, pesan terkakhir Mulyana kepada lembaga yang dipimpinnya adalah berharap, KPU tetap kuat menghadapi berbagai dinamika politik yang terjadi. "Beliau sangat konsen kepada KPU agar KPU mandiri dan independen, persoalan pemilu juga sering kami diskusikan. Beliau ikut mewarnai diskusi proses pemilu," ujar Husni.

Hal senada juga diungkapkan Komisioner KPU Juri Ardiyantoro. Juri menganggap Mulyana sebagai seorang guru. "Dia tidak pernah berhenti bekerja menjadikan demokrasi yang jurdil (jujur adil), penghormatan atas HAM. Almarhum bagi saya seorang guru," ucap Juri.

Juri yang pernah dibimbing langsung Mulyana di organisasi sipil pemantau pemilu pertama di Indonesia bernama Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) menuturkan, sejak mengenal sampai Mulyana menghembuskan nafas terkakhirnya tak ada yang berubah dalam kesederhanaannya.

"Saya kenal pertama awal tahu 90-an di KIPP, almarhum pendiri dan sekjen pertama KIPP. Di KIPP dia menjadi panutan menjadi pionir (perintis), dia adalah tokoh yang mampu menghimpun gerakan sosial dari berbagai macam kelompok," tandas Juri.

Mulyana meniggal 1 Desember 2013 di rumahnya, kompleks Taman Meruya Ilir, Jakarta Barat sekitar pukul 21.30 WIB. Mulyana sempat dirawat di RS Siloam Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Dia sempat pulang ke rumahnya selama 3 hari dan kembali dirawat di RS Dharmais. Ia kemudian pulang kembali ke rumahnya pada Jumat 29 November lalu.

Saat ini jenazah bernama lengkap Mulyana Wira Kusumah itu dibawa ke daerah Ciomas, Bogor, Jawa Barat. Rencananya jenazah akan dimakamkan di TPU Ciomas.

Mulyana lahir di Bogor, Jawa Barat, 23 November 1948. Sebelum menjadi komisioner KPU, dia merupakan pengamat politik dan kriminologi Universitas Indonesia. Mulyana juga pernah membentuk LSM bernama KIPP (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. (Rmn/Ism)


[Baca juga: Adnan Buyung: Mulyana Sosok Pejuang Sejati]

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya