Jaga Kerukunan dan Kesejukan Demokrasi, Langkah Prabowo Larang Pendukung Demo di MK Sudah Tepat

Surokim menyampaikan langkah Prabowo itu perlu juga dicontoh oleh calon presiden (capres) atau elite partai lainnya.

oleh Tim News diperbarui 19 Apr 2024, 23:15 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menghadiri open house Idul Fitri 1445 Hijriah di kediaman Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis (11/4/2024). (Merdeka.com/Alma Fikhasari)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengapresiasi sikap presiden terpilih Prabowo Subianto yang menghimbau para pendukung atau simpatisannya untuk mengurungkan aksi di Mahkamah Konstitusi (MK) atau tempat-tempat lainnya.

Menurutnya, langkah Prabowo itu sudah tepat dan menunjukkan praktik berpolitik yang dewasa dan bijaksana. Karena lebih mengutamakan kerukunan sehingga memberikan kesejukan di tengah situasi yang kembali memanas menjelang pembacaan putusan MK.

“Saya kira itu tindakan yang arif dan bijaksana dan bagian dari bentuk jiwa kenegarawanan, kita kan hari-hari ini bisa dikatakan defisit jiwa-jiwa kenegarawanan begitu kan,” ujar Surokim, Jumat (19/4/2024).

Surokim menambahkan ketegasan Prabowo untuk meredam gejolak para pendukungnya demi untuk kepentingan yang lebih panjang.

Ia mengatakan Prabowo bisa saja membiarkan masa aksi yang diklaim mencapai 100.000 orang itu menyampaikan aspirasinya di MK, namun hal itu dianggap akan lebih banyak mendatangkan kemudaratan dari pada kemaslahatan

“Gak gampang kemudian orang mau bersifat negarawanan, yang lebih mementingkan kepentingan negara, lebih mementingkan kepentingan masa depan, lebih mementingkan kepentingan-kepentingan futuristik yang lebih besar, kita defisit sekarang. Jadi kalau Pak Prabowo punya sikap yang seperti itu luar biasa, itu harus diapresiasi menurut saya,” ucapnya.

Lanjut Surokim menyampaikan langkah Prabowo itu perlu juga dicontoh oleh calon presiden (capres) atau elite partai lainnya, memberikan edukasi kepada para pendukungnya agar tetap menjaga kerukunan serta tidak memancing kegaduhan.

“Dan semestinya elite dan tokoh-tokoh yang lain melakukan hal yang sama untuk mengedukasi publik untuk memberi tuntunan kepada publik. Jadi kenegarawanan itu kan sekaligus memberikan tuntunan hal yang nyata dipraktikkan oleh beliau,” paparnya.

 

 


Harus Bisa Move On

 

Para capres dan elite lainnya, kata Surokim, perlu mengembangkan sikap kenegarawanan, tidak mementingkan ego atau kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

“Saya kira mereka perlu mengembangkan sikap kenegarawanan itu supaya levelnya menjadi naik, toh sebenarnya kontestasi itu bukan persoalan menang kalah sesungguhnya mereka semua akan menang, maksudnya bisa menang melawan egonya sendiri,” katanya.

“Jadi semestinya semuanya harus bisa move on ke sana dan kalau praktik dan jiwa kenegarawanan itu diterapkan sebenarnya jauh lebih maslahat, jauh lebih bermakna untuk membangun masa depan negara ini, seharusnya mereka semua berada di level itu menurut saya,” tambahnya.

Lebih lanjut Surokim mengatakan Prabowo juga percaya terhadap mekanisme hukum di MK akan memberikan keadilan sehingga tidak perlu untuk melakukan aksi-aksi di luar jalur hukum.

“Itu salah satu praktik kenegarawanan yang dimiliki Prabowo artinya bahwa beliau sadar betul masih percaya dengan mekanisme hukum dan tidak perlu harus menempuh jalur turun ke jalan atau bahkan kekerasan,” bebernya.

 


Terima Putusan MK

Lebih lanjut Surokim mengatakan meski keputusan MK tidak dapat menyenangkan semua pihak, tetapi ia mengimbau agar para capres, elite parpol maupun masyarakat menerima dengan lapang dada apapun keputusan yang disampaikan oleh MK nantinya.

“Saya kira kita semua harus percaya bahwa MK berintegritas , untuk itu tidak harus dengan melakukan tekanan-tekanan yang sifatnya physical, harus menghindari hal yang begitu. Jadi pilihlah jalur-jalur yang lebih damai, percaya kepada mekanisme yang sudah ada dan kita harus menyadari memang namanya keputusan akan sulit membahagiakan semua pihak,” urainya.

Dikatakan Surokim jika semua pihak berpikir jauh ke depan, ia meyakini semuanya akan mau menerima putusan karena pada intinya semua demi kemajuan bangsa dan negara dengan cara menjaga persatuan dan kesatuan.

“Tapi kalau perspektifnya diubah untuk kepentingan masa depan untuk kepentingan generasi mendatang untuk membangun kemaslahatan publik, saya kira akan ketemu di sana. Kepentingan-kepentingan itu akan saling menaut di sana, tetapi kalau perspektifnya hanya soal menang kalah, perebutan kekuasaan ya jatuhnya akan begitu akan sulit mengembangkan jiwa kenegarawanan,” ucapnya.

Surokim berharap suasana tetap kondusif dan dingin, ia meminta para capres dan elite untuk mendorong para pendukungnya tidak melakukan aksi yang menimbulkan perpecahan.

“Saya tentu berharap para elite bisa mengembangkan sifat kenegarawanan dan mempercayakan mekanisme hukum itu pada jalur-jalur yang absah, berikan kesempatan kepada MK untuk memutus secara baik-baiknya tanpa harus memberikan penekanan-penekanan,” ungkapnya.

“Kita semua harus bisa menghormati putusan MK yang sudah melalui berbagai tahap, menyelesaikan perkara melalui pengadilan itu kan jalan terhormat, tetapi mempengaruhi proses-proses pengambilan keputusan mungkin akan membuat situasi menjadi tidak kondusif,” tukasnya.

Infografis Ragam Tanggapan PPP Buka Peluang Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya