Cuaca Hari Ini Selasa 7 Mei 2024: Langit Pagi Jabodetabek Cerah Berawan

Pagi hari di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (7/5/2024) keseluruhan langitnya diprediksi cerah berawan tanpa terkecuali. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 07 Mei 2024, 18:21 WIB
Pagi hari di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (7/5/2024) keseluruhan langitnya diprediksi cerah berawan tanpa terkecuali. Begitulah prakiraan cuaca hari ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (7/5/2024), keseluruhan langitnya diprediksi cerah berawan tanpa terkecuali. Begitulah prakiraan cuaca hari ini.

Berdasarkan laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), siang nanti hujan berintensitas ringan diprediksi guyur Jakarta Barat dan Jakarta Utara, sisanya berawan, kecuali Jakarta Pusat berawan tebal.

Malam nanti diprakirakan hujan ringan mengguyur Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, waspada hujan petir di Jakarta Barat, berawan tebal di Kepulauan Seribu, sisanya cerah berawan.

Berbeda di wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat, diprediksi bakal tetap cerah berawan dari siang hingga malam hari nanti.

Sedangkan di Kota Bogor, Jawa Barat pada siang hingga malam nanti diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal antara siang hingga menjelang malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bogor," papar BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

Lalu, di Kota Tangerang, Banten, diprediksi cerah berawan di siang hari dan malam nanti berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Petir
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Berawan  Berawan Tebal
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
2 dari 4 halaman

BMKG Jelaskan Penyebab Cuaca Panas di Sebagian Wilayah Indonesia

Warga menggunakan payung untuk menghidari paparan sinar matahari saat jalan di kawasan Bundara Hi, Jakarta, Jumat (14/4/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu sebanyak 63,66 persen zona musim akan memasuki periode kemarau pada Mei hingga Agustus 2024.

"Memasuki periode Mei, sebagian wilayah Indonesia mulai mengalami awal kemarau dan sebagian wilayah lainnya masih mengalami periode peralihan musim atau pancaroba, sehingga potensi fenomena suhu panas dan kondisi cerah di siang hari masih mendominasi cuaca secara umum di awal Mei 2024," tutur Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto dalam keterangannya, Sabtu, 4 Mei 2024.

Guswanto menyebut, pihaknya mencermati kejadian fenomena gelombang panas yang terjadi di sebagian wilayah Asia dalam sepekan terakhir, bahwa hal itu tidak terkait dengan kondisi suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia.

Sebab, kata dia, udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena siklus tahunan, sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari.

Lebih lanjut, istilah gelombang panas menurut World Meteorological Organization (WMO) merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.

3 dari 4 halaman

Kondisi Suhu Panas di Indonesia

Ilustrasi Lipsus Cuaca Panas. (Ist)

Guswanto mengatakan, fenomena tersebut umumnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa, Amerika, dan sebagian wilayah Asia.

"Secara meteorologis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer, sehingga aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, misalnya pada sistem tekanan tinggi skala luas dalam periode cukup lama. Kondisi atmosfer tersebut sulit terjadi di wilayah Indonesia yang berada di wilayah ekuator," ucap dia.

Berdasarkan data BMKG, kondisi suhu panas di wilayah Indonesia dengan nilai di atas 36 derajat C celsius tercatat pada beberapa wilayah, seperti di Deli Serdang 37,1 derajat celsius; Medan 36,6 derajat celsius; Kapuas Hulu 36,6 derajat celsius; Sidoarjo 36,6 derajat celsius; dan Bengkulu sebesar 36,6 derajat celsius.

Meskipun beberapa wilayah mengalami cuaca yang panas, potensi hujan sedang-lebat di sebagian wilayah Indonesia tetap masih ada.

"Dalam sepekan terakhir bulan April 2024, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih terjadi di beberapa wilayah, seperti di Kerinci Jambi 83,8 mm per hari, Manado Sulawesi Utara 80 mm per hari, Aceh Besar 130 mm per hari, Sorong Papua Barat 91,0 mm per hari, Minangkabau Sumatera Barat 84 mm per hari, Kufar Maluku 83 mm per hari, dan Indragiri Riau sebesar 92 mm per hari," kata Guswanto.

4 dari 4 halaman

Potensi Hujan Lebat Masih Terjadi

Aktivitas warga saat hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan, memasuki awal Mei 2024 ini, potensi hujan dengan intensitas lebat masih dapat terjadi dalam sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

Seperti di sebagian Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Kondisi itu dipicu oleh aktivitas gelombang atmosfer, yaitu gelombang ekuatorial Rossby dan gelombang Kelvin, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan sirkulasi siklonik yang membentuk daerah perlambatan dan pertemuan angin, khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

"Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih dapat terjadi di Indonesia, sedangkan sebagian wilayah lain masih berpotensi mengalami fenomena suhu panas, maka masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun selalu waspada terhadap potensi bencana, serta terus memantau informasi peringatan dini cuaca melalui aplikasi info BMKG untuk mendapatkan informasi yang lebih detail," ujar Andri.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya