Emas Tetap Tidak Aman di Level Harga Berapa pun

Tak ada satu alasan pun untuk memiliki emas saat harganya terus anjlok. Yang tertinggal hanyalah harapan dan rasa panik.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 28 Jun 2013, 07:03 WIB
Emas terus menghadapi hantaman dan membuat harganya terus turun. Logam mulia ini sempat jatuh 3,5% ke harga terendah selama hampir tiga tahun terakhir. SPDR Gold Trust ETF (GLD) hingga saat ini telah merosot lebih dari 25% karena para investor berada di posisi yang salah dalam kondisi terpuruknya emas.

Seperti dilansir dari Market Watch, Jumat (28/6/2013), mengingat penyebab kemerosotan harga emas tersebut, Presiden MercBloc, Dan Dicker mengatakan kondisi tersebut membuktikan emas bukan investasi yang aman.

"Saat konsumer ritel ketakutan, mereka mengalaminya dengan cepat dan ketakutannya sangat besar," ujar Dicker dalam tulisannya.

Para investor ritel memang pantas untuk takut. Emas merupakan investasi yang seharusnya menguntungkan saat inflasi yang merajalela karena devaluasi mata uang yang terus merosot. Seiring dengan menurunnya inflasi, emas justru semakin tertekan. Tak ada satu alasan pun untuk memiliki emas saat grafiknya terus anjlok. Yang tertinggal hanyalah harapan dan rasa panik.

Dicker menyebutkan intinya bahwa GLD, sebagai investasi besar ETF, didorong untuk membeli dan menjual kepemilikan emas seiring dengan fluktuasi besaran dananya. Saat penjual mulai mengabaikan GLD, hal ini mendorong bank-bank untuk masuk ke pasar dan menjual emas ke pasar yang lesu. Hasilnya disebut Dicker sebagai cyclical death spiral.

Para investor yang hendak memborong emas sedang menantang tren. Pasang surut harga emas para penjual `weak hand` dan hancurnya laporan investasi dasar. Pasar tak memberikan lencana untuk keberanian Anda, tapi ratusan tahun sejarah perdagangan emas sudah cukup menunjukkan masih banyak aset lain untuk berinvestasi. (Ndw)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya