19 Warga China Tewas Tersengat Lebah `Pembunuh` Vespa mandarinia

Racun bisa lebah merusak ginjal salah satu korban. Warna urine-nya segelap dan sepekat kecap.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 27 Sep 2013, 19:38 WIB
Hanya dalam kurun waktu 3 bulan, 19 orang tewas tersengat lebah di Ankang, pusat Provinsi Shaanxi, China --yang salah satunya 'pelakunya' diduga adalah spesies Vespa mandarinia.

Total sebanyak 583 orang tewas disengat lebah sejak 1 Juli 2013. Demikian menurut pegawai kota Angkang. Sebanyak 70 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Salah satu korban adalah Chen Changlin, ia menjalani perawatan rumah sakit setelah diserang lebah, saat memanen padi pekan lalu.

"Aku berlari dan berteriak minta tolong. Namun, lebah itu terus mengejarku sejauh 200 meter dan menyengatku lebih dari 3 menit," kata dia kepada China Youth Daily, seperti dimuat CNN, Jumat (27/9/2013).

Chen mengatakan, lebah-lebah itu awalnya menyerbu seorang wanita dan anaknya yang bekerja di dekatnya, keduanya lalu berlari ke arahnya. Namun, nasib Chen beruntung, sebab pasangan ibu-anak itu lalu tewas karena bisa lebah.

"Makin kau lari, makin bernafsu mereka menangkapmu," kata korban lain, yang ginjalnya rusak gara-gara racun sengatan lebah. Menurut laporan, saat keluar RS, urine pasien yang tak disebut namanya itu berwarna coklat, sepekat kecap kedelai.

Awal  bulan ini, sebanyak 30 orang --termasuk 23 murid SD yang berusia 6-8 tahun cedera akibat serangan lebah di Provinsi Guangxi, selatan Shaanxi. Guru mereka, Li Zhiqiang, yang meminta para murid sembunyi menghindari sengatan lebah justru pingsan. Kepala sekolah menyebut, sebagian besar murid cedera akibat sengatan di kepala, leher, tangan, dan kaki.

Hampir 60 murid dan guru juga cedera dalam insiden terpisah di provinsi tersebut awal bulan. Menyusul sejumlah insiden, pemerintah Ankang membentuk tim tanggap darurat lebah 24 jam.

Para ahli membeberkan sejumlah alasan yang memberi kontribusi peningkatan aktivitas lebah --termasuk cuaca panas, kekeringan, pengembangan lahan, dan bertambahnya kepekaan lebah mencium bau manusia.

Lebah pembunuh Asia, Vespa mandarinia, yang diduga terlibat dalam insiden tesebut adalah karnivora pembunuh yang tangguh. Demikian diungkap Honeybee Conservancy. Spesies ini memberi anak mereka dengan larva serangga lain, serta menggunakan cakar dan rahang mereka untuk memutuskan anggota badan dan kepala mangsanya .

Bisa lebah itu sangat beracun hingga bisa melarutkan jaringan manusia, demikian menurut Book of World Records. (Ein/Mut)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya